Hama Tikus di Tapsel Masih Berlanjut, Kepala Desa Gelar Sayembara Ini
Merdeka.com - Serangan hama tikus yang melanda lahan para petani di Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara (Sumut), hingga kini masih berlanjut.
Sejumlah desa di Tapsel ini sudah beberapa pekan terakhir terserang hama tikus yang merusak tanaman padi para petani. Akibatnya, puluhan hektare sawah terancam gagal panen.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh instansi terkait untuk membasmi tikus-tikus tersebut. Terbaru, masyarakat di Kecamatan Batang Angkola, khususnya Desa Sibulele Muara dan Bargot Topong melakukan perburuan hama tikus secara massal.
-
Bagaimana cara Pemkab Purwakarta mengatasi hama tikus? Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, punya cara tak biasa untuk menghentikan hama tikus yang merugikan petani.Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Purwakarta untuk mengatasi hama tikus? Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Kenapa orang Gegesik melakukan tradisi berburu tikus? Hewan pengerat memang dianggap hama di sana, lantaran seringkali merusak pertanian sawah hingga palawija.
-
Di mana tikus ditemukan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
"Dari perburuan massal hama tikus (geropyokan) ada ratusan ekor tikus berhasil kami basmi," kata Petugas POPT-PHP Batang Angkola-Muaratais, Ali Husni pada Minggu (5/9).
Diketahui, saat ini ada lebih dari 40 hektare dari 2.689 Ha luas sawah di Kecamatan Angkola Muaratais (34,5 Ha) dan Batang Angkola (8,5 Ha) kondisinya rusak berat akibat serangan hama tikus tersebut.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Kepala Desa Adakan Sayembara
Lantaran hama tikus yang kunjung hilang tersebut, Kepala Desa di beberapa desa sampai mengadakan sayembara bagi warga yang berhasil memburu tikus-tikus tersebut.
Seperti Kepala Desa Bargot Topong Fendi Siregar bersama kelompok tani desanya yang menghadiahi warga sebesar Rp2.500 untuk setiap tikus yang berhasil diburu. Sedangkan Kepala Desa Sibulele menghadiahi warganya sebesar Rp500 per ekor tikus.
Sementara Kepala Desa Pangaribuan Muhammad Rizal Pohan menghadiahi warga sebesar Rp1.000 untuk setiap ekor tikus yang berhasil ditangkap.
"Turut terlibat bersama lebih 200 warga dalam perburuan massal hama tikus ini BPP Batang Angkola dan Angkola Muaratais, PPL, KTNA dan kelompok tani setempat," jelas Ali.
Ratusan Ekor Berhasil Diburu
Masyarakat di sejumlah desa tersebut melakukan perburuan massal demi memberantas tikus-tikus yang merusak sawah mereka. Di Desa Batang Angkola, warga berhasil membasmi sebanyak 127 ekor hama tikus dan di Desa Bargot Topong berhasil membasmi 232 ekor. Ratusan warga tersebut melakukan perburuan hama tikus dengan berbagai alat (gropyokan).Sementara di Desa Muaratais I warga berhasil memburu 237 ekor tikus, Desa Pangaribuan sebanyak 355 ekor, dan Desa Sorimanaon sebanyak 150 ekor, sehingga totalnya 742 ekor. "Sedikitnya 742 ekor hama tikus berukuran besar kecil mati terbunuh," ujar Ali.
Lakukan Upaya Pembasmian
Ali menjelaskan, sebelumnya pihaknya bersama BPP dan masyarakat sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya pembasmian hama tikus ini. Namun, serangan tikus belum juga menurun bahkan semakin banyak."Pemakaian tiran, racun tikus dan berburu sudah kita lakukan, hanya saja serangan tikus luar biasa. Kita akan terus bekerja secara optimal. Tikus-tikus itu bermigrasi dari areal sawah yang lebih dulu panen," jelasnya. Saat ini, pihaknya melakukan upaya dengan melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tikus bersama kelompok tani."Adapun upaya yang kita lakukan saat ini dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tikus bersama kelompok tani seperti melakukan pengumpanan menggunakan racun dibantu UPT BPTPH 1 Medan, dan sanitasi," ujarnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaSelain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata Gegesik juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satunya berburu tikus.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaPara petani Rorotan lebih mengutamakan tali dan baju untuk menjaga padi yang akan dipanen agar terhindar dari seragan hama burung pipit.
Baca SelengkapnyaSalah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca Selengkapnya