Jurnalis Medan Demo Buntut Pengusiran Saat Hendak Wawancara Wali Kota, Ini Faktanya
Merdeka.com - Belum lama ini, viral di media sosial video yang memperlihatkan wartawan Kota Medan diduga dihalangi oleh petugas Satpol PP, polisi dan paspampers saat hendak melakukan wawancara dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Buntut dari peristiwa tersebut, puluhan jurnalis dari media televisi, cetak, online, hingga radio yang ada di Kota Medan melakukan unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Medan pada Kamis (15/4).
Aksi ini dilakukan karena tindakan tersebut dinilai sudah menciderai tugas wartawan yang dilindungi oleh undang-undang.
-
Apa yang terjadi di video viral tersebut? Sebuah video viral diunggah oleh akun TikTok @rismasf10 terkait peristiwa di gerbong wanita KRL jurusan Tanah Abang-Rangkas.Dalam video yang beredar, terdengar seorang ibu hamil marah-marah. Rupanya, ia marah karena direkam sembarangan oleh penumpang lain yang juga seorang wanita.'Nggak usah foto-foto saya, hapus! Terus maksudnya apa? Orang hamil diketawain? Gue lagi hamil pengen pakai kaya gini, nggak boleh? Saya udah curiga dari tadi. Etika anda kemana!' ucap ibu hamil tersebut.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Apa yang terjadi pada video viral itu? Sebuah video memperlihatkan seorang penumpang ojol berbadan besar yang kekecilan memakai helm.
-
Siapa yang terlibat dalam video viral? Jadi, di videonya itu ada anak kecil mau belanja, anak-anak mudalah, terus dia bilang, 'Kak, kalau misal belanja di sini, dapat hadiah cium nggak dari Onyo (panggilan Betrand Peto)?',
-
Siapa yang merekam video viral itu? "Saya baru pertama kali mengantar ke sini, dipukul loh kepala saya, salah saya apa coba?" terdengar suara lainnya pada video amatir tersebut diduga kurir.
-
Apa yang terjadi di video tersebut? Dalam video tersebut, pasukan Israel menembak mati empat warga sipil Palestina menggunakan drone. Empat warga sipil dipastikan tidak bersenjata dan ditembak saat sedang berjalan di sebuah tempat.
"Ini sudah sangat kita sayangkan, tugas wartawan dilindungi undang-undang," ucap salah satu koordinator aksi, Liston Damanik.
Melansir dari Liputan6.com, berikut fakta terkait unjuk rasawartawan Kota Medan tersebut.
Aksi Unjuk Rasa
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Dalam melakukan aksi unjuk rasanya, puluhan wartawan ini membawa beberapa poster yang menunjukkan rasa protes terhadap peristiwa penghalangan tersebut.
Poster-poster itu bertuliskan "Wali Kota Medan Jangan Anti Jurnalis", "Panglima Talam Bobby Jangan Halangi Wartawan Kerja. Kerja Kami Diatur Undang-undang Pers".
Ada juga poster yang bertuliskan "Wali Kota Medan Serasa Presiden", dan "Bobby Pahami UU Pers Nomor 40 Tahun 1999".
Namun, aksi unjuk rasa tersebut tidak mendapatkan respon dari Wali Kota Medan. Para wartawan pun kemudian berangsur membubarkan diri.
Kronologi Kejadian
Instagram/@medantau.id ©2021 Merdeka.com
Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 14 April 2021. Saat itu sejumlah wartawan hendak mewawancarai Wali Kota Medan, Bobby Nasution, terkait pegawai tata usaha di salah satu sekolah negeri yang mengaku belum mendapatkan tunjangan penghasilan.Mengetahui Wali Kota sedang berada di kantornya, para wartawan ini pun menunggu di depan pintu masuk Pemkot Medan. Namun kemudian datang sejumlah anggota Satpol PP dan menanyakan keperluan wartawan menunggu Wali Kota.Setelah menyampaikan keperluan untuk wawancara yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, petugas Satpol PP itu pergi. Tak lama setelahnya datang petugas kepolisian yang mengusir wartawan dengan alasan tidak boleh menunggu Wali Kota di depan pintu masuk.Padahal, menunggu dan melakukan wawancara secara door-stop seperti itu sebelumnya sudah biasa dilakukan oleh para wartawan tersebut.
Tanggapan Pemkot Medan
Terkait dengan hal ini, Pemkot Medan menyampaikan, aksi unjuk rasa itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena ini hanya masalah miskomunikasi dan kesalahpahaman saja.“Sebenarnya, permasalahan ini hanya miskomunikasi saja. Kemarin ada dua rekan wartawan yang ingin wawancara langsung dengan Bapak Wali Kota. Seharusnya, mereka bisa koordinasi dengan kita. Apalagi kita saat itu berada di kantor. Kita selama ini selalu terbuka untuk rekan-rekan wartawan,” kata Kabag Humas Setdako Medan Arrahman Pane pada Kamis (15/4).
Tak Pernah Ada Larangan
Arrahman melanjutkan, selama ini Wali Kota tidak pernah melarang para wartawan untuk melakukan wawancara atau peliputan saat berada di lapangan. “Bapak Wali Kota selama ini cukup terbuka dan selalu mendekatkan diri dengan kawan-kawan wartawan. Bahkan, usai kegiatan di lapangan, beliau selalu bertanya apakah ada wartawan yang ingin bertanya,” jelasnya.Terkait masalah pengamanan, Ia juga mengatakan bahwa selama ini petugas Satpol PP, kepolisian serta Paspampres yang berjaga di kantor Wali Kota tidak pernah melarang wartawan untuk melakukan wawancara. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat kejadian itu, kaki dan bahu kiri wartawan tersebut sakit terlebih kakinya pernah cidera dan bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Baca SelengkapnyaDalam diskusi tersebut, Bobby Nasution berharap agar masalah pengupahan bisa adil bagi semua pihak.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaBobby Kampanye Joget ‘Gemoy’ Bareng Anak Jokowi: Saya Bukan ASN, Tahun Ini Pensiun
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, kaki kiri dan bahu kirinya terasa sakit terlebih kakinya pernah cidera bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Baca SelengkapnyaPedagang bernama Amin dipolisikan usai merekam dan mengunggah video petugas Dishub melarang berdagang di atas trotoar lantaran tidak diberi martabak.
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution meninggalkan ruang rapat untuk bertemu Serikat Pekerja Anggota Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPA SPSI).
Baca SelengkapnyaVideo pernyataan sejumlah Kepala Daerah dari PDIP mendukung Ganjar Pranowo ramai beredar di sosial media.
Baca SelengkapnyaDK PWI sudah menerbitkan surat untuk dibentuk KLB.
Baca SelengkapnyaBobby menyampaikan agar influencer dan konten kreator Kota Medan lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaJurnalis televisi diduga menjadi korban penganiayaan saat meliput demo menolak revisi UU Pilkada di depan Gedung DPRD Jabar
Baca SelengkapnyaNurhadi mendapat intimidasi, ditantang berkelahi bahkan hingga diminta untuk menghapus gambar rekaman hasil liputan.
Baca Selengkapnya