Kabar Baik, Sumut Segera Miliki Laboratorium PCR untuk Tes COVID-19
Merdeka.com - Dalam upaya menangani pandemi COVID-19 yang merebak di Sumatera Utara, Pemprov Sumut sejak awal telah menunjukan keseriusannya menangani COVID-19 mulai dari menyampaikan seruan kepada masyarakat hingga pengusaha, menyiapkan rumah sakit darurat rujukan hingga mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) ke kabupaten/kota.
Langkah lain dari pemerintah ialah dalam waktu dekat akan memiliki 2 laboratorium yang bisa menguji spesimen COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), sehingga penentuan seseorang positif atau negatif Covid-19 bisa lebih cepat diketahui hasilnya.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah saat memberikan keterangan pers di Medan, Kamis (16/4), seperti yang dilansir dari laman resmi Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Kapan tes darah ini akan tersedia? Para peneliti berharap bahwa dalam lima tahun, tes darah ini bisa digunakan untuk membantu mengarahkan pengobatan bagi pasien gagal jantung.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
“Sejalan dengan pemerintah pusat yang saat ini menargetkan tes COVID-19 dengan jumlah 10.000 spesimen per hari yang menggunakan metode PCR atau yang lebih kita kenal dengan metode pengambilan SWAB,” kata Aris.
Menyiapkan 2 Laboratorium PCR
Dua laboratorium yang sedang dipersiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tersebut berada di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
Spesimen Tidak Lagi Dikirim ke Balitbang Kemenkes Pusat
Dengan adanya alat PCR tersebut, Sumut akan dapat melakukan Tes Swab secara mandiri. Metode Tes Swab ini memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada menggunakan Rapid Test. Jika laboratorium di Sumut sudah beroperasi, maka spesimen tidak lagi dikirim ke Badan Penilitian Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta. Sehingga hasil pengujian tidak memakan waktu yang lama."Pemprov Sumut akan bekerja sama dengan Rumah Sakit USU menyiapkan lab pemeriksaan PCR di Sumut. Dalam waktu dekat kita sudah bisa memeriksa spesimen secara mandiri di Sumut. Akurasinya Insya Allah sama dengan akurasi pemeriksaan di Balitbang Kemenkes Jakarta," ujar Aris.
2 Alat PCR Sudah Ada di Sumut
Diketahui, saat ini alat PCR untuk memeriksa spesimen swab tenggorokan pasien terduga terinfeksi virus corona atau COVID-19 tersebut sudah ada di Sumut. Sebanyak dua alat PCR bantuan dari Kementerian Kesehatan itu berada di laboratorium Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Alat tersebut direncanakan akan beroperasi mulai Senin (20/4) pekan depan.
RS Universitas Sumatera Utara (USU) Sudah Bisa Lakukan Tes Swab
Menyusul hal ini, Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) sudah siap dan mampu melakukan tes swab terhadap sedikitnya 330 pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19."Kesiapan RS USU karena masuknya reagensia yang merupakan bahan utama untuk melakukan tes swab menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction) milik rumah sakit yang sebelumnya sudah ada," ujar Rektor USU, Prof Dr Runtung Sitepu, Kamis (16/4).Reagensia yang pertama diterima RS USU ini merupakan bantuan dari Litbangkes dari Jakarta untuk pemeriksaan 300 pasien. Ia menegaskan, kesiapan RS USU melakukan tes swab pasien sudah diuji coba oleh tim yang sudah dibentuk dan hasilnya berjalan dengan baik.
Butuh Peran Masyarakat
Meski begitu, Aris mengatakan kunci pemutusan rantai penyebaran Covid-19 bukan hanya ada di fasilitas kesehatan, namun juga dilihat dari seberapa banyak peran masyarakat mencegah terjadinya penyebaran. Menurutnya saat ini masih terjadi penularan di tengah masyarakat.Kapasitas fasilitas kesehatan tidak ada artinya kalau kita semua menjadi sakit. Kapasitas tidak akan bermanfaat manakala semuanya menjadi sakit. Oleh karena itu mari kita sama-sama untuk terus menjaga, kata Aris.Oleh sebab itu, Aris sekali lagi mengajak masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan."Hindari keramaian, ini jadi kunci. Kita tidak tahu siapa yang ada di sekitar kita yang sakit," kata Aris. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaMochamad Ridwan Kamil, meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Jawa Barat
Baca SelengkapnyaOptimisme dalam kemajuan sektor pertanian semakin diperkuat dengan kehadiran Laboratorium Kultur Jaringan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kaltim
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Kutai Timur kini telah menyediakan alat Skrining HIV Mandiri (SHM).
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan IDSurvey memiliki 95 titik laboratorium yang tersebar di Indonesia dengan kapabilitas laboratorium.
Baca Selengkapnya