Mengenal Kampung Madras, Sejarah dan Kisah Kehidupan Bangsa Tamil di Sumatera Utara
Merdeka.com - Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Ragam suku dan budaya di Kota Medan sudah pasti banyak dan sudah mengalami akulturasi.
Tidak dipungkiri jika wilayah Indonesia menjadi tempat berlabuh para warga asing. Selain datangnya Belanda ke Indonesia, beberapa negara Asia juga datang ke Indonesia dan tersebar ke beberapa wilayah di Sumatera.
Medan pun menjadi salah satu tujuan para warga asing untuk mencari peruntungan dan lain sebagainya. Ada salah satu kampung unik di Medan yang terbentuk karena mengalami akulturasi. Namanya Kampung Madras. Berikut sejarah dan kisah kehidupan bangsa Tamil di Kampung Madras.
-
Mengapa Kampung Madras disebut Little India-nya Medan? Kawasan ini didirikan oleh para imigran Tamil dari India pada abad ke-19 yang datang ke Medan untuk bekerja di perkebunan dan perdagangan rempah-rempah.
-
Dari mana asal sate kambing Madura? Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam mengolah sate kambing. Berikut beberapa jenis sate kambing yang terkenal di berbagai daerah: 1. Resep Sate Kambing Empuk Bahan: Cara membuat: 2. Resep Sate Kambing Madura 500 gram daging kambing (hati dan lemak, iris dadu)Tusuk sateBumbu halus: cabe merah besarbawang merahbawang putihkemirigula merahkaldu bubukgaramBahan saus kacang: minyak gorengkacang tanahkecap manisdaun jerukair Pelengkap: nasi hangat/lontongbawang merah irisjeruk limau/nipiscabe rawit/sambalkecap manisbawang goreng Tusuk daging kambing dengan tusuk sate (hati dan lemak).Buat saus kacang dengan menumis bumbu halus dan daun jeruk, tambahkan kacang tanah halus dan air hingga kental. Tambahkan kecap manis sesuai selera.Olesi daging sate dengan campuran saus kacang dan kecap manis, panggang di atas bara hingga matang dan berwarna kecokelatan.Sajikan sate kambing Madura dengan pelengkapnya untuk nikmati sensasi cita rasa yang lezat. 3. Resep Sate Kambing Bumbu Kecap 1 kg daging kambing5 siung bawang merah3 siung bawang putih1 sdm kecap asin10 sdm kecap manis2 sdm minyak goreng1/2 buah jeruk nipis, perasSecukupnya garam Potong daging kambing sesuai selera dan tusuk dengan tusuk sate.Resep sate kambing bumbu kecap ini, marinasi daging dengan bawang merah, bawang putih, kecap asin, kecap manis, minyak goreng, jeruk nipis, dan garam. Diamkan dalam kulkas selama 1 jam.Bakar sate kambing di atas bara dengan membalik-baliknya dan sesekali olesi dengan sisa marinasi hingga matang dan harum.Sajikan sate kambing dengan bumbu kecap yang telah disiapkan. 4. Resep Sate Kambing Bumbu Kacang Bahan:100 gram hati kambing150 gram daging kambing1 sdt kaldu jamur3-5 sdm minyak gorengTusuk sate Haluskan:5 siung bawang putih2 sdt garam1 sdt merica bubuk Bumbu sate: 200 gram kacang tanah, gorengSecukupnya minyak goreng300 ml air1 sdt gula pasir1 sdt kaldu jamur1 sdt lada putih bubuk1/2 sdt ketumbar bubuk1/4 sdt ketumbar bubuk1 buah jeruk nipis, ambil air nya2 sdm mentega2 sdt garam50 gram gula jawa/gula lempeng3-5 sdm kecap manisHaluskan:7 buah cabai rawit3 buah cabai merah besar 1. Potong-potong dadu daging dan hati Kambing. Masukkan bumbu halus, kaldu jamur, minyak goreng, (boleh ditambah dengan mentega) kaldu jamur, aduk rata. Diamkan selama 10 menit atau sampai bumbu meresap.2. Cuci bersih tusuk sate, keringkan dgn tisu atau kain bersih. Lumuri dgn minyak goreng atau rendam sebentar dengan minyak goreng. (Tahap ini bertujuan agar saat dibakar, tusuk sate tidak hangus atau terbakar). 3. Tusuk daging dan hati menjadi satu atau bisa hanya daging atau hati saja (sesuai selera). Bungkus daging tadi dengan daun pepaya sekitar 20 menit. (Tahap ini agar daging lebih cepat empuk saat dibakar) 4. Bakar sate di atas arang atau kompor hingga matang (sesekali balik agar tidak gosong). Lakukkan hingga sate habis dan sajikan dengan siraman bumbu kacang di atasnya. 5. Resep Satai Kambing Bumbu Taichan 500 gram daging kambing, potong memanjang1-2 sdm bumbu kari10 siung bawang putih45 buah cabai rawit merah1 buah jeruk nipis2 sdt kaldu ayam bubuk1/4 sdt gula3 sdm airSejumput garam untuk daging1/8 sdt garam untuk sambalMinyak 1. Haluskan bawang putih bersama setengah takar kaldu ayam bubuk dan cabai rawit.2. Pisahkan sedikit sambal, lalu masukkan ke dalam daging yang dipotong. Masukkan juga bubuk kari, garam, sisa kaldu ayam bubuk, dan setengah potong perasan jeruk nipis, aduk rata dan diamkan selama 10 menit.3. Setelah 10 menit, masukkan sedikit minyak ke dalam daging, aduk rata. Kemudian, tusuk daging dengan tusuk satai.4. Siapkan panggangan atau teflon dan panaskan sedikit minyak di api sedang. Masak daging yang telah ditusuk sampai setengah matang, lalu balikan satai, besarkan api, masak kembali sampai matang. 5. Untuk satai goreng, panaskan minyak, lalu goreng daging hingga matang, tiriskan.6. Untuk sambal, tambahkan gula dan garam, aduk rata. Panaskan sedikit minyak hingga benar-benar panas, lalu siram minyak ke dalam sambal. Tambahkan jeruk nipis dan air, aduk rata.7. Satai kambing bumbu taichan siap disajikan.
-
Siapa yang datang ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Kenapa warga Madura nyikep? Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, tradisi nyikep bertujuan untuk memberikan pengamanan terhadap diri sendiri, maupun keluarganya dan warga desanya. Pengamanan ini dilakukan dengan menyiapkan alat berupa senjata tajam.
-
Dimana suku Madura dapatkan bahan rambut? Ramuan-ramuan tradisional ala suku Madura ini mudah didapatkan di pasaran dan harganya sangat terjangkau.
-
Di mana letak Kampung Melayu Semarang? Dikutip dari Semarangkota.go.id, Kampung Melayu Semarang merupakan area wisata perkampungan yang menawarkan nilai sejarah dan religi bagi para pengunjung yang berwisata di area tersebut.
Datang untuk Mencari Peruntungan
Youtube/Kreasi Autovisual Sejarah LKAS ©2022 Merdeka.com
Orang-orang Tamil dari India merupakan salah satu bangsa yang datang ke Medan, Sumatera Utara sekitar abad ke-19. Mereka datang ke Sumatera Utara untuk menjadi kuli di industri perkebunan, salah satunya perkebunan tembakau. Namun, tidak hanya menjadi kuli atau petani di perkebunan, orang-orang Tamil dari India juga pernah datang untuk berdagang. Namun para pedagang India ini tidak menetap.
Mengutip dari Jurnal Aghinya STIESNU Bengkulu, kedatangan bangsa Tamil di Sumatera Utara karena dibukanya industri perkebunan di Tanah Deli. Tidak hanya pekerja dari bangsa Tamil, tetapi dari bangsa Cina dan orang Jawa juga menjadi pekerja di industri tersebut.
Perkembangan jumlah kuli semakin banyak dan meningkat di setiap tahunnya. Menurut jurnal yang sama, terdapat 58.516 pekerja kuli dari bangsa Cina pada tahun 1900 dan pekerja kuli dari bangsa Tamil sebanyak 3.270 di tahun yang sama.
Dengan jumlah yang tidak sedikit, para pekerja kuli bangsa Tamil ini merantau sangat jauh dari negaranya. Mereka kemudian mendirikan sebuah pemukiman di sekitar industri perkebunan dan juga di Kota Medan.
Beberapa yang menetap di Kota Medan dan sekitarnya memutuskan untuk tetap tinggal di sana. Pada akhirnya mereka memiliki hubungan sosial dengan masyarakat Batak dan terjadilah akulturasi.
Kehidupan Sosial Bangsa Tamil di Sumatera Utara
Youtube/Kreasi Autovisual Sejarah LKAS ©2022 Merdeka.com
Kelompok Bangsa Tamil di Sumatera Utara jika berdasarkan garis ekonomi, mereka lebih miskin daripada warga asli. Terdapat dua kelompok yang datang ke Indonesia, yaitu Tamil dan Sikh. Namun keduanya terpisah akibat adanya perbedaan tempat asal, agama, dan mata pencaharian.
Warga bangsa Tamil Muslim hadir sejak tahun 1887 dan sudah memiliki sebuah lembaga sosial yang bernama South Indian Moslem Foundation And Welfare Committee. Sultan Deli pada saat itu telah menghibahkan dua bidang tanah untuk di bangun masjid, salah satunya Masjid Ghaudiyah.
Kedatangan mereka secara kehidupan sosial masih berpegang teguh dengan kehidupan sosial di negara asal. Namun, dengan seiring berjalannya proses sosial dengan warga lokal, akhirnya dua budaya ini berjalan saling beriringan dan menambah nuansa budaya di Sumatera Utara dan Kota Medan.
Terbentuknya Kampung Madras
Youtube/Muthu Rosdiana©2022 Merdeka.com
Setelah bangsa Tamil datang untuk mencari peruntungan, akhirnya beberapa dari mereka memutuskan untuk menetap. Pada saat itulah, bangsa Tamil tinggal tepat di Jalan Zainul Arifin yang dulunya bernama Jalan Calcutta. Letak geografis dari pemukiman yang dekat dengan sungai ini kerap dijadikan moda transportasi penduduk di masa lalu.
Dengan banyaknya bangsa Tamil yang tinggal di wilayah tersebut, menjadikan masyarakat Kota Medan menyebutnya dengan Kampung Madras.
Sejak lama, masyarakat Medan menyebut Kampung Madras dengan Kampung Keling. Karena orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut ialah Bangsa Tamil yang berkulit gelap.
Sekarang, Kampung Madras tidak hanya diisi oleh orang-orang India saja. Namun terdapat orang-orang dari berbagai daerah seperti Cina, Suku Aceh, Suku Jawa, dan Melayu.
Kampung Madras Penuh dengan Suasana India
©2019 Merdeka.com
Walaupun terdapat Masjid Ghaudiyah sebagai salah satu tanda adanya bangsa India di Medan, namun bangunan di sekitar Kampung Madras begitu kental dengan suasana India.
Lokasi Kampung Madras sangat terlihat kontras jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan lainnya. Hal ini dikarenakan Kampung Madras berdampingan dengan gedung-gedung dan pertokoan milik warga Medan. Namun keberagaman budaya tentu begitu terasa di tempat ini. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.
Baca SelengkapnyaKini Ampel tidak hanya terkenal dengan wisata religinya, tapi juga pusat belanja dan kuliner favorit
Baca SelengkapnyaSitus Kota Cina di Kota Melayu Deli ini telah ditemukan berbagai macam peninggalan sejarah dengan corak kebudayaan Tiongkok yang sudah ada sejak abad ke-13.
Baca SelengkapnyaKota Metro termasuk kota terbesar kedua yang berada di Lampung.
Baca SelengkapnyaPeninggalan masa Kerajaan Sriwijaya berupa kawasan permukiman sekaligus barang-barang yang digunakan manusia pada saat itu.
Baca SelengkapnyaDari pasar terapung yang ramai hingga keheningan hutan pinus, kota ini menyimpan cerita di setiap sudutnya.
Baca SelengkapnyaTempat wisata di Medan yang gratis bisa dijadikan pilihan saat berkunjung ke Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaNagari Mandeh merupakan salah satu kampung nyaris terisolir. Letaknya sangat jauh dari Kota Padang.
Baca SelengkapnyaSebuah masyarakat yang hidup cukup terisolir di pedalaman Provinsi Riau ini sangat dekat dengan alam (hutan) dan menerapkan sistem peladangan.
Baca SelengkapnyaBahkan kemunculannya lebih awal dari Kerajaan Sriwijaya.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan sebuah perkampungan Jawa di Thailand, kampung itu memiliki masjid yang bernama Jawa Mosque.
Baca SelengkapnyaKolam ini dibangun oleh murid Sunan Ampel yang bernama Mbah Blumbang
Baca Selengkapnya