Kisah Pilu Nenek Hidup Sebatang Kara di Perbatasan, Ingin Pulang ke Kampung Halaman
Merdeka.com - Seorang nenek hidup sebatang kara di perbatasan RI-Papua Nugini. Nenek yang bernama Sumiyati ini hidup seorang diri setelah sang suami meninggal dunia pada Februari 2020 lalu. Semakin hari, kondisi kesehatannya semakin memburuk sehingga menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Nenek Sumiyati berasal dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ia merantau bersama suaminya pada tahun 2009 lalu ke Kabupaten Merauke, Papua.
Dirawat Tetangga
-
Apa arti kata-kata untuk orang meninggal di SUMUT? Beberapa ucapan ini terdengar sederhana, namun dapat menunjukkan perhatian dan rasa empati dari orang-orang yang sedang berduka cita. Kata-kata ucapan untuk orang meninggal ini juga dapat memberikan dukung dan motivasi bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan pelipur, maka rasa sedih dan beban yang sedang mereka rasakan bisa sedikit berkurang.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Apa yang dilakukan Ibu Yayu setelah suaminya meninggal? Ibu Yayu tidak mau bergantung dari pemberian orang lain.Ibu selalu berusaha untuk tidak meminta dan itu dilakukan dengan berjualan beras dan minyak di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana orang SUMUT menyampaikan belasungkawa? Dalam hal ini, terdapat kata-kata ucapan untuk orang meninggal yang bisa diucapkan saat Anda melayat ke rumah duka.
Dilansir dari Liputan6.com, sejak suaminya meninggal, Nenek Sumiyati dirawat oleh para tetangganya. Namun, tiga bulan terakhir, nenek yang kerap disapa Mbah Ompong itu dirawat oleh anggota Satgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad Pos Kout Sota.
Karena hidup sebatang kara di daerah perbatasan RI-PNG, tepatnya di Jalur 2 B Kampung Sota, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua, kondisi Sumiyati cukup memprihatinkan.
Ingin Pulang ke Kampung Halaman
Hidup sendirian di perantauan membuatnya ingin kembali ke kampung halaman. Ia pun mengutarakan keinginan sederhana itu ke tetangga dan anggota TNI yang merawatnya."Di mana pada saat dirawat oleh tetangga sekitar rumahnya dan anggota Satgas dirinya ingin ikut pulang ke Jawa bersama bapak-bapak tentara agar bisa kembali ke kampung halamannya," tutur Dansatgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya.
Diboyong ke Kampung Halaman di Kediri
Setelah sempat mengutarakan keinginannya, Nenek Sumiyati yang berada di perbatasan RI-Papua Nugini diboyong pulang ke kampung halamannya di Kediri bersama dengan Satgas Yonif MR 411/Pdw yang akan kembali ke Salatiga, Jawa Tengah. "Untuk mengabulkan keinginan nenek, Brigjen TNI Bangun Nawoko selaku Dankolakops Satgas Pamtas RI-PNG Sektor Selatan berkoordinasi dengan Komandan Lantamal XI Brigjen TNI (Mar) Lukman, agar dapat membantu Satgas membawa Nenek Sumiyati kembali ke kampung halamannya," kata Rizky, Kamis (25/6).
Pulang Kampung Menggunakan KRI Banda Aceh
Menurut Rizky, Nenek Sumiyati dibawa pulang dengan menggunakan KRI Banda Aceh-593.Ia mengatakan, hal ini merupakan wujud kepedulian TNI AD terhadap berbagai kesulitan rakyat seperti Nenek Sumiyati yang hidup sebatang kara tanpa sanak saudara."Saat ini sang nenek telah bersama-sama dengan Satgas Yonif MR 411/PDW Kostrad yang sedang dalam perjalanan kembali ke satuan asal di Kota Salatiga, Jawa Tengah, dengan menggunakan KRI Banda Aceh-593," lanjutnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaNenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang nenek tanpa tanda pengenal datangi puskesmas minta disuntik mati.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKini tak lagi didampingi suami, wanita itu tinggal di gubuk sederhana sekaligus hidup menggunakan uang tabungan senilai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaBetrand kembali ke NTT untuk bisa melihat nenek terakhir kalinya. Momen penuh haru pun nampak begitu jelas.
Baca SelengkapnyaKisah yang terjadi di Kabupaten Tulungagung ini bikin miris.
Baca SelengkapnyaPada saat perjalanan pulang petugas kesehatan itu menceritakan bahwa temannya menangis lantaran kepedulian anaknya sudah tidak ada.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca Selengkapnya