Kisah Pilu Orang Utan 'Hope' Diberondong Senapan Angin, Kritis Ditembus 74 Peluru
Merdeka.com - Konflik antara manusia dengan satwa liar memang kerap terjadi di Sumatra, salah satunya karena perdagangan liar yang marak terjadi. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, dunia internasional digegerkan dengan pemberitaan orang utan yang ditembak dengan 74 peluru.
Melansir dari Liputan6.com, tepatnya pada 17 Maret 2019, seekor orang utan, yang diberi nama Hope, ditemukan di daerah Subulussalam, Aceh bersama bayinya dalam keadaan memprihatinkan.
Hope ditemukan dengan kondisi tubuh penuh peluru, serta tangan dan kakinya penuh dengan luka sayatan. Induk orang utan yang berusia sekitar 30 tahun itu kritis usai diberondong peluru senapan angin oleh dua orang remaja asal Aceh.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kenapa Orangutan terancam punah? Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
-
Mengapa Orangutan Tapanuli terancam punah? Hal ini disebabkan hanya terdapat 800 individu Orang utan Tapanuli yang masih hidup di Hutan Batang Toru. Selain itu, ancaman kehilangan habitat akibat perburuan juga menjadi faktor lainnya.
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Tulang manusia apa yang ditemukan? Mereka pun memanggil arkeolog ke lokasi itu dan kini di lokasi tersebut ditemukan 43 tulang manusia dan sekitar 100.000 artefak.
Kisah Hope dan masa-masa pemulihannya menjadi sorotan dunia. Selain luka tembak, orang utan itu mengalami patah tulang yang serius di tangan dan kakinya. Hope diselamatkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari-Sumatran Orangutan Conservasion Programme (YEL-SOCP), berikut kisah selengkapnya.
Perjuangan Mengeluarkan 74 Peluru di Tubuh
Sumber: Sumatran Orangutan Conservasion Programme ©2020 Merdeka.com
Saat menjalani perawatan, gambar-gambar X-ray menunjukkan tubuh Hope penuh dengan peluru senapan angin. Namun, hanya tujuh peluru yang berhasil dikeluarkan. Saat itu, dokter berangsur-angsur memulihkan luka-lukanya dengan memprioritaskan anggota badan dan tulang selangka yang retak untuk menghindari risiko infeksi.
Sementara 67 peluru lainnya dikeluarkan dalam operasi-operasi selanjutnya. Meski begitu, enam peluru yang mengenai matanya telah membuatnya buta. Hope tidak akan pernah bisa kembali ke alam liar.
Hope membutuhkan perawatan untuk waktu yang lama, begitu juga dengan masa pemulihannya.
Berbagai Operasi Dilakukan
Sumber: Sumatran Orangutan Conservasion Programme ©2020 Merdeka.com
Tak hanya tindakan upaya untuk mengeluarkan puluhan peluru dari tubuhnya, berbagai operasi pun dilakukan untuk menyelamatkan hidup Hope.
Melansir dari kitabisa, setelah ditemukan dalam keadaan terluka parah, Hope kemudian langsung diobati dan dirawat di Klinik Orangutan SOCP. Berdasarkan pemeriksaan tim medis SOCP dan dokter ahli bedah tulang dan saraf, Hope harus segera melakukan tindakan operasi. Operasi tersebut tidak hanya memperbaiki tulang bahu yang patah, tetapi juga untuk menangani infeksi lokal yang terjadi pada asi sacc atau kantung udara akibat patahan tulang yang menembus air sacc.Tindakan juga dilakukan untuk mengatasi kerusakan pada organ dalam dengan operasi pengeluaran bola mata kiri, sedangkan untuk mata kanannya memang sudah rusak diakibatkan tembakan senapan angin.
Bayi Hope Akhirnya Mati
Sumber: Sumatran Orangutan Conservasion Programme ©2020 Merdeka.com
Melansir dari leuserconservation, saat kejadian, Hope pertama kali ditemukan oleh penduduk desa. Mereka melihat orang utan itu terluka parah di bawah pohon nangka. Menurut laporan setempat, Hope ditemukan bersama dengan bayinya yang saat itu baru berumur satu bulan.Saat ditemukan, bayi Hope tidak mengalami cedera apa pun. Namun pada saat perjalanan menuju pusat karantina bayi Hope mati akibat kekurangan gizi lantaran tidak bisa mendapatkan ASI karena Hope sedang mendapatkan penanganan.Kematian sang bayi juga mempengaruhi masa-masa pemulihan Hope. Masa rehabilitasinya berjalanan lebih lama karena Ia kehilangan bayinya ketika masih menyusui.Dua remaja asal Aceh berusia 16 dan 17 tahun yang menjadi tersangka dalam kasus penyiksaan Hope, hanya dikenai sanksi yang yang relatif ringan karena keduanya masih di bawah umur. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca Selengkapnya"Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi,"
Baca SelengkapnyaPetugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ke lokasi.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban kini masih menjalani perawatan medis di RSUD Indrasari.
Baca SelengkapnyaAwalnya saat bangun dan digigit semut, ia membunuh semut tersebut. Namun ternyata hal itu justru membuat semut-semut lain mengejarnya.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Jambi, diserang beruang. Korban sempat bertarung dengan binatang buas itu hingga terluka parah.
Baca SelengkapnyaJenazahnya sedang dalam proses evakuasi ke Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang memperlihatkan dua orang utan berjalan di wilayah tambang Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kondisi fisik yang sangat kurus menghebohkan media.
Baca SelengkapnyaKepala Polres Kuansing AKBP Pangucap Priyo Soegito, Selasa membenarkan peristiwa tersebut terjadi pada Senin (15/4).
Baca SelengkapnyaUmumnya, 30 hingga 40 sengatan tawon dapat menewaskan seseorang.
Baca SelengkapnyaPolrestabes mengklaim bahwa kematian siswa SMKN 4 Semarang, karena hendak tawuran.
Baca Selengkapnya