Lakukan Penganiayaan di RSU Bandung Kota Medan Oleh Oknum Kepolisian, Ini 4 faktanya
Merdeka.com - Kasus penganiayaan yang terjadi di Rumah Sakit Umum (RSU) Bandung, Kota Medan pada Minggu (6/11) pukul 05.00 WIB. Korban penganiayaan ini menimpa tenaga kesehatan (nakes) dan sekuriti rumah sakit tersebut.
Kapolrestabes Medan bersama Kabid Humas Polda Sumatra Utara langsung turun ke TKP dan menerima laporan secara langsung dari direktur Rumah Sakit Umum Bandung. Pihak kepolisian segera melakukan investigasi terhadap kasus tersebut.
"Saya sudah perintahkan personel untuk segera menyelidiki kasus penganiayaan ini," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda melansir dari akun Instagram @poldasumaterautara pada Senin (7/11). Berikut 4 fakta dari kasus penganiayaan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Bandung, Kota Medan.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
-
Siapa yang melaporkan dugaan korupsi? Aktivis koalisi masyarakat sipil dari Reformasi Kepolisian melaporkan dugaan adanya korupsi pada institusi Polri.
Korban Mengalami Luka Parah
©2013 Merdeka.com/Shutterstock
Aksi ini sempat membuat heboh pihak Rumah Sakit Umum Bandung. Sebab, sekuriti dan perawat di rumah sakit tiba-tiba di datangi sekelompok orang dan melakukan penganiayaan dan pemukulan.
Tindakan yang dilakukan oleh sekelompok yang diduga aparat kepolisian ini mengakibatkan seorang sekuriti mengalami luka cukup parah.
Lima Oknum Kepolisian Sempat DiperiksaMelansir dari ANTARA, Senin (7/11), lima oknum kepolisian yang diduga melakukan penganiayaan sempat diperiksa penyidik Polrestabes Medan dan Propam Polda Sumut.
Salah satu barang bukti yaitu rekaman CCTV pada saat kejadian di Rumah Sakit Umum Bandung Kota Medan.
Pihak kepolisian memastikan bahwa peristiwa yang terjadi di rumah sakit milik anggota DPRD Sumut sekaligus Bendahara DPD PDI Perjuangan Sumut, Meriatha Sitepu ini bukanlah penyerangan terhadap rumah sakit.
Terjadi Kesalahpahaman
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kejadian ini bermula dari kesalahpahaman seorang anggota Polri yakni Bripda berinisal T dengan sekuriti RSU Bandung dan salah seorang perawat.
Berawal dari tempat nongkrong, seorang perawat bersama temannya mabuk di salah satu kafe. Pada pukul 04.00 WIB dini hari, mereka menuju hotel dan memesan dua kamar.
Karena dua perempuan dalam keadaan mabuk, Bripda T mengunci mereka dari luar kamar. Namun, perawat yang dikunci di dalam tersebut marah dan menelepon rekannya yang bekerja di RSU Bandung.
Cekcok tidak terhindarkan antara perawat dan Bripda T. Tak berselang lama, Bripda T bersama rekan-rekannya yang berjumlah enam orang dan satu warga sipil mendatangi RSU Bandung. Mereka langsung memukul sekuriti dan perawat laki-laki di halaman rumah sakit. Aksinya ini sempat terekam oleh CCTV.
Pelaku Ditetapkan sebagai Tersangka
Setelah melakukan penyelidikan, lima oknum anggota kepolisian yang terlibat dalam penganiayaan terhadap petugas kesehatan dan sekuriti Rumah Sakit Umum Bandung akhirnya ditangkap.
Pihak kepolisian enggan membeberkan lebih dalam mengenai motif penganiayaan yang dilakukan oleh kelima anggota kepolisian tersebut. Seperti dugaan awal, kasus ini dipicu adanya kesalahpahaman dan masalah pribadi.
"Bukan penyerangan, (tapi) penganiayaan. Ada lima anggota yang sudah diperiksa oleh Propam Polda," terang Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apabila benar korban ditembak ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, kasus ini juga bisa dilihat sebagai obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaLetjen TNI Muhammad Hasan juga menemui pihak keluarga dari Raden Barus yang dilaporkan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBerkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaPihak Unpad juga sedang memproses pemberian sanksi berat kepada seorang dosen pelaku bullying.
Baca SelengkapnyaKubu Keluarga korban juga meminta agar dibentuknya tim khusus.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kasus ini sudah dilimpahkan ke Polda Jawa Tengah sejak dua pekan lalu.
Baca SelengkapnyaKabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaTerkait lima dokter senior RSUP dr Kariadi, Artanto tidak menjelaskan nama secara detail.
Baca SelengkapnyaMabes Polri tetap sepenuhnya menyerahkan penanganan kasus polisi tembak polisi itu ke Polda Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan, sejumlah saksi diperiksa penyidik Propam Polda Sumbar terkait insiden tersebut.
Baca Selengkapnya