Marak Pencurian Kelapa Sawit Bikin Warga di Labura Resah, Begini Tanggapan DPRD
Merdeka.com - Warga di Dusun VII Lubuk Tikko, Damuli Pekan, Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatra Utara (Sumut), dibuat resah atas aksi pencurian kelapa sawit milik warga yang kini marak terjadi.
Sudah banyak warga yang melaporkan aksi pencurian itu ke Kepala Desa (Kades) setempat namun hingga kini pelaku pencurian belum juga diketahui.
Merespon atas laporan warga, Kades Damuli Pekan M Ridwan Tambunan beserta perangkat desa didampingi Babinsa Serda Irwandi dan Bhabinkamtibmas Maradona Siregar akhirnya turun ke lapangan menjumpai para toke sawit (bos pemilik perkebunan sawit besar) yang ada di sekitaran Dusun Karang Sari, Suka Jadi dan Lubuk Tikko pada Senin (11/10).
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Kenapa masyarakat Bengkulu bakar batok kelapa? Dalam masyarakat setempat, Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Tradisi ini konon sudah berjalan ratusan tahun. Selama proses pembakaran batok, banyak doa-doa yang dipanjatkan oleh masyarakat setempat.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Dimana PT Astra Agro Lestari Tbk menanam kelapa sawit? Luas lahan kebun sawit yang dikelola perusahaan ini mencapai 297.011 hektar yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Dimana kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia? Kelapa sawit pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, pada tahun 1848 oleh orang Belanda yang datang ke Indonesia.
Dalam unggahan akun Instagram @labura pada Selasa (12/10), Kades mendatangi toke-toke sawit yang diminta bekerja sama untuk membantu warga mengatasi para pencuri sawit.
Keluhan warga yang mulai viral di media sosial ini pun saat ini juga telah mendapat respon dari anggota DPRD setempat. Berikut informasi selengkapnya.
Pelaku Belum Diketahui
Instagram/@laburaku ©2021 Merdeka.com
Dalam unggahan itu, pencurian kelapa sawit tersebut diketahui sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir. Namun, belum diketahui sama sekali siapa pelakunya.
Saking membuat warga resah, bahkan sejumlah ibu-ibu di dusun itu sempat mendatangi kantor desa untuk meminta penjelasan tentang hukum dan undang-undang tentang pencurian sawit.
Kades meminta agar masyarakat, khususnya para toke sawit dan warga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memantau kasus pencurian ini.
"Kita berharap agar tidak terjadi lagi pencurian sawit di Damuli Pekan ini, bila ada kerjasama yg baik antara Pemerintah Desa dengan para toke sawit dan masyarakat sekitar", ujar Kades kepada toke sawit dan warga.
Tanggapan Anggota DPRD Labura
Instagram/@laburaku ©2021 Merdeka.com
Terkait maraknya pencurian sawit di Labura itu, anggota DPRD Labura Zaharuddin Tambunan melalui laman Facebook-nya, menyarankan agar masyarakat atau petani perkebunan mengajukan secara tertulis ke DPRD dan Pemerintah Kabupaten Labura agar dirancang Perda hukum khusus untuk mengatasi itu."Dasar pemikiran masyarakat sudah cukup kuat. Bahkan sudah menimbulkan korban, seperti yang di Kampung Pajak dan di Panjang Bidang Gunting Saga beberapa waktu lalu sempat viral," tulis Zaharuddin dalam unggahannya. Unggahan tersebut pun mendapat beragam komentar dari warganet. Sebagian warganet mengira kasus pencurian sawit tersebut salah satunya dikarenakan harga sawit yang mahal."Faktor pencurian naiknya harga sawit, pemakai narkoba serta kebutuhan ekonomi, kadang² tukang dodos itu juga yang bermain," tulis akun @ahmadfauzi.siagian."Akibat sawit mahal... Mahal salah murah pun salah...," tulis akun @jenrilimbong."antara pengaruh sawit mahal atau krna sabu," tulis akun @hendrosiringoringo61."Semoga aja gak di persulit," tulis akun @mdaffaa12. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaTindakan ini tidak hanya membahayakan bagi diri sendiri, namun juga masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini menangis melihat ladangnya rusak akibat ulah supporter bola yang terlibat kerusuhan.
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaEksportir mangrove diduga memanfaatkan warga lokal untuk menebang pohon, mengolah jadi arang dan siap dijual ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaBerdagang jadi salah satu cara bertahan hidup masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaKorupsi ternyata sudah ada di negeri ini sejak zaman dulu kala.
Baca SelengkapnyaAli mengatakan pabrik Sawit itu dimiliki Erik dengan mengatasnamakan orang kepercayaannya yang menjadi sumber penerimaan suapnya.
Baca Selengkapnya