Marbinda, Tradisi Sambut Hari Natal Khas Orang Batak
Merdeka.com - Hari Natal 2022 akan segera tiba, bagi beberapa orang daerah di Indonesia pastinya sudah mempersiapkan acara demi acara dalam menyambut datangnya hari tersebut.
Selain melakukan ibadah rutin, hari Natal sendiri juga dimanfaatkan sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga besar. Tidak heran jika hari libur Natal juga digunakan oleh perantau untuk "mudik" ke kampung halamannya.
Tidak ketinggalan, masyarakat Batak memiliki tradisi setiap menyambut datangnya hari natal dengan nama Marbinda. Tradisi sudah dijalankan turun temurun dan dilaksanakan setiap tahun.
-
Siapa yang memulai tradisi Mauludan di Bangka Belitung? Tradisi ini mulai hadir semenjak kedatangan guru besar, Syekh Abdurrahman Siddiq di Pulau Bangka tahun 1898 silam.
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Kapan tradisi Tabuik dirayakan? Lazimnya, upacara ini berlangsung pada 10 Muharam dalam kalender Islam atau disebut dengan Hari Asyura.
-
Siapa yang memperingati tradisi Tabuik? Lazimnya upacara ini melibatkan warga setempat sampai pihak dari luar daerah yang sudah mengerti terkait upacara tersebut.
-
Bagaimana orang Batak menandai hari? Dalam praktiknya, orang Batak menghitung hari dengan cara melihat pola-pola benda langit seperti bulan, matahari, dan bintang.
Penasaran dengan tradisi Marbinda, simak informasi tradisi tahunan ini yang dirangkum dari akun Youtube BatakNesia Channel.
Menyembelih Hewan Berkaki Empat
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/DanVostok
Dalam tradisi Marbinda, masyarakat Batak biasanya menyembelih hewan berkaki empat seperti lembu atau babi yang disepakati bersama.
Marbinda sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Batak Toba, meskipun tidak semeriah dahulu, namun tradisi ini masih terus dipertahankan oleh warga lokal dalam melestarikan budaya Batak.
Setelah menyembelih hewan tersebut, dagingnya kemudian dibagikan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga tali silaturahmi dan kebersamaan antar masyarakat dalam merayakan hari Natal.
Sebagai Wujud Syukur
©Shutterstock.com/Dennis Steen
Tidak hanya menyantap daging lezat saja, Marbinda juga disimbolkan oleh masyarakat Batak sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas berkat yang diterima selama setahun.
Dalam pelaksanaannya, Tradisi Marbinda mirip dengan hari raya kurban dalam umat Islam. Hanya saja, hewan yang digunakan berbeda. Tidak hanya hanya lembu atau sapi, tapi juga babi sebagai salah satu pilihan lainnya.
Dibeli dari Uang yang Dikumpulkan
Youtube/BatakNesia Channel ©2022 Merdeka.com
Keunikan lain dari tradisi Marbinda ini adalah pembelian hewan yang akan disembelih itu dibeli dari uang hasil menabung atau dikumpulkan dari seluruh masyarakat selama berbulan-bulan sebelum hari Natal pun tiba.
Opsi pembelian hewan ini berdasarkan hasil uang yang sudah terkumpul tersebut. Tradisi ini begitu memperlihatkan wujud kebersamaan antar warga dan mengambil keputusan secara bersama-sama.
Dilaksanakan Bergotong Royong
Pelaksanaan Tradisi Marbinda ini tidak lepas dari gotong royong masyarakat mulai dari menyembelih hingga memasak daging tersebut.
Dulu, pembagian daging ini dalam bentuk mentah dan juga daging yang sudah di masak terlebih dahulu. Tujuannya sangat mulia, yaitu agar setiap masyarakat bisa mencicipi masakan daging yang sama rata.
Dalam masyarakat Toba terdapat istilah Sasada Hudon yang artinya bisa merasakan makanan yang sama, dari sumber yang sama pula. Istilah ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Batak sampai hari ini. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Intip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaSebuah tradisi ungkapan kegembiraan ketika masyarakat Suku Batak Simalungun telah mewujudkan sebuah kegiatan pesta yang melibatkan banyak orang
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaMartarombo, tradisi interaksi sosial orang Batak untuk mengetahui silsilah keturunan.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaTradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini sudah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaRitual ini rutin dilakukan setiap tahunnya pada bulan Muharam yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
Baca SelengkapnyaTradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.
Baca SelengkapnyaOlop-Olop Bolon, acara pesta rakyat sebagai ungkapan rasa syukur atas berkat yang melimpah milik masyarakat Batak
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca Selengkapnya