Mengaku Kewalahan, Ini Cerita Petani Gula Aren di Madina Banjir Pesanan saat Pandemi
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat, terutama para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Banyak UMKM yang penjualannya menurun, bahkan tak sedikit yang akhirnya harus menutup usahanya.
Namun, kondisi berbeda justru dialami oleh para petani gula aren di Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara (Sumut). Salah satunya di Desa Huta Puli, Kecamatan Kotanopan.
Para petani gula aren ini justru kebanjiran pesanan selama pandemi. Jika biasanya permintaan akan gula aren hanya ada di musim Lebaran saja, di musim pandemi ini mereka justru merasa kewalahan memenuhi permintaan pasar.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa yang dimakan petani Pangandaran? Mereka cukup memanfaatkan alam sekitar demi mendapat bahan makanan.
-
Apa saja keluhan petani bawang merah kepada Ganjar? Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
-
Bagaimana cara petani menghadapi gagal panen? Para petani kini diimbau untuk menanam palawija, atau tanaman bukan padi, yang bisa tumbuh di tengah musim kemarau.
"Pandemi tidak mempengaruhi produksi gula petani, bahkan pada masa seperti sekarang ini permintaan pasar terhadap gula aren semakin meningkat," ujar salah seorang petani gula aren, Mukhlis pada Senin (26/7).
Melansir ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Semakin Ditekuni Masyarakat Desa
Di Kecamatan Kotanopan ini, terdapat beberapa desa penghasil gula aren yang terkenal memiliki kualitas yang bagus. Di antaranya Desa Huta Puli, Desa Sopo Sorik, Ujung Marisi, Sibio-bioa dan Desa Simpang Tolang Julu.
Akibat dari meningkatnya permintaan akan gula aren di masa pandemi, usaha ini pun semakin banyak ditekuni masyarakat di desa-desa tersebut.
Misalnya di Desa Huta Puli, setidaknya 80 persen warganya menggantungkan hidup dari usaha gula aren. Pada masa sebelum pandemi saja, desa tersebut bisa menghasilkan 1,5 ton gula aren setiap minggunya.
Harganya Tetap Stabil
Mukhlis mengatakan, meski permintaan gula aren ini meningkat drastis, namun harganya masih stabil. "Ke pengumpul per kilogramnya (kg) kita jual Rp20 ribu dan pengumpul biasanya menjualnya kembali di kisaran Rp21,5 ribu. Harganya sampai sekarang masih stabil dan kita berharap ke depan juga begitu," ujarnya.Hasil produksi petani biasanya dijual kepada pengumpul lokal saja karena jumlah produksinya yang terbatas."Produksi petani kan terbatas, dan ada musim-musimnya. Seperti sekarang ini kita menjualnya kepada pengumpul saja di Kotanopan," ujarnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaGanjar sarapan bareng petani sambil menyerap aspirasi mereka di Sragen.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaProduksi beras menurun akibat fenomena el nino, sehingga dibutuhkan beras impor.
Baca Selengkapnya