Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Ketahanan Pangan, Pengertian, Konsep, Beserta Strateginya

Mengenal Ketahanan Pangan, Pengertian, Konsep, Beserta Strateginya kisah ibu-ibu bangun ketahanan pangan di Tangerang. https://www.tangerangkota.go.id/ ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketahanan pangan adalah permasalahan tingkat dunia di mana masing-masing negara juga memiliki definisi mereka yang lebih spesifik. Ketahanan pangan merupakan persoalan yang kompleks sebab meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Aspek politik berperan paling dominan dan menjadi sangat penting dalam setiap pengambilan keputusan urusan pangan suatu negara.

Ketahanan pangan kini menjadi isu yang semakin krusial sebab menurut FAO, populasi dunia diperkirakan akan bertambah dan akan ada hampir 10 miliar orang di bumi pada tahun 2050. Dan, sekitar 3 miliar lebih banyak mulut untuk diberi makan daripada tahun 2010.

Konferensi FAO tahun 1984, mencetuskan dasar-dasar ketahanan pangan yang pada intinya menjamin kecukupan ketersediaan pangan bagi umat manusia dan terjaminnya setiap individu untuk dapat memperoleh pangan. Berikut selengkapnya memahami ketahanan pangan, pengertian, sistem, beserta strateginya:

Pengertian Ketahanan Pangan

International Food Policy Research Institute mendefinisikan ketahanan pangan yaitu "ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi ke pangan yang cukup, aman, dan bergizi yang memenuhi preferensi pangan dan kebutuhan pangan mereka. hidup yang aktif dan sehat."

Pengertian ketahanan pangan menurut UU No. 18/2012 tentang Pangan adalah "kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan."

Inti dari ketahanan pangan adalah akses terhadap pangan yang sehat dan gizi yang optimal bagi semua. Akses pangan terkait erat dengan pasokan pangan, sehingga ketahanan pangan bergantung pada sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan pangan memiliki lima unsur yang harus dipenuhi yakni berorientasi pada rumah tangga dan individu, dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses, menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial, berorientasi pada pemenuhan gizi, serta ditujukan untuk hidup sehat dan produktif.

Pada mulanya ketahanan pangan berasal dari kegelisahan dan pertanyaan akankah dunia dapat memproduksi pangan yang cukup. Pertanyaan tersebut, kemudian berkembang dan dipertegas oleh International Food Policy Research Institute (IFPRI) menjadi "dapatkah dunia memproduksi pangan yang cukup pada tingkat harga yang pantas dan terjangkau oleh kelompok miskin".

Setelah itu awal 1990-an, pertanyaan tersebut telah jauh lebih lengkap dan kompleks yaitu "dapatkah dunia memproduksikan pangan yang cukup pada tingkat harga yang pantas dan terjangkau oleh kelompok miskin serta tidak merusak lingkungan hidup."

Sistem Ketahanan Pangan

Sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan adalah sistem yang berfokus pada kesehatan lingkungan, vitalitas ekonomi, dan kesehatan manusia serta kesetaraan sosial. Berikut uraiannya:

  • Kesehatan lingkungan memastikan bahwa produksi dan pengadaan pangan tidak membahayakan tanah, udara, atau air sekarang atau untuk generasi mendatang.
  • Vitalitas ekonomi memastikan bahwa orang yang memproduksi makanan kita dapat memperoleh upah hidup yang layak dengan melakukannya. Ini memastikan bahwa produsen dapat terus memproduksi makanan kita.
  • Kesehatan manusia & kesetaraan sosial memastikan bahwa pengembangan komunitas dan kesehatan komunitas sangat penting, memastikan bahwa makanan sehat tersedia secara ekonomi dan fisik bagi komunitas dan bahwa orang-orang dapat mengakses makanan ini dengan cara yang bermartabat.
  • Heri Surhayanto dalam Jurnal Sosial Humaniora Ketahanan Pangan menulis sistem ketahanan pangan di Indonesia secara komprehensif meliputi empat sub-sistem, yaitu sebagai berikut:

  • ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk,
  • distribusi pangan yang lancar dan merata,
  • konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi seimbang, yang berdampak pada status gizi masyarakat.
  • Sehingga menurutnya, sistem ketahanan pangan dan gizi tidak hanya perihal ihwal produksi, distribusi, maupun penyediaan pangan di tingkat makro (nasional dan regional), akan tetapi menyangkut aspek mikro, yaitu akses pangan di tingkat rumah tangga dan individu serta status gizi anggota rumah tangga, terutama anak dan ibu hamil dari rumah tangga miskin.

    Strategi Menciptakan Ketahanan Pangan

    Ketahanan pangan umumnya didasari oleh pendekatan perihal ketersediaan pangan. Hal tersebut atas dasar definisi ketahanan pangan oleh Bank Dunia (1988) yaitu ketahanan pangan sebagai ketersediaan pangan dalam jumlah yang memadai bagi semua penduduk untuk dapat hidup secara aktif dan sehat. 

    Dalam mencapai ketahanan pangan dengan pendekatan tersebut  jurnal Forum penelitian Agro Ekonomi menyebutkan, salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan ketahanan pangan tersebut adalah melalui pemberdayaan kelembagaan lokal seperti lumbung desa dan peningkatan peran masyarakat dalam penyediaan pangan. 

    Kemudian Achmad Suryana dalam jurnal Toward Sustainable Indonesian Food Security 2025: Challenges and Its Responses menyebutkan empat strategi untuk mengatasi ketersediaan pangan yaitu sebagai berikut:

    Pertama, membangun penyediaan pangan berasal dari produksi domestik dan cadangan pangan nasional.

    Kedua, memberdayakan usaha pangan skala kecil yang menjadi ciri dominan pada ekonomi pertanian Indonesia, perlu dilakukan:

    (a) penyelarasan aktivitas usaha pangan skala kecil ke dalam rantai pasok pangan (food supply chain) 

    (b) menghimpun usaha tani skala kecil sehingga mencapai skala ekonomi dengan menerapkan rekayasa sosial-ekonomi seperti corporate farming atau contract farming dalam satu luasan skala tertentu

    Ketiga, mempercepat diseminasi teknologi dan meningkatkan kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi tepat-guna untuk peningkatan produktivitas tanaman dan efisiensi usaha.

    Keempat, mempromosikan pengurangan kehilangan pangan melalui pemanfaatan teknologi penanganan, pengolahan, dan distribusi pangan.  (mdk/amd)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata
    Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

    Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.

    Baca Selengkapnya
    Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan
    Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan

    Apakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?

    Baca Selengkapnya
    Berapa Banyak Manusia yang Bisa Ditampung Bumi? Ini Jawaban Ilmuwan
    Berapa Banyak Manusia yang Bisa Ditampung Bumi? Ini Jawaban Ilmuwan

    Sekitar 300.000 tahun lalu, di awal kemunculan Homo sapiens, Bumi hanya dihuni antara 100 dan 10.000 manusia.

    Baca Selengkapnya
    16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan
    16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan

    Daud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.

    Baca Selengkapnya
    Gara-Gara Eksploitasi Tanah, Produksi Beras Indonesia Terancam
    Gara-Gara Eksploitasi Tanah, Produksi Beras Indonesia Terancam

    Berbagai faktor memperburuk jumlah produksi beras Indonesia yang selalu turun.

    Baca Selengkapnya
    Putu Rudana: Sekitar 4 Miliar Penduduk Terancam Kelangkaan Air Sedikitnya Sebulan Sekali Per Tahun
    Putu Rudana: Sekitar 4 Miliar Penduduk Terancam Kelangkaan Air Sedikitnya Sebulan Sekali Per Tahun

    Untuk itu, ke depan juga diperlukan teknologi untuk wujudkan air bersih bagi masyarakat.

    Baca Selengkapnya
    Waspada, Dunia Tengah Hadapi Neraka Iklim Bisa Berakibat Kelaparan Hebat
    Waspada, Dunia Tengah Hadapi Neraka Iklim Bisa Berakibat Kelaparan Hebat

    Jika tidak diantisipasi, tren gelombang panas ini dapat mendorong inflasi. Ini karena kelangkaan bahan pangan akibat turunnya produksi.

    Baca Selengkapnya
    Prabowo Panggil Mentan ke Istana, Minta Program Cetak Sawah Dipercepat
    Prabowo Panggil Mentan ke Istana, Minta Program Cetak Sawah Dipercepat

    Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara

    Baca Selengkapnya
    Kementan Pastikan Program Cetak Sawah Berjalan Lancar
    Kementan Pastikan Program Cetak Sawah Berjalan Lancar

    Kementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.

    Baca Selengkapnya
    Krisis Pangan, Indonesia Berpotensi Bakal Impor 5 Juta Ton Beras di 2024
    Krisis Pangan, Indonesia Berpotensi Bakal Impor 5 Juta Ton Beras di 2024

    Impor terpaksa dilakukan karena tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.

    Baca Selengkapnya
    Panen Padi di Manokwari, Wamentan Dorong Jadi Lumbung Pangan Papua Barat
    Panen Padi di Manokwari, Wamentan Dorong Jadi Lumbung Pangan Papua Barat

    Luas lahan pertanian di Manokwari mencapai 3.000 hektar lebih.

    Baca Selengkapnya
    Pemerintah Siap Revisi Aturan Bantuan Pangan Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem
    Pemerintah Siap Revisi Aturan Bantuan Pangan Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem

    Bantuan pangan sudah dimulai awal 2023 kemudian diperpanjang April hingga Juni 2024.

    Baca Selengkapnya