Mengenal Riman, Kopiah Khas Aceh Peninggalan Zaman Sultan Iskandar Muda
Merdeka.com - Kopiah atau biasa disebut peci berfungsi sebagai penutup kepala bagi kaum pria dan menjadi simbol umat muslim di Indonesia. Namun, sebagian orang mungkin tidak mengetahui bahwa terdapat kopiah khas daerah, salah satunya dari Provinsi Aceh yang bernama kopiah riman.
Penutup kepala yang satu ini lahir dan dibuat di Aceh dan menjadi salah satu kerajinan tradisional masyarakat Pidie yang terbuat dari serat pohon aren.
Konon pada dahulu kala, kopiah riman ini hanya digunakan oleh kaum bangsawan laki-laki Aceh pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda sekitar abad ke-17 atau tepatnya pada tahun 1607-1636. Maka kopiah ini disebut sebagai peninggalan zaman Sultan Iskandar Muda.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda memimpin? Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai raja paling besar dalam sejarah Kesultanan Aceh. Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
-
Dimana Sultan Iskandar Muda memimpin? Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai raja paling besar dalam sejarah Kesultanan Aceh.
-
Kenapa Rajah digunakan di Aceh? Rajah yang ada di Aceh cenderung digunakan sebagai metode pengobatan yang terkena serangan magis dan berbau klenik, seperti teluh, guna-guna, santet, dan sebagainya. Bahkan, nama-nama penyakit yang berkembang di masyarakat Aceh disebut Peunyaket Donya atau penyakit dunia.
-
Siapa yang memakai pedang kuno tersebut? “Pedang ini digunakan oleh seorang tentara Salib yang menetap di negara tersebut setelah Perang Salib Pertama dan mendirikan Kerajaan Yerusalem pada tahun 1099,“ ujar Jacob Sharvit, seorang peneliti dari IAA.
-
Kapan Kerajaan Rokan berdiri? Kerajaan yang sudah berdiri dari sekitar abad 18 itu rupanya bukanlah satu-satunya di Riau, melainkan ada beberapa kerajaan lain seperti Kunto Darussalam (masih berdampingan), Tambusai, Rambah, dan Kerajaan Kepenuhan.
-
Kapan tradisi Rajabiyah? Di Indonesia, peringatan Isra Miraj selalu dilaksanakan setiap tanggal 27 bulan Rajab dalam kalender Islam. Di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, masyarakatnya ikut memeriahkan peringatan Isra Miraj tersebut lewat tradisi Rajabiyah dan Jamjaneng.
Penasaran dengan peci khas Aceh yang satu ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Bernilai Tinggi
warisanbudaya.kemdikbud.go.id ©2023 Merdeka.com
Melansir dari indonesia.go.id, kopiah riman ini mempunyai 20 macam motif yang dikembangkan dalam proses pembuatannya. Dengan berbagai macam motif inilah, kerajinan kopiah riman menjadi salah satu karya seni yang mempunyai nilai estetika tinggi.
Tak mengherankan jika kerajinan tradisional yang satu ini dibanderol dengan nilai yang cukup tinggi. Biasanya, kopiah riman hanya digunakan oleh kaum laki-laki kelas menengah ke atas.
Perlu Keahlian Khusus
Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Desa Dayah Adat yang terletak di Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darusalam merupakan sentra pembuatan kopiah riman. Hampir setiap warga di desa tersebut mempunyai keahlian dalam membuat kerajinan kopiah riman.
Meski bentuknya yang terkesan sederhana, namun dalam proses pembuatan kopiah riman membutuhkan keahlian khusus, ketekunan, dan pastinya kesabaran. Prosesnya saja sudah memakan waktu yang lama, biasanya sekitar satu bulan.
Bahan dasar dalam membuat kopiah riman ini hanya menggunakan serat pohon aren. Di kawasan Aceh banyak sekali tumbuh pohon aren, sehingga tidak sulit untuk mencarinya.
Proses Pembuatan yang Unik
Proses membuat kerajinan tradisional khas Aceh ini tak lepas dari kerja sama antara kaum laki-laki dan kaum perempuan. Kaum laki-laki bertugas mencari batang pohon yang tumbuh liar di sekitar desa. Sedangkan kaum perempuan akan melanjutkan proses pembuatannya, mulai dari para gadis hingga ibu rumah tangga.
Sebelum diolah, serat pohon aren harus dipilih terlebih dahulu. Kemudian, serat tersebut direndam dalam larutan lumpur dan daun pewarna yang sudah ditumbuk. Setelah itu, serat pohon aren dicuci kemudian dijemur.
Apabila serat pohon aren sudah kering, barulah digunakan sebagai bahan utama untuk membuat kopiah riman.
Salah satu Warisan Budaya
Kopiah riman yang disebut sebagai peninggalan sejak zaman Sultan Iskandar Muda ini dulunya sempat hilang, lalu hidup kembali sejak tahun 1985. Awalnya, kerajinan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan kopiah riman meningkat sehingga mampu mendatangkan uang.
Hingga saat ini, kopiah riman masih cukup terkenal di lapisan masyarakat Aceh. Banyak pejabat Aceh khususnya Kabupaten Pidie yang menggunakan dan mengapresiasi kerajinan tradisional yang satu ini.
Pada tahun 2014, kopiah riman telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB Indonesia) yang diajukan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahakarya dari kota Serambi Mekkah ini memang menjadi primadona di masa lampau, bahkan pihak kolonial pun tergoda untuk meminangnya.
Baca SelengkapnyaBerkat jasanya yang begitu besar untuk Aceh, Pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional.
Baca SelengkapnyaSultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Baca SelengkapnyaBatik ini dibuat sebagai hadiah dari sang raja kepada putranya.
Baca SelengkapnyaSalah satu sajian hidangan yang sudah menjadi tradisi ketika Ramadan ini dibuat dengan bumbu-bumbu yang kaya akan rempah dan pastinya menggugah selera.
Baca SelengkapnyaBanyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaSongket Palembang, salah satu kekayaan budaya dari Sumatra Selatan dengan motif dan jenis yang beragam.
Baca SelengkapnyaPutra Melayu kelahiran Kepulauan Riau ini dikenal sebagai pujangga abad 19. Ia memiliki mahakarya berjudul Gurindam Dua Belas pada tahun 1847.
Baca SelengkapnyaLahir pada tahun 1958, Sultan Ibrahim merupakan keturunan Melayu-Inggris. Ayahnya, Sultan Iskandar Ismail, memimpin Johor dari tahun 1981 hingga 2010.
Baca SelengkapnyaSebuah kerajaan berbasis di Kepulauan Sumatera ini disinyalir menjadi kerajaan tertua yang diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-1 SM.
Baca SelengkapnyaAda semangat perjuangan dan keislaman masyarakat Cirebon di balik bendera Macan Ali.
Baca SelengkapnyaTradisi unik dari Aceh Jaya ini sudah menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat.
Baca Selengkapnya