Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Provinsi Jambi bukan hanya terkenal dengan Gunung Kerinci yang gagah sekaligus ikonik. Lebih dari itu, wilayah ini juga memiliki beragam kesenian tradisional yang pastinya membuat kagum para penontonnya.
Hampir seluruh kesenian tradisional yang ada pasti sudah diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang hingga saat ini.
Provinsi Jambi punya masyarakat asli yang berada di kaki gunung, yaitu Suku Kerinci.
-
Apa makna Tari Kecak? Makna dari Tari Kecak sendiri melambangkan kekuatan, persatuan, dan semangat gotong-royong dalam menghadapi tantangan. Filosofi dari tarian ini mengajarkan pentingnya kerjasama dan solidaritas dalam menghadapi permasalahan. Serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Bagaimana ciri khas tari tradisional? • Diiringi oleh musik tradisional khas daerah tersebut • Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti • Mengandung filosofi yang berassal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.
-
Bagaimana cara Tari Kecak dimainkan? Biasanya, tari kecak bakal dilakukan oleh lebih dari 50 orang laki-laki yang duduk mengitari panggung pentas. Dengan acuan tertentu, para lelaki tersebut bakal menyerukan suara “cak“ sembari mengangkat kedua tangan.
-
Apa makna Tari Cerana bagi masyarakat Kupang? Dikutip dari Wikipedia, Tari Cerana merupakan simbol dari penerimaan masyarakat Kupang kepada para tamu dengan hati yang tulus, bersih, dan penuh kasih.
-
Siapa yang menciptakan Tari Kecak? Tari ini pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an oleh seniman asal Jerman yang tinggal di Pulau Dewata, yaitu Walter Spies.
Suku Kerinci atau biasa disebut Uhang Kinci ini memiliki kesenian tradisional bernama Tari Rentak Kudo. Tarian ini memiliki gerakan spesifik yaitu menghentak-hentak layaknya kuda. Tak hanya itu, tarian ini juga dibawakan dengan sakral sehingga memberikan sensasi pertunjukan kolosal yang memukau.
Mari mengenal lebih dekat dengan Tarian Rentak Kudo khas Suku Kerinci yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Rayakan Hasil Panen
Mengutip dari beberapa sumber, Tarian Rentak Kudo ini memiliki gerakan-gerakan yang begitu dinamis. Bahkan, setiap masyarakat Kerinci percaya jika hentakan dari tarian ini bisa terasa hingga berjarak puluhan kilometer dari lokasi pementasan.
Secara umum, tarian ini dipertunjukan untuk perayaan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang mayoritas ditumbuhi Padi dan dilangsungkan selama berhari-hari tanpa henti.
Apabila tanah di wilayah Kerinci sedang mengalami kekeringan, maka masyarakatnya akan melakukan Tarian Rentak Kudo sebagai bentuk doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Diiringi Nyanyian Pantun
Selain dibawakan dengan sakral, Tari Rentak Kudo juga diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang berisi pantun dan juga menggunakan alat musik berupa gendang.
Penarinya terdiri dari pria dan wanita dengan gerakan-gerakan khas nan dinamis. Gerakan-gerakan tersebut juga dikombinasi dengan gerakan silat bernama "Langkah Tigo". Selain itu, tarian ini juga dipentaskan dengan pembakaran kemenyan tradisional sebagai upacara ritual.
Dari pembakaran kemenyan itu, membuat para penari-penari tadi bisa tampil dengan khidmat dalam setiap gerakannya bahkan hingga para penarinya bisa kesurupan. (Foto: budaya-indonesia.org)