Meninggal Dunia, Ini Perjalanan Anton Medan Pendakwah Mantan Narapidana Selama Hidup
Merdeka.com - Kabar duka datang dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ramdhan Effendi atau lebih dikenal dengan nama Anton Medan. Ketua Umum PITI ini tutup usia pada Senin (15/3/2021). Mantan narapidana yang kini menjadi pendakwah ini dikabarkan meninggal dunia di kediamannya di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, pada usia 63 tahun.
"Innalilahi wainailaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah. Pak Anton Medan. Semoga amal ibadah beliau di terima di sisi Allah SWT.. Aamiin," tulis sebuah pesan singkat yang beredar seperti dikutip Liputan6.com, Senin (15/3/2021).
Kabar tersebut juga dibenarkan oleh keponakan Anton Medan, Ibrahim.
"Benar, saat ini saya sedang menuju ke lokasi. Beliau meninggal usia 63 tahun," ucap Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com. Berikut 6 Fakta Ramadhan Efffendi alias Anton Medan selama masih hidup
Jadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Anton Medan dikenal sebagai Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) pada 2012-2017. Nama Anton Medan kerap disandingkan dengan tokoh-tokoh besar, seperti konglomerat Liem Sio Liong hingga tokoh mahasiswa, Soe Hok Gie.
Sebelumnya, Anton terlahir beragama Buddha dan sempat berpindah menjadi penganut Protestan ketika dipenjara di Cipinang. Akhirnya, ia memilih memeluk Islam hingga meninggal.
Perjalanan Anton memeluk Islam tidak mulus. Ia sempat ditolak oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Karim Oei karena masa kelamnya. Namun, Anton terus membuktikan keseriusannya.
Pada 1992, Ia akhirnya resmi mengucapkan syahadat yang dituntun oleh Almarhum KH Zainuddin MZ. Sejak saat itu penjahat kelas kakap itu berganti nama menjadi Muhammad Ramadhan Effendi.
Pernah Jadi Bandar Judi
©2018 Merdeka.com/Abdullah Sani
Jauh sebelum memeluk agama Islam dan menjadi pendakwah, Anton Medan hidup seorang diri di Jakarta. Kerasnya keadaan membuatnya terpaksa mencoba melakukan aksi kejahatan, saat itu. Ia mencoba memasuki dunia kriminal mulai dari menjambret hingga merampok.
Kejahatan dilakukan Anton tak terbendung lagi. Anton mulai beralih menjadi pengedar obat-obatan terlarang, bahkan pernah menjadi bandar judi kelas kakap. Ia pernah membuka rumah-rumah judi di Jakarta, bahkan Ia juga memiliki kasino. Saat itu, Ia meraup untung dari bisnis gelapnya tersebut hingga miliaran rupiah per hari.
Pernah Dipenjara karena Minta Upah Selayaknya
©2018 Merdeka.com
Saat itu, Anton menjadi tulang punggung keluarga, hingga ia harus putus sekolah. Anton memutuskan untuk merantau ke Tebing Tinggi, dan menjadi calo di terminal Tebing Tinggi.
Suatu hari, Ia terlibat masalah dengan salah satu sopir karena tak mendapatkan upah kerja yang semestinya. Singkat cerita, Anton Medan memukul sopir itu dengan balok dan membuatnya harus berurusan dengan polisi untuk pertama kalinya.
Sempat Hidup Sendiri di Jakarta
henny rachma sari ©2013 Merdeka.com
Dilansir dari Liputan6.com, setelah bebas dari empat tahun penjara, Anton pulang ke kampung halaman. Namun tak disangka, Ia tidak diterima oleh orang tuanya sebab malu memiliki anak yang pernah masuk penjara.
Anton akhirnya merantau ke Jakarta. Ia berniat untuk menemui pamannya. Susah payah menggelandang demi menemukan alamat sang paman, ternyata saat sudah bertemu sang paman juga tidak mau menerima kehadiran Anton. Sejak saat itu Anton Medan hidup sebatang kara bersama kerasnya Ibu Kota.
Masuk Islam
©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar
Berulang kali telah masuk penjara, Anton justru mendapatkan hidayah dan akhirnya insaf. Ia akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam setelah perjalanan panjangnya.
Pada 1992, Ia akhirnya resmi mengucapkan syahadat yang dituntun oleh Almarhum KH Zainuddin MZ, 'Si Dai Sejuta Umat'. Sejak saat itu, penjahat kelas kakap itu berganti nama menjadi Muhammad Ramadhan Effendi, dan menjadi pendakwah.
Mendirikan Masjid dan Pesantren
liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Setelah masuk Islam, Anton Medan mendirikan Majelis Taklim Ata'ibin yang berisi para mantan narapidana dan pengangguran. Ia sengaja mendirikan majelis taklim untuk membina dan menampung para mantan narapidana dan pengangguran untuk kembali ke jalan yang benar. Tak hanya itu saja, Anton juga mendirikan pondok pesantren. Pondok pesantren milik Anton berada di daerah Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor. Ia ingin mengabdi lebih banyak untuk masyarakat lewat pondok itu. Di dalam pondok pesantren, Anton mendirikan sebuah masjid yang megah dan unik dengan khas Tionghoa, yang bernama Masjid Tan Kok Liong.
Kini, sosok Anton telah pergi. Ia meninggalkan kisah inspiratif dan teladan yang baik. Selamat berpulang, Anton Medan. (mdk/frd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan pelayat memadati rumah duka yang menjadi tempat persemayaman Habib Hasan bin Jafar Assegaf yang wafat pagi tadi.
Baca SelengkapnyaKisah tragis seorang tuna wisma yang sudah hidup di jalanan selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaKetua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia) Yudi Latif mengaku keget mendengar kabar sahabatnya berpulang.
Baca SelengkapnyaRumah mendiang Advent Bangun dibiarkan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaLetnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Doni Monardo dikabarkan menghembuskan napas terakhir pada Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaSosoknya cukup berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam di Cirebon
Baca SelengkapnyaPenyebab pasti kematian Romo Benny apakah terkait dengan diabetes yang diidap atau hal lain, Alissa belum mendapat penjelasan detail.
Baca SelengkapnyaKomedian Polo Srimulat atau Cristian Barata Nugraha meninggal pada usia 61 tahun.
Baca SelengkapnyaKisah karomah Kiai Abbas Buntet, doa dan keikhlasannya menyelamatkan nyawa seorang santri.
Baca SelengkapnyaPria yang akrab disapa Iwan Bule ini terlihat datang ke rumah duka. Ia bahkan turut serta mengkafani hingga mensholatkan jenazah.
Baca SelengkapnyaHabib Hasan bin Jafar Assegaf dikabarkan meninggal dunia
Baca SelengkapnyaSuasana haru terlihat di rumah duka Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga di Kota Depok.
Baca Selengkapnya