Pemprov Ungkap Sumut Alami Inflasi di Awal Tahun, Ini Faktor Penyebabnya
Merdeka.com - Sumatra Utara (Sumut) pada Januari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,45 persen. Faktor penyumbang terbesar inflasi di daerah ini berasal dari komoditas makanan, khususnya cabai merah.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, R Sabrina, yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut pada Selasa (2/2). Meski begitu, Ia mengatakan, kondisi tersebut masih aman karena stok pangan secara umum masih mencukupi.
"Kalau kita lihat, sejauh ini bahan pokok kita masih aman," kata Sabrina.
-
Kenapa cabai jadi primadona di Indonesia? Saat masuk di Indonesia, 'cabai impor' ini justru langsung diterima dan jadi primadona baru.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Kenapa uang Jepang di Sumatera menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
Melansir dari Liputan6.com, berikut faktor lain penyebab inflasi di Sumut.
Komoditas Makanan Paling Berpengaruh
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Soekowardojo menyampaikan, fluktuasi inflasi ini sangat dipengaruhi oleh makanan. Di mana harga cabai merah harus diperhatikan untuk menjaga stabilitas inflasi.
Ia menambahkan, perekonomian di 2021 ini diperkirakan menguat seiring pulihnya ekonomi global.
"Juga diiringi peningkatan harga komoditas dan kondisi Covid-19 yang terkendali, sejalan perbaikan pertumbuhan inflasi juga diprediksi meningkat, namun masih dalam rentang sasaran," sebut Soekowardojo.
Dampak La Nina Jadi Sorotan
Selain itu, dampak La Nina juga menjadi hal yang perlu disoroti, karena berpotensi menyebabkan gagal panen. Sebab, komoditas lainnya juga berpotensi mengalami kenaikan harga karena pasokan yang lebih sedikit."Kondisi ini disebabkan respons produsen akibat pendapatan yang menurun di tahun 2020," sebutnya.Namun, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Deli Serdang, BMKG, Syafrinal menyampaikan, secara umum Indonesia terdampak La Nina. Sedangkan khusus Sumut, dampak La Nina tidak begitu signifikan."Dampak La Nina ini tidak begitu signifikan pada peningkatan curah hujan di Sumut," tandasnya.
Hal yang Jadi Perhatian
Terkait inflasi ini, Sabrina menambahkan, ada beberapa poin penting yang harus ditindaklanjuti ke depan. Antara lain, petani Sumut harus mendapatkan harga yang baik, begitu pula dengan harga konsumen. Selain itu, cuaca juga menjadi penentu masa tanam atau produksi pangan."Kalau sudah mengetahui pola cuaca, kita bisa memprediksikan kapan dan di mana kita bertanam," sebutnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Telur ayam dan daging ayam ras berkontribusi terhadap inflasi Maret 2024 sebesar 0,9 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) buka-bukaan mengungkap penyebab kenaikan harga cabai yang kian mencekik konsumen.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaTercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar antara lain, makanan, minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca SelengkapnyaKategori makanan, minuman dan tembakau, jadi kelompok menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaBanyak pedagang mengeluh kepada Mendag Zulkifli Hasan mengenai tingginya harga cabai.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca Selengkapnya