Penyebab Banjir di Jakarta, Salah Satunya Kurangnya Kawasan Resapan Air
Merdeka.com - Banjir di Jakarta hampir setiap tahunnya menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi warga Jakarta sebab menjadi kendala kegiatan sehari-hari. Tak hanya itu banjir juga menjadi berbagai sumber penyakit karena berbaurnya air selokan dengan air banjir.
Sejarah mencatat banjir sudah mengakrabi Jakarta sejak awal pendirian kota ini oleh Pemerintah Hindia Belanda. Awalnya pada tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen meminta Simon Stevin merancang sebuah kota di muara Sungai Ciliwung yang sering kebanjiran sebagaimana Kota Amsterdam di Belanda dikutip dari Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca.
Keberadaan 13 aliran sungai yang melintasi Kota Jakarta menjadikan kota itu memiliki dataran banjir yang banyak tersebar di wilayah itu. Oleh sebab itu, potensi terjadinya banjir setiap tahun memang sangat tinggi. Berikut penyebab banjir di Jakarta yang perlu diketahui dilansir dari Liputan6:
-
Kapan banjir terjadi di Jakarta pada masa VOC? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya. Salah satunya adalah Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang menjabat pada 1619-1623 dan 1627-1629. Jan Pieterszoon membangun sejumlah kanal untuk mengendalikan air dari sungai-sungai yang membelah Jakarta, salah satunya adalah Sungai Ciliwung.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
-
Apa penyebab banjir di Jakarta pada tahun 1960? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.Dikatakan pula salah satu penyebabnya karena lahan kosong yang semakin sedikit karena digunakan untuk perumahan, seiring dengan bertambahnya lahan yang dibangun, maka volume air hujan yang harus ditampung juga meningkat.
-
Kapan Jakarta banjir? Sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang imbas hujan yang menguyur sejak Kamis (14/3) malam.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
Curah Hujan Tinggi
Salah satu penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya yang utama adalah hujan yang ekstrem. Curah hujan tinggi pada pertengahan Januari tahun 2013, a tercatat mencapai rekor curah hujan hingga 250-300 mm, melebihi kondisi Banjir Jakarta 2002 yang mencapai 200 mm seperti yang disadur dari Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol 14, No.1.
Peneliti Sains Atmosfer dengan Bidang Kepakaran Klimatologi dan Perubahan Iklim di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Erma Yulihastin menyebutkan hujan dini hari pada 7 Juni 2020 tahun lalu, di pesisir telah dibuktikan secara statistik memiliki keterkaitan dengan hujan ekstrem yang selama ini memicu banjir-banjir besar di DKI Jakarta, seperti banjir Jakarta tahun 2002, 2004, 2007, 2008, 2013, dan 2014.
Kendala Normalisasi Kali Ciliwung
Selain curah hujan yang tinggi, penyebab banjir di Jakarta yaitu karena normalisasi kali Ciliwung yang belum tuntas. Dari total panjang kali 33 kilometer baru sekitar 16 kilometer yang dilakukan normalisasi. Rupanya kendala dari proses normalisasi ini diakibatkan oleh faktor sempitnya lahan. Pasalnya banyak rumah warga yang berada tepat di palung sungai.
©2021 Merdeka.com/Twitter Mhaikal Edrus dan Nadia Woodhouse
Luas pemukiman di DAS Ciliwung mencapai 51% dari luas DAS, sehingga sebagian besar air hujan langsung menjadi aliran sudah di permukaan. Kondisi ini diperparah dengan letak Jakarta yang merupakan dataran rendah yang mudah terkena banjir menurut BPPTPDAS Surakarta.
Kurangnya Kawasan Resapan Air
Kurangnya Ruang Tebuka Hijau atau RTH membuat kawasan resapan air berkurang sehingga menjadi penyebab banjir di Jakarta. Tak hanya itu, pembangunan gedung dan hotel-hotel di wilayah Jakarta menyebabkan penggunaan air tanah secara berlebihan.
Banyak bagian-bagian lahan yang terletak di suatu cekungan yang rendah dan semula adalah daerah resapan atau tangkapan air hujan, sekarang ini telah berkembang menjadi daerah pemukiman yang padat, sehingga setiap kali turun hujan maka air dalam jumlah yang besar akan tergenang dan tidak dapat keluar dari daerah cekungan tersebut dilansir dari JAI Vol.7 No. 2.
Berdasarkan informasi yang berhasil didapatkan, Jakarta mengalami penurunan muka tanah sebanyak 5-12 cm per tahun. Kondisi ini membuat potensi banjir semakin besar.
Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan
Tak bisa dipungkiri kebiasaan buang sampah sembarangan masih sangat melekat pada warga Ibu Kota dan sekitarnya. Jangan heran, banjir akan terus menyambangi Jakarta dan sekitarnya kalau kalian masih sering melakukan kebiasaan buruk ini.
Twitter @TMCPoldaMetro ©2020 Merdeka.com
Misalnya saja di daerah Manggarai, Jakarta Selatan, kebanyakan masyarakat membuang sampah di mana-mana, tidak terkecuali di saluran-saluran drainase kota, sehingga kala hujan turun dan masuk ke selokan atau jaringan sekunder drainase, menyebabkan sampah-sampah akan ikut hanyut dan masuk ke Sungai Ciliwung.
Akhirnya sampah menumpuk di pintu air Sungai Ciliwung di Manggarai seperti stereoform, plastik bekas kemasan atau pun karton-karton, dahan dan ranting. Sering kali pula terlihat batang pisang yang besar dan kasur yang jelas sengaja dibuang ke Sungai atau ke kali Ciliwung.
(mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaPenamaan wilayah di Jakarta tidak lepas dari fakta sejarah.
Baca SelengkapnyaDahulu Cianjur pernah maju saat menjadi ibu kota Jawa Barat, komoditas kopi dan tehnya jadi andalan Eropa.
Baca SelengkapnyaWalau dikenal angker, Situ Cikaret juga memiliki cerita sejarah yang menarik di masa silam sebagai penyedia air baku sejak masa penjajahan Belanda
Baca SelengkapnyaSejak dulu, Kanal Mookervaart memiliki peran untuk mengendalikan banjir akibat luapan Sungai Cisadane.
Baca SelengkapnyaIni fakta-fakta seputar Kali Angke yang bersejarah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.
Baca SelengkapnyaBendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaBanjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaLembah Anai dulunya pernah mengalami bencana alam banjir yang cukup parah di era Kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaKetinggian air yang menggenang sejumlah wilayah tersebut bervariasi.
Baca Selengkapnya