Penyebab Virus Corona Gelombang Kedua, dan Cara Menghentikannya
Merdeka.com - Bahkan sebelum fase mengerikan pertama pandemi COVID-19 telah berlangsung, para ilmuwan sudah khawatir tentang gelombang kedua penyakit ini.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Provinsi Hubei di Cina, tempat virus corona pertama kali muncul, memiliki penurunan kasus menjadi hampir nol. Pihak berwenang mencabut pembatasan perjalanan masuk dan keluar provinsi, sekitar 60 hari setelah lockdown.
Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan juga memiliki keberhasilan awal membendung wabah lokal, dengan cara menggunakan kombinasi pelacakan kontak yang luas, pengujian, tindakan perbatasan serta berbagai tingkat jarak sosial.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Bagaimana flu menyebar? Flu merupakan infeksi virus pada saluran pernapasan yang menyebar terutama melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini menyebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Tetesan ini dapat terhirup oleh orang lain atau menempel pada permukaan seperti gagang pintu atau meja. Jika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata mereka, kemungkinan besar mereka akan tertular flu.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Namun, COVID-19 sekarang tersebar luas di seluruh dunia, dan negara-negara ini tetap berisiko terkena gelombang infeksi kedua, dipicu oleh kedatangan di luar negeri atau sumber infeksi yang tidak terdeteksi.
Ketika China mulai mencabut pembatasan perjalanan, dunia mengawasi untuk melihat apakah mereka dapat menghindari gelombang kedua wabah.
Gelombang Kedua
Gelombang kedua adalah fenomena infeksi yang dapat berkembang selama pandemi. Penyakit ini menginfeksi satu kelompok orang terlebih dahulu. Infeksi tampaknya berkurang. Dan kemudian, infeksi meningkat di bagian populasi yang berbeda, menghasilkan gelombang infeksi kedua.
2020 Merdeka.com/liputan6.com
"Virus itu akan mengalami kesulitan membangun kembali dirinya di komunitas jika sebagian besar orang, antara 50% dan 70%, terinfeksi dan sekarang kebal," kata Leung dikutip dari Nature.
Tetapi dia mencatat bahwa bahkan di Wuhan, yang menyumbang lebih dari setengah dari 81.000 kasus China, jumlah orang yang terinfeksi dan sekarang kebal terhadap penyakit mungkin kurang dari 10%, yang berarti ada banyak orang yang masih rentan terhadap infeksi.
Vaksin akan meningkatkan persentase orang yang kebal, tetapi tidak ada vaksin yang diharapkan untuk setidaknya satu tahun.
Penyebab Corona Gelombang Kedua
Penyebab corona gelombang kedua terkait soal penularan. Penyakit menular menyebar melalui kontak antara orang yang mudah terinfeksi dan rentan. Dengan tidak adanya langkah-langkah pengendalian, wabah akan tumbuh selama rata-rata jumlah orang yang terinfeksi oleh setiap orang yang terinfeksi lebih dari satu.
Jika orang yang pulih menghasilkan respons kekebalan protektif, wabah akan meninggalkan jejak kekebalan terhadap masing-masing orang. Setelah cukup banyak orang yang kebal, ada lebih sedikit orang yang rentan untuk terinfeksi dan wabah akan mati.
Ketika wabah dikendalikan oleh kuncian dan jarak sosial serta tindakan-tindakan lainnya, maka hanya sebagian kecil dari populasi yang telah terinfeksi yang memiliki kekebalan.
Jika suatu populasi belum mencapai kekebalan kawanan, cukup banyak orang yang rentan dapat tetap menjadi bahan bakar gelombang kedua, jika kontrol dilonggarkan dan infeksi dibiarkan kembali.
Penyebab Corona Gelombang Kedua di China
Dilansir dari ABC, meskipun skala wabah hanya di Hubei dan provinsi China lainnya, kemungkinan sebagian besar penduduk tetap rentan terhadap infeksi.
Pemberlakuan jarak sosial yang ketat yang digunakan untuk mengendalikan COVID-19 di Tiongkok memakan biaya yang luar biasa untuk menanggung kelangsungan hidup banyak warga, dan tidak dapat dipertahankan tanpa batas waktu.
Ketika China melonggarkan langkah-langkah jarak sosial, kasus-kasus baru yang terinfeksi kembali muncul, jika tidak cepat terdeteksi dan diisolasi, dikhawatirkan memicu gelombang kedua COVID-19.
Dilansir dari The New York Times, virus, yang muncul di Asia dan menyebar ke Barat, beresiko memantul kembali. Warga Asia yang khawatir tentang wabah di Eropa dan Amerika Serikat bergegas pulang setelah menemukan diri mereka dalam episentrum baru pandemi.
Hal ini bisa menyebabkan infeksi baru di perbatasan. Hong Kong, yang telah melaporkan kasus harian baru dalam satu digit, tiba-tiba melihat kasus baru melonjak hingga 65 dalam satu hari.
Di Jepang, di mana infeksi tetap relatif terkontrol, kasus-kasus mulai meningkat bulan lalu di Tokyo ketika para pelancong kembali dari luar negeri.
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Korea Selatan, yang telah dipuji secara global karena meratakan kurva dengan cepat setelah puncak ledakan awal pada infeksi, awalnya mengharuskan pelancong dari beberapa negara untuk karantina. Minggu ini ia memperluas daftar untuk mencakup seluruh dunia.
Dilansir dari Financial Times, kini, Suifenhe, kota di China yang sebelumnya bebas dari virus corona, menghadapi krisis nyata, setelah warga negara Tiongkok pulang dari Rusia memicu dan jadi penyebab corona "gelombang kedua". Kota ini memiliki lebih dari 320 kasus yang dikonfirmasi dan hampir 1.500 orang di fasilitas karantina terpusat.
Cara Menghentikan Penyebab Corona Gelombang Kedua
Ketika gelombang pertama wabah cukup besar, ada banyak orang terinfeksi dan kemudian pulih sehingga menjadi kebal terhadap virus corona, namun itu tidak sebanyak orang rentan yang tidak terinfeksi.
Di sisi lain apabila memaksakan kekebalan alami kawanan yang dihasilkan dari terinfeksinya banyak orang adalah sesuatu yang tidak bisa diharapkan. Hal tersebut dapat memakan banyak korban dan kejatuhan tim medis. Pun potensi biaya manusia dari wabah yang tidak terkendali sangat besar dan tidak dapat diterima.
Melihat cara lain yaitu dengan meniru respons terkoordinasi secara global, seperti yang dilakukan untuk SARS pada tahun 2003. Namun, sifat virus corona baru dengan gejala minim menjadikannya sukar dideteksi, dan menjadikan penyebaran global COVID-19 merupakan tantangan yang besar.
Titik akhir lainnya untuk menghentikan wabah adalah mendapatkan perkembangan cepat dari vaksin yang dapat membantu mencapai kekebalan kawanan tanpa infeksi yang luas.
Dalam hal apa pun, setelah gelombang pertama berlalu, mencegah gelombang kedua akan membutuhkan pengawasan dan pengujian yang berkelanjutan untuk mendeteksi dan mengisolasi setiap kasus baru. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya