Rayakan HUT ke-75, Ini Sejarah Perjalanan TNI dari Masa ke Masa
Merdeka.com - Tanggal 5 Oktober menjadi salah satu hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tanggal ini merupakan saksi bisu lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
TNI lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda, yang berambisi untuk menjajah Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. Tepat hari ini, Senin (5/10), TNI genap berusia 75 tahun.
Di balik kegagahannya, siapa sangka, pasukan loreng ini menyimpan sejarah panjang seiring perkembangan Indonesia sejak meraih kemerdekaan. Bermula dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), selanjutnya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya pada 3 Juni 1947 resmi menjadi TNI.
-
Kenapa tanggal 5 Oktober jadi Hari TNI? Momen peringatan HUT TNI itu tak lain dipilih lantaran pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tahun 1945 silam, tepat setelah dua bulan pasca proklamasi kemerdekaan RI disiarkan.
-
Kapan HUT TNI dirayakan tahun ini? 5 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tahun 2023 ini, TNI pun resmi berusia 78 tahun.
-
Kenapa HUT TNI dirayakan? Pada tanggal ini, TNI merayakan sejarah dan pengabdiannya dalam menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa Indonesia.
-
Siapa yang merayakan HUT TNI? Biasanya, peringatan HUT TNI bakal diselenggarakan di halaman Istana Negara Jakarta hingga dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara serta pimpinan militer tanah air.
-
Kenapa TNI dibentuk? TNI dibentuk sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan.
-
Apa yang dirayakan di HUT TNI? Setiap perayaan HUT TNI membawa semangat patriotisme yang menggelora, mengingatkan kita akan dedikasi dan keberanian para anggota TNI dalam menjalankan tugas mulia mereka.
Berikut sejarah panjang perkembangan TNI sejak awal pembentukannya:
Bermula dari Badan Keamanan Rakyat
Melansir dari laman resmi Provinsi DKI Jakarta, BKR mulanya merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang didirikan di Jakarta pada 20 Agustus 1945. BKR bekerja dengan sukarela bersama-sama dengan rakyat dan pemerintah.
BKR resmi berdiri pada tanggal 23 Agustus 1945 yang dinyatakan dalam pidato Presiden Soekarno. Orang-orang yang tergabung di dalamnya berasal dari bekas PETA, Heiho, Polisi, Seinendan, Keibodan, KNIL dan lain-lain.
Sumber: hariansejarah.id ©2020 Merdeka.com
BKR dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai wadah perjuangan rakyat Indonesia. Namun, ternyata pembentukan BKR yang hanya bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum di daerah masing-masing mengundang ketidakpuasan di kalangan pemuda, yang menuntut dibentuknya tentara kebangsaan.
Berubah Menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
Menyerahnya Jepang kepada tentara sekutu menyebabkan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia yang dimanfaatkan oleh tentara Belanda untuk kembali ke Indonesia. Situasi ini menjadi mulai tidak aman.
Oleh karena itu, pada tanggal 5 Oktober 1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat yang bermarkas besar di Yogyakarta.
Sumber: onesearch.id ©2020 Merdeka.com
Saat itu, Kolonel Soedirman menjadi Panglima Besar TKR yang diangkat secara resmi pada 18 Desember 1945. Namun, pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Sehingga pada tanggal 8 Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat resmi berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.
Menyerahnya Jepang kepada Sekutu
Pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan maklumat tentang penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun 1946.Melansir dari tni.mil.id, usaha pemerintah untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sumber: pusterad.mil.id ©2020 Merdeka.com
Presiden juga menetapkan susunan tertinggi TNI, yaitu Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soerdiman diangkat sebagai Kepala Pucuk Pimpinan TNI dengan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo, Laksamana Muda Nazir, Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor Sutomo, Jenderal Mayor Ir. Sakirman, dan Jenderal Mayor Jokosuyono.Dalam ketetapan itu juga menyatakan bahwa semua satuan Angkatan Perang dan satuan laskar yang menjelma menjadi TNI, diwajibkan untuk taat dan tunduk kepada segala perintah dari instruksi yang dikeluarkan oleh pucuk pimpinan TNI.
Dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Kembali ke TNI
Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.
Sumber: liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Namun, perubahan situasi politik di Indonesia pada tahun 1998, juga berpengaruh pada keberadaan ABRI. Sehingga pada tanggal 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi Panglima TNI. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 100 ribu personel serta 1.059 alutsista ditampilkan saat defile pasukan
Baca SelengkapnyaHUT ke-79 TNI dimeriahkan dengan pertunjukan dan atraksi dari tiga matra
Baca SelengkapnyaHUT ke-79 TNI dimeriahkan dengan pertunjukan dan atraksi dari tiga matra
Baca SelengkapnyaSejak dipisahkannya Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI
Baca SelengkapnyaTNI melangsungkan perayaan HUT ke-78 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (5/10)
Baca SelengkapnyaDari aksi-aksinya, pasukan Kopassus mendapat hadiah utama sebagai juara satu dalam parade pasukan di HUT ke-79 TNI.
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Inspektur Upacara HUT ke-78 TNI. Jokowi didampingi oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa dapat berswafoto dengan latar belakang Alutsista TNI.
Baca SelengkapnyaZiarah memperingati HUT TNI Ke-78 ini dilaksanakan untuk mengenang, menghormati, meneladani jasa-jasa dan perjuangan para Pahlawan Kusuma Bangsa.
Baca SelengkapnyaPada peringatan HUT, marinir TNI memperlihatkan sejumlah kehebatannya
Baca SelengkapnyaKata-kata ucapan HUT ke-79 TNI dapat Anda bagikan ke media sosial sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan mendalam.
Baca Selengkapnya