Waspada Cuaca Ekstrem, Begini Kesiapan Sumut Mitigasi Bencana
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut) tengah bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam akibat cuaca ekstrem yang mulai melanda daerah tersebut.
Seperti prediksi dari Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TReAK) di Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi disertai petir/kilat akan meningkat pada September 2021 di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumut.
Oleh karena itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi gerak cepat melakukan peninjauan dan pengecekan peralatan serta perlengkapan, salah satunya yaitu mobil Water Treatment dan Ransus Dapur Lapangan yang dimiliki oleh Satuan Brimob Polda Sumut, di Lapangan Hanggar Lanud Soewondo pada Senin (13/9).
-
Bagaimana mitigasi bencana di Sumut? Salah satu aspek utama dari mitigasi bencana adalah identifikasi risiko dan kerentanannya. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di suatu wilayah, seperti gempa bumi, banjir atau badai.Dengan memahami risiko ini, pihak terkait dapat merancang langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak potensial dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
-
Dimana zona bahaya bencana di Sumut? Identifikasi dan penentuan zona-zona bahaya bencana seperti gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi. Ini membantu dalam perencanaan perkotaan dan pengembangan yang meminimalkan risiko terhadap bencana.
-
Bagaimana cara BPBD Banyumas bersiap menghadapi bencana? Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.
-
Bencana apa yang diantisipasi oleh BPBD Banyumas? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Dimana potensi cuaca ekstrem mengancam? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa saja dampak dari cuaca ekstrem? Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan. Manager Humas DAOP 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. 'Karena hujan yang deras dan angin kencang, tiang-tiang penyangga yang terbuat dari pipa besi mengalami bengkok dan patah sehingga kanopi turun ke bawah. Pihak KAI Group akan menanggung seluruh kerusakan yang dialami para pelanggan yang terdampak,'
Kendaraan tersebut nantinya akan diturunkan bersamaan ke lapangan apabila terjadi bencana, seperti banjir atau longsor.
“Cuaca ekstrem sedang berlangsung, itu menuntut kita selalu waspada menghadapi bencana yang mungkin terjadi. Seluruh elemen baik pemerintah maupun non-pemerintah harus bisa bekerja sama dan memiliki koordinasi yang kuat untuk mengantisipasi terjadi bencana, sehingga kita bisa merespons dengan cepat dan tepat,” kata Gubernur Edy pada Senin (13/9).
Melansir dari laman berita resmi Pemprov Sumut, berikut informasi selengkapnya.
13 Titik Rawan Bencana di Sumut
infosumut.id ©2021 Merdeka.com
Sumut, jika dilihat dari Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2020, masuk dalam urutan ke-16 dari 19 provinsi yang masuk kelompok daerah risiko tinggi bencana.
Di Sumut ada 13 kabupaten/kota yang masuk dalam kelas risiko tinggi, yaitu Gunungsitoli, Mandailingnatal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Asahan, Sibolga, Labuhanbatu Utara, Padanglawas dan Labuhanbatu. Sementara 20 Kabupaten/kota lainnya berisiko sedang.
“Ada 13 daerah kita yang bila curah hujan tinggi rawan terjadi banjir dan tanah longsor. Karena itu, kita siapkan sekarang personel dan peralatan kita masing-masing. Bukan hanya di sini, saat apel, tetapi ditindaklanjuti ke chek point-chek point melihat kesiapan daerah masing-masing,” terang Edy.
Oleh karena itu, Gubernur Edy meminta agar semua pihak, termasuk masyarakat mulai waspada terhadap cuaca ekstrem ini dan berupaya mencegah terjadinya bencana.
Kesiapan Peralatan
infosumut.id ©2021 Merdeka.com
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Abdul Aris Lubis mengatakan, pihaknya telah siap dan siaga terhadap ancaman bencana yang mungkin terjadi. Dalam Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Gelar Peralatan Bencana tersebut juga diperlihatkan berbagai peralatan untuk menghadapi bencana, seperti dapur bergerak, alat-alat berat seperti ekskavator, perahu karet, pendeteksi suara, pemotong besi dan baja, alat komunikasi dan lainnya.Selain itu, ada juga alat pendeteksi kedalaman dari relawan serta kendaraan-kendaraan taktis untuk bencana.“Apel ini bukan hanya sekadar memperlihatkan personel dan peralatan, tetapi mengingatkan kita akan kewaspadaan terhadap bencana terutama pada daerah-daerah yang rawan. Kemudian kita akan tindaklanjuti ke daerah-daerah dan menyosialisasikannya ke masyarakat,” kata Aris.
Personel Siaga
infosumut.id ©2021 Merdeka.com
Sementara itu, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin mengatakan, TNI telah mempersiapkan peralatan, personel dan tim reaksi cepat untuk penanggulangan bencana di Sumut. Ia berharap, semua pihak siap ketika terjadi bencana.“Kita tentu tidak ingin terjadi bencana, tetapi ketika terjadi kita harus siap. Kami dari TNI sudah mempersiapkan personel terbaik kami, peralatan dan juga tim reaksi cepat,” ujar Hassanudin.Wakapolda Sumut Brigjen Dadang Hartanto menambahkan, pihaknya akan memetakan daerah rawan dan para personel akan standby di titik-titik tersebut.“Kerja sama yang utama, baru kita petakan daerah rawan sehingga kita sudah standby pada titik-titik rawan terbut, itu yang membuat respon kita bisa cepat bila terjadi bencana,” katanya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG memprediksi ancaman El Nino akan mengalami puncak pada Agustus-September.
Baca SelengkapnyaBNPB mengimbau warga dan pihak pemerintah daerah setempat menindaklanjuti hasil analisa cuaca tersebut .
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diambil sebagai respons terhadap cuaca ekstrem yang melanda wilayah Lampung dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah diminta menyiapkan langkah menghadapi musim penghujan atau potensi bencana hidrometeorologi berpotensi di akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meminta Pemerintah meningkatkan kesiagaan menyusul Indonesia sedang menghadapi cuaca ekstrem.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnyamengimbau semua pihak yang terlibat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 untuk waspada terhadap potensi peningkatan hujan sampai saat acara penutupan PON
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem itu salah satunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah Jateng yang telah memasuki musim pancaroba
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca Selengkapnya