10 Bulan berjalan, HBO NOW hanya miliki 800.000 pelanggan
Merdeka.com - HBO NOW adalah salah satu aplikasi streaming yang dapat pemasukan luar biasa di tahun lalu. Namun, di tengah ramainya layanan streaming, jumlah penonton mereka turun.
Dilansir dari Techcrunch (11/2), menurut CEO dari HBO, Richard Plepler, HBO NOW hanya memiliki 800.000 subscriber sejak 10 bulan HBO NOW berdiri. Jumlah ini jauh di bawah subscriber dari TV kabel HBO, serta jauh di bawah layanan streaming terpopuler saat ini, Netflix.
Meski jangka waktu 10 bulan adalah waktu yang cukup lama, sang CEO menolak jika hal ini dikatakan sebagai catatan yang buruk bagi HBO NOW. Dia justru menyatakan bahwa ini baru awalnya saja. Dia menunjukkan bahwa HBO NOW masih punya banyak ruang untuk tumbuh dan meminimalisir ketidaksempurnaan.
-
Bagaimana menciptakan kesan positif di awal karir? Hal yang perlu diingat adalah penting banget menciptakan first impression yang positif di tempat kerja karena hal ini berpengaruh pada masa depan kariermu.
-
Apa yang Menko Airlangga sampaikan tentang start-up Indonesia? Pada simposium tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Siapa yang bisa berkembang di lingkungan perusahaan rintisan? 'Perusahaan rintisan berhasil karena banyaknya gairah dan sedikit sekali proses,' katanya, mengacu pada hierarki yang biasanya dimiliki perusahaan besar.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Bagaimana Apple mengatasi kegagalan iPhone pertama? Berkaca dari pil pahit tersebut, Steve Jobs meluncurkan aplikasi App Store dan sejumlah fitur menarik yang tidak dimiliki pesaingnya.
Salah satu kekurangan dari HBO NOW adalah belum dirilisnya aplikasi tersebut di platform PlayStation dan Xbox. Padahal 20 persen subscriber TV kabel HBO menonton layanannya melalui PlayStation dan Xbox. Plepler juga mengakui bahwa HBO Now tidak begitu punya konten andalan yang dapat menarik subscriber baru.
Namun menurut spekulasi yang ditulis oleh New York Post (10/2), menurunnya jumlah subscriber HBO NOW hanya dikarenakan pemilihan waktu yang kurang tepat. Salah satu serial andalan HBO, Game of Thrones masih berhenti di season 5 pada Juni tahun lalu, dan belum akan berlanjut hingga akhir April mendatang. Sementara saingan mereka, Netflix, justru habis-habisan dalam menelurkan konten original.
Pemilihan waktu yang tidak tepat ini juga dipicu oleh waktu rilis mereka yang sempit. Beberapa series andalan HBO, seperti Game of Thrones, Veep, Silicon Valley, dan True Detective, premier pada Maret hingga Juni saja. Sementara Netflix merilis berbagai series keluaran mereka di sepanjang tahun.
Berkat hal itu, Netflix pun digunakan oleh 75 juta orang di seluruh dunia. Angka yang masih sangat jauh jika harus dikejar oleh HBO NOW yang penggunanya belum genap sejuta.
Dengan prediksi ini, tidak mengherankan jika dalam beberapa bulan, HBO NOW akan mengalami peningkatan jumlah subscriber dikarenakan kembalinya serial andalan mereka, yakni Game of Thrones dan serial komedi Veep. Dari perbandingan ini pun sudah terlihat, jika ingin sukses di dunia penyedia layanan streaming, maka konten original harus diperbanyak.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi konten masyarakat Indonesia tidak hanya di platform televisi, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka berpindah ke platform digital.
Baca SelengkapnyaKejadian ini menambah deretan dampak Starlink bagi perusahaan internet bila tidak diatur.
Baca SelengkapnyaThreads telah mencetak rekor pertumbuhan pengguna sejak diluncurkan pada hari Rabu.
Baca SelengkapnyaNetflix berhasil menambah 5,1 juta pelanggan baru untuk layanan streamingnya selama kuartal ketiga.
Baca SelengkapnyaDalam paparannya, Managing Director Emtek, CEO SCM & Vidio Sutanto Hartono membahas soal perkembangan digital saat ini, termasuk Vidio.
Baca Selengkapnya