2 Tahun Mendatang, Indonesia Bakal Punya 2 Unicorn Baru
Merdeka.com - Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA), Ignatius Untung mengatakan potensi Indonesia untuk melahirkan unicorn baru masih besar.
Peluang-peluang untuk menjadi perusahaan rintisan digital dengan valuasi USD 1 miliar masih terbuka lebar. Bahkan dia melihat dalam waktu 2 tahun mendatang, akan muncul unicorn baru.
"Saya melihatnya dalam waktu 2 tahun bisa 2-3 akan muncul unicorn baru," ujar Untung saat ditanya awak media usai acara konferensi pers Pasar iDEA di Jakarta, Selasa (19/2).
-
Apa itu unicorn dalam dunia startup? Unicorn adalah istilah yang dipakai dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
-
Kenapa istilah unicorn digunakan untuk startup? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Apa yang Menko Airlangga sampaikan tentang start-up Indonesia? Pada simposium tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dilanjutkannya, potensi itu bisa datang dari perusahaan-perusahaan dompet digital atau payment gateway yang belakangan ini kerap digunakan masyarakat dan perusahaan tiket online.
"Misalnya fintech seperti e-wallet dan tiket online. Kalau tiket online kan kita tahu siapa yang sudah menjadi unicorn dan hanya pemain itu saja. Kemudian, saya melihat ramai itu e-wallet. Yang sudah besar OVO dan Go-Pay. Lalu yang sedang menyusul, T-Cash dan DANA. Saya rasa ini akan menarik," jelasnya.
Kendati begitu, untuk bisa menjadi unicorn tidak mudah. Terlebih saat ini market sudah penuh pemain. Hanya saja, memang masih ada potensi asal dapat memenuhi 3 hal.
"Pertama, transaksinya besar. Kedua, frekuensi transaksinya cukup sering. Kemudian yang terakhir, coverage konsumen cukup besar. Tiga hal itu setidaknya harus dipenuhi jika ingin menjadi unicorn," terang dia.
Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia memiliki 4 unicorn, yakni, Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Jumlah unicorn yang dimiliki Indonesia paling banyak seAsia. Total ada 7 unicorn di Asia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika dilihat secara global, Indonesia bahkan mengalahkan Jerman dalam jumlah startup.
Baca SelengkapnyaDEFA bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN hingga dua kali lipat, termasuk untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca SelengkapnyaAda 6 tantangan yang perlu diselesaikan agar ekonomi digital Indonesia tembus Rp9.732 triliun di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaDalam 5 tahun, posisi daya saing RI naik 11 Peringkat dari nomor 56 ke 45.
Baca SelengkapnyaIndonesia semakin memiliki daya tarik dan diharapkan semakin banyak investasi untuk di sektor parekraf.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045, mengubah Indonesia dari pengguna teknologi global menjadi inovator global.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei Chainalysis, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara yang memiliki pertumbuhan kripto terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan sudah ada 114 perusahaan Indonesia yang terdaftar menjadi anggota Dubai International Chamber.
Baca SelengkapnyaIndonesia punya semua persyaratan untuk menjadi negara maju
Baca SelengkapnyaIndosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Twimbit meluncurkan laporan khusus berjudul, “Empowering Indonesia Report 2024”.
Baca Selengkapnya