3 Alasan yang membuat bepergian naik roket ala Elon Musk adalah ide gila
Merdeka.com - Elon Musk, sang 'Tony Stark' dunia nyata, punya ambisi tak cuma di bidang antariksa, namun juga soal transportasi. Dia adalah pemilik perusahaan mobil listrik Tesla dan juga memngisiasi dan membelakangi perusahaan kereta peluru, Hyperloop.
Yang terbaru, Ia juga ingin membuat perjalanan internasional jadi jauh lebih cepat dengan BFR. BFR adalah kendaraan antariksa yang diproyeksikan menggantikan Falcon 9, Falcon Heavy, serta Dragon. BFR akan setinggi 106 meter, lebar 9 meter, dan bisa menampung beban 150 ton. angka ini 5 kali lebih besar dari Falcon Heavy, kendaraan SpaceX yang terbesar sat ini.
BFR sendiri akan dikonstruksikan mulai tahun depan, dan saat ini Musk sedang mengumpulkan pemasukan dari peluncuran satelit dan kerjasama dengan International Space Station.
-
Mengapa Elon Musk tertarik dengan roket nuklir untuk Mars? Elon Musk telah menyatakan minatnya terhadap potensi roket bertenaga nuklir. Menanggapi cerita tentang penggunaan roket nuklir untuk mencapai Mars dalam 100 hari, dia mengatakan itu adalah sesuatu yang harus dieksplorasi oleh NASA, dan menyebutnya sebagai 'ide bagus.'
-
Apa yang membuat Elon Musk ingin membawa manusia ke Mars? Belakangan ini, cita-cita para pengusaha besar seperti Elon Musk menginginkan dapat membawa orang untuk pergi ke Mars.
-
Kenapa Elon Musk ingin bawa orang ke Mars? Mars akan dijadikan sebagai tempat tinggal kedua manusia selain di Bumi.
-
Mengapa Elon Musk ingin membuat baju zirah logam terbang? Elon mengungkapkan sudah saatnya dirinya menyiapkan baju besi logam bergaya iron man.'Mungkin ini saatnya untuk membuat baju zirah logam terbang,' kata Elon. Celetukan idenya itu saat diminta followernya untuk meningkatkan keamanannya pasca insiden yang dialami Donald Trump.
-
Bagaimana cara Elon Musk bawa orang ke Mars? Ia berencana akan mengirim 1 juta orang ke Mars pada tahun 2050 mendatang.
-
Kenapa Elon Musk meluncurkan Starlink? Diketahui Musk meluncurkan Starlink untuk dijadikan sebagai pemasukan utama dalam mewujudkan visinya mengirim astronot ke planet Mars.
Nah, dengan BFR ini, Musk menyebut, hanya butuh setengah jam saja untuk sampai di berbagai tujuan di dunia, atau paling jauh di bawah satu jam.
Apakah hal ini menarik atau justru ini adalah ide gila? Berikut penjelasannya.
1. Tekanan gravitasi dan kecepatan tinggi
Memangnya hal ini masuk akal? Yap, ini sangat masuk akal. Apa yang diinisasi oleh Elon bisa dilakukan. Umat manusia sudah mampu menemukan rudal balistik antar benua yang bisa ditembakkan ke sebuah orbit, dan melesat hanya dalam 30 menit. Pada dasarnya, apa yang diimpikan Elon sama dengan hal ini, hanya tinggal mengganti hulu ledak dengan manusia.
Namun manusia akan sulit menerima berbagai tekanannya. Menurut salah satu ilmuwan dari Secure World Foundation, Brian Weeden, yang diwawancarai oleh The verge, manusia tak akan bisa menerima tekanan gravitasi dan kecepatan roket. Hal tersebut akan secara instan membunuh manusia.
2. Paparan radiasi
Weeden juga menambahkan soal paparan radiasi di ruang hampa udara. Orbit balistik ini pasti akan melewati ruang hampa udara. Jika proyek ini lanjut, tentu Elon harus menemukan cara manusia agar tak terpapar radiasi ini.
Paparan radiasi ini tidak dirasakan dampaknya oleh para astronot di International Space Station. Pasalnya, semua terlindung berkat medan magnet Bumi yang mengalihkan sebagian besar partikel ruang angkasa tersebut. Namun jika kita hanya ingin berangkat melancong antar benua, tentu kita tak sebersiap astronot yang akan berdiam di luar angkasa.
3. Harga
Harga tentu adalah rintangan yang terbesar. Tak mengherankan jika layanan perjalanan dari Amerika ke Eropa hanya 30 menit, tentu kocek harus dirogoh dalam-dalam. Namun Elon Musk justru berpendapat sebaliknya, di mana perjalanan roket ini sama murahnya dengan perjalanan udara komersial.
Sebuah studi yang dihelat Angkatan Udara AS, menyebut bahwa roket yang digunakan kembali seperti yang digunakan SpaceX, hanya bisa layak untuk 100 penerbangan saja. Padahal, pesawat komersial biasa bisa digunakan sampai 10.000 penerbangan. Jadi harga penerbangan bisa jadi bahkan 10 kali lipat lebih mahal dari pesawat komersial biasa, karena kebutuhan kendaraan yang tinggi.
Pesawat sendiri jadi transportasi antar benua paling murah nan efektif, karena ketahanan pakai pesawatnya yang sangat tinggi.
Namun kembali ke ide Elon, jika perjalanan dari Amerika Serikat ke China dalam waktu 30 menit saja dihargai 10.000 dollar, sepertinya itu hal yang masuk akal karena pemotongan waktu yang sangat luar biasa. Meski demikian, hal ini tidak sesuai dengan konsep awal Elon yang ingin membuat mode transportasi ini bisa dijangkau setiap orang.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semakin besar massa yang dimiliki roket, semakin besar gaya dorong yang dibutuhkan untuk menggerakkan roket ke kecepatan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaSaat pergi ada emak-emak motoran dengan bonceng tiga layaknya anak muda. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaBiaya yang dibutuhkan untuk memberangkatkan roket berbeda-beda tergantung jenis dan kegunaannya:
Baca SelengkapnyaBahkan Elon Musk pun melirik teknologi pada roket ini.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan, Elon Musk sudah bertemu langsung dengan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaRoket terkuat di dunia ini telah menyelesaikan hampir seluruh uji terbang melalui ruang angkasa pada percobaan ketiganya, tapi hancur saat kembali ke Bumi.
Baca SelengkapnyaMeskipun memerlukan biaya yang cukup fantastis, hal ini sebanding dengan kemudahan yang didapatkan manusia untuk beberapa aspek kehidupan.
Baca SelengkapnyaPada obrolan tersebut, kata Luhut, Jokowi menawarkan kepada Elon Musk untuk bisa meluncurkan roket satelit di Pulau Biak, Papua.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah hari bersejarah SpaceX sukses meluncur ke ruang angkasa setelah 3 kali gagal mengorbit.
Baca SelengkapnyaRoket tenaga fusi nuklir dibutuhkan jika manusia ingin melaju cepat ke planet Mars.
Baca SelengkapnyaPemerintah beberapa kali mengajak Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. Mulai dari investasi kendaraan listrik hingga layanan satelit.
Baca SelengkapnyaMomen CEO SpaceX Elon Musk saat datang ke Pulau Dewata Bali.
Baca Selengkapnya