4 Fakta mengejutkan dibalik serangan cyber ke perusahaan dunia
Merdeka.com - Berdasarkan laporan tahunan Cisco di 2015, ancaman cyber terhadap organisasi dan perusahaan semakin canggih. Bahkan peningkatan serangan malvertising meningkat hingga 250 persen di tahun lalu. Tidak salah bila Cisco mengumumkan perluasan solusi keamanannya dengan model terbaru dari Cisco® ASA with FirePOWER Services.
Sementara itu, menurut penelitian PwD, organisasi kelas menengah menjadi lebih sering terkena serangan cyber akibat mengandalkan platform keamanan yang ketinggalan zaman.
Untuk lebih jelasnya, berikut fakta-fakta mencengangkan lain yang muncul akibat serangan cyber ke organisasi dan perusahaan di dunia.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Kapan serangan siber meningkat? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia. Dilansir dari Jurist, Senin (11/12), laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
Satu serangan cyber menimbulkan kerugian miliaran rupiah
Berdasarkan data Cisco Annual Report 2015, kerugian rata-rata yang diderita organisasi atau perusahaan untuk satu serangan cyber di tahun 2014 adalah Rp 76 miliar!
Industri yang paling banyak menerima serangan di 2014 adalah industri ritel dengan kerugian Rp 3 triliun. Sementara itu perusahaan layanan keuangan menduduki tempat kedua dengan kerugian Rp 1 triliun.
80 Persen dari korban mengatakan bila serangan malware berdampak signifikan bagi bisnis mereka.
Serangan cyber makan waktu satu bulan lebih
Di tahun 2013, satu serangan cyber bisa memakan waktu satu bulan, tepatnya 32 hari. Namun tahun lalu, serangan cyber menjadi lebih lama dengan rata-rata waktu serangan 45 hari ini.
Ironisnya, 55 persen organisasi atau perusahaan tidak bisa menemukan penyebab serangan cyber. Bahkan, 33 persen mengaku membutuhkan waktu 2 tahun lebih untuk menemukan celah serangan. Ini tentu berbeda terbalik dengan tingginya jumlah serangan yang mengintai perusahaan.
Hacking masih jadi serangan cyber favorit
Mengalahkan malware (virus) dan jejaring sosial, serangan cyber masih didominasi oleh hacking dengan prosentase 52 persen. Di posisi kedua dan ketiga baru malware dan jejaring sosial.
Lebih lanjut, serangan cyber masih menggunakan 3 perantara utama, yakni web, jaringan, dan email.
Hampir 100 persen serangan cyber menarget Android
Laporan Cisco mengungkap hal yang sangat mengejutkan, sekitar 99 persen mobile malware yang muncul di tahun 2013 menyasar platform Android. Jumlah menakutkan itu membuat Android menjadi rumah baru bagi pelaku kejahatan cyber.
Ada tiga malware yang paling sering menyerang gadget Android, yaitu Qdplugin-A, NewyearL-B, dan SmsSpy-J.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaBanyak situs web yang berhasil diretas oleh hacker meski sudah diberi keamanan paling canggih.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca Selengkapnya