Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

40 Persen penyelenggara telekomunikasi hanya operator semu

40 Persen penyelenggara telekomunikasi hanya operator semu Operator Indonesia. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Tak hanya pelanggan yang semu, operator telekomunikasi pun disinyalir banyak yang semu, bahkan jumlahnya mencapai 40 persen dari seluruh operator yang ada.

"Mereka hanya jualan frekuensi, tidak benar-benar membangun dan memberikan layanan kepada masyarakat," ujar Yohannes Bambang Sumaryo, praktisi telekomunikasi dari Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) kepada merdeka.com, Selasa (18/12).

Namun,Yohanes tak menyebutkan secara pasti siapa saja operator yang dimaksudnya hanya menjual frekuensi hingga disebut operator semu.

Orang lain juga bertanya?

Namun, yang terjadi saat ini, operator yang telah menjual lisensi dan frekuensinya adalah PT Axis Telecom kepada PT XL Axiata. Sebelum jadi Axis, saat bernama PT Natrindo Telepon Seluler (NTS), Lippo Group sudah terlebih dahulu menjual sahamnya yang juga berarti menjual lisensinya ke Maxis Communications Berhad.

Soal tuduhan hanya jadi broker frekuensi, Head of Corporate Communications Axis Anita Avianty pernah menjawabnya bahwa hal itu sangat mengada-ada dan tidak benar sama sekali.

Menurut dia, sumbangsih yang diberikan Axis bagi industri telekomunikasi sangat besar sejak pertama kali diluncurkan layanannya pada 2008.

"Misalnya, Axis yang pertama kali memperkenalkan tarif yang simple dan mudah dimengerti oleh pelanggan saat konsumen seluler dibuat bingung dengan penawaran-penawaran yang kompleks dan banyak syarat dan ketentuannya," tuturnya.

Axis, lanjutnya, juga operator yang pertama kali memperkenalkan tarif yang transparan dan sudah termasuk PPN, sehingga pelanggan tidak perlu bingung menghitung pengeluaran biaya telekomunikasinya.

Axis juga mengklaim memperkenalkan banyak penawaran yang inovatif, termasuk layanan internet berkualitas dengan tarif terjangkau.

"Istilah broker dinilai terlalu kasar, sebaiknya memakai istilah keren saja, turn key project atau one stop shopping," ketusnya.

Sumaryo juga menyebutkan istilah operator semu bukan hanya dari sisi jualan frekuensi saja, termasuk juga yang banyak menyewakan frekuensinya, diduga karena alokasi frekuensi yang terbatas. (mdk/ega)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Operator Seluler di Indonesia sedang Tidak Baik-baik Saja, Ini Penyebabnya
Kondisi Operator Seluler di Indonesia sedang Tidak Baik-baik Saja, Ini Penyebabnya

Pemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.

Baca Selengkapnya
Industri Telekomunikasi Butuh Terobosan dari Pemerintah, Ini Penyebabnya
Industri Telekomunikasi Butuh Terobosan dari Pemerintah, Ini Penyebabnya

Industri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.

Baca Selengkapnya
3 Hal Ini Jadi ‘Benalu’ Industri Telekomunikasi di Indonesia
3 Hal Ini Jadi ‘Benalu’ Industri Telekomunikasi di Indonesia

Kondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
Menteri Teten: Transformasi Digital di Indonesia hanya di Sektor Hilir Bukan Produksi
Menteri Teten: Transformasi Digital di Indonesia hanya di Sektor Hilir Bukan Produksi

Tak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.

Baca Selengkapnya
Ini Beban yang Harus Ditanggung Operator Seluler di Indonesia, Pemerintah Diminta Bantu
Ini Beban yang Harus Ditanggung Operator Seluler di Indonesia, Pemerintah Diminta Bantu

Beban operator seluler selama ini sungguh berat. Tidak hanya bisnisnya saja, namun 'upeti' yang mesti dibayarkan ke pemerintah pun makin bengkak.

Baca Selengkapnya
Menteri Teten Ungkap Alasan Produk Lokal Kalah Saing dengan Barang Impor
Menteri Teten Ungkap Alasan Produk Lokal Kalah Saing dengan Barang Impor

Alhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.

Baca Selengkapnya
Regulasi OTT Perlu Dipersiapkan
Regulasi OTT Perlu Dipersiapkan

Layanan Over The Top (OTT) seperti Google dan Meta, masih menjadi permasalahan hingga hari ini.

Baca Selengkapnya
Wamen Nezar Akui Masih Ada Gap Kualitas Internet di Indonesia
Wamen Nezar Akui Masih Ada Gap Kualitas Internet di Indonesia

Persoalan ini menurutnya juga harus ditindaklanjuti oleh pemerintah agar tidak ada lagi kesenjangan kualitas internet di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Hakim Tipikor 'Semprot' Eks Petinggi BAKTI Kominfo, Geram Tahu 2 Ribu Lebih Proyek BTS Tidak Disurvei
Hakim Tipikor 'Semprot' Eks Petinggi BAKTI Kominfo, Geram Tahu 2 Ribu Lebih Proyek BTS Tidak Disurvei

Hakim kesal saat mendengar kesaksian mantan Senior Manajer Implementasi BAKTI Kominfo Erwien Kurniawan.

Baca Selengkapnya