5 Alasan jualan di Instagram bikin cepat kaya daripada di Facebook
Merdeka.com - Sebagai sosial media terbesar di dunia, Facebook tidak asing dengan kehadiran brand-brand atau penjual online yang menawarkan produk mereka. Namun, tidak banyak orang yang tahu jika ada platform sosial media lain yang lebih cocok dipakai untuk berjualan: Instagram!
Hal itu terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Selfstartr yang berhasil mengungkap 5 alasan mengapa berjualan online di Instagram lebih bikin cepat kaya ketimbang di Facebook.
Facebook stagnan, Instagram terus tumbuh
-
Bagaimana cara sukses dalam bisnis? Orang sukses adalah mereka yang melakukan hal-hal yang orang biasa tidak mau melakukannya untuk mendapatkan apa yang orang biasa tidak dapatkan.
-
Bagaimana menghasilkan uang melalui media sosial? Dengan jumlah pengguna yang sangat besar, media sosial memberikan banyak kesempatan untuk menghasilkan uang. Mulai dari menjadi influencer, menjual produk atau jasa, hingga berkolaborasi dengan merek.
-
Bagaimana Instagram memengaruhi strategi pemasaran? 'Dengan laporan ini, harapan kami dapat menjadi jembatan antara pelaku industri, marketer, key opinion leader, dan instansi terkait agar dapat memaksimalkan strategi pemasaran di era digital yang dinamis,'
-
Bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk promosi makanan? Coba untuk beri penawaran dengan harga menarik, diskon acara tertentu, dan juga giveaway. Tentunya upaya promosi itu dapat meningkatkan engagement ke target pasarmu.
-
Bagaimana cara untuk menjadi sukses? Jalan menuju sukses dipenuhi banyak tempat parkir yang menggoda.
-
Siapa yang bisa memanfaatkan media sosial untuk mencari uang? Setiap individu berusaha mencari solusi untuk mengatasi [masalah keuangan].
Dari data Selfstartr, jumlah orang dewasa yang bisa diraih oleh penjual di Instagram (tanpa iklan berbayar), prosentasenya terus meningkat, sementara Facebook tetap.
Di tahun 2012 lalu, prosentase netizen dewasa yang terjangkau penjual di Instagram sekitar 13 persen, namun di tahun 2015, angkanya melonjak menjadi 28 persen. Di sisi lain, prosentase yang dibukukan Facebook justru menurun, awalnya 11 persen di tahun 2012, menjadi tinggal 4 persen saja tahun ini.
Selain itu, minat promosi penjual online di Facebook juga menurun hingga 63 persen. Sebaliknya, minat penjual online untuk promosi di Instagram melonjak 115 persen.
Beda dengan Instagram, pengguna Facebook anti pedagang online
Bagi user Facebook, kemunculan postingan jualan online dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu. Hanya ada 32 persen pengguna saja yang rajin mengecek postingan penjual online atau brand tertentu di Facebook.
Hal itu tidak terjadi di Instagram. Sekitar 68 persen pengguna Instagram secara teratur membuka dan ikut berkomentar di produk-produk yang dijual online. Alhasil, tidak mengherankan bila Instagram memiliki jumlah interaksi per follower hingga 58 kali lebih banyak ketimbang Facebook.
Facebook sudah sesak penjual online
Menurut Selfstartr, Facebook sudah penuh sesak oleh promosi-promosi dari banyak brand atau penjual online. Angkanya pun cukup fantastis, sekitar 93 persen penjual online menggunakan Facebook sebagai media penawaran produk. Hal ini tentu membuat persaingan semakin ketat dan tidak sehat.
Di sisi lain, Instagram masih mempunyai ruang kosong bagi para pedagang online. Jumlah seller yang memakai Instagram untuk jualan pun masih minim, hanya 36 persen. Sedikit saingan artinya, semakin besar peluang produk terbeli.
Instagram lebih ampuh rangkul calon pembeli
Salah satu hal paling menjengkelkan jika ingin membeli barang di Facebook adalah keberadaan filter yang membuat calon pembeli susah melihat barang yang diinginkan. Imbasnya, brand-brand di Facebook hanya bisa meraih sekitar 6 persen follower tiap satu postingan.
Berbeda dengan Facebook, brand di Instagram bisa 'merangkul' 100 persen dari follower mereka per postingan. Dengan begitu, lebih banyak produk yang bisa dilihat dan ditawarkan, akhirnya peluang barang terbeli pun semakin besar.
Pembeli di Instagram lebih doyan belanja
Mungkin ini informasi yang paling dibutuhkan oleh pedagang online, berapa banyak uang yang bisa dihabiskan pembeli di Instagram dan Facebook. Hasilnya, Instagram menang dalam hal ini.
Pengguna Instagram lebih royal dalam berbelanja dengan menghabiskan rata-rata Rp 900 ribu sekali order. Sementara itu, pengguna Facebook hanya mengeluarkan uang tak rata-rata Rp 750 ribu sekali order.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Intip cara punya penghasilan dari media sosial tanpa harus mengeluarkan modal banyak.
Baca SelengkapnyaDengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif setiap bulannya, Instagram adalah platform media sosial yang sangat cocok untuk mempromosikan produk.
Baca SelengkapnyaRamainya pengguna media sosial kini digunakan untuk tempat jual beli.
Baca Selengkapnya50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.
Baca SelengkapnyaPemasaran afiliasi atau affiliate marketing menjadi salah satu pekerjaan yang berkembang di era modern seiring berkembangnya lokapasar (marketplace).
Baca SelengkapnyaMengembangkan keterampilan berpenghasilan tinggi adalah investasi yang dapat membuahkan hasil yang signifikan dalam jangka panjang.
Baca SelengkapnyaMenjadi seorang influencer atau selebgram di Tanah Air tentu harus memberikan contoh yang baik untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaIklan masih menjadi sumber pendapatan terbesar dari media sosial.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia kreator affiliate, Indah membantu orang tuanya yang memiliki warung makan dan mengurus keluarga.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memisahkan e-commerce dan media sosial, khususnya di platform TikTok.
Baca SelengkapnyaInstagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023.
Baca SelengkapnyaAda beragam kata yang perlu dirangkai untuk membentuk kalimat ajakan yang menarik dan menjanjikan para calon pembeli.
Baca Selengkapnya