5 Fakta Unik Soal Ubur-Ubur, Binatang Laut yang Berjasa Untuk Manusia!
Merdeka.com - Ubur-ubur adalah makhluk hidup yang sederhana. Mereka tak memiliki otak, tulang, paruh-paru, usus dan segala sistem organ rumit yang kita temui di makhluk hidup lain. Meski demikian, mereka memiliki jaringan yang terorganisir serta sistem sarat yang menandakan sederhananya makhluk ini.
Ubur-ubur yang berbentuk seperti jeli ini telah ada di Bumi selama lebih dari 500 juta tahun dan ada di setiap samudera.
Meski terkenal suka menyengat manusia dan bisa menjatuhkan korban, ternyata hewan yang seringkali dijadikan hidangan di Jepang serta China ini punya banyak kegunaan. Adanya mereka pun punya kegunaan tingkat tinggi untuk kita manfaatkan.
-
Apa yang unik dari ubur-ubur? Ubur-ubur adalah organisme tak lengkap yang unik dan menarik. Hewan-hewan bawah laut adalah makhluk yang mengagumkan dengan beragam keunikan yang memukau.
-
Bagaimana ubur-ubur bisa berevolusi? Kemudian, ahli zoologi dan naturalis Jerman Ernst Haeckel, dalam bukunya menjelaskan tentang evolusi yang terjadi pada banyak organisme. Termasuk ubur-ubur, yang berevolusi dari bentuk hewan primitif, secara bertahap menjadi bentuk yang saat ini Anda lihat.
-
Apa yang istimewa dari fosil ubur-ubur ini? Sedangkan fosil ubur-ubur ini diabadikan dengan sangat indah bahkan detail anatomi, seperti tentakel jeli kecilnya, dapat terlihat.
-
Mengapa ubur-ubur tidak buang air besar? Berbeda dengan hewan yang mencerna makanan secara linear menggunakan sel-sel khusus untuk menyerap berbagai nutrisi, ubur-ubur memiliki satu lubang yang disebut 'manus'.
-
Mengapa kemampuan 'perkembangan terbalik' penting bagi ubur-ubur? 'Temuan tersebut menunjukkan bahwa perkembangan terbalik juga dapat terjadi pada non-cnidaria, sehingga memperluas jangkauan rencana tubuh yang mampu melakukannya,' ungkapnya.
-
Kapan ubur-ubur pertama kali ada? Ubur-ubur adalah salah satu kelas hewan invertebrata laut yang telah ada sejak lama, bahkan lebih lama dari dinosaurus. Para ilmuwan selalu percaya bahwa ubur-ubur berasal sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Jadi kita harus berterimakasih kepada ubur-ubur atas kegunaan mereka yang tidak bisa dimungkiri kehadirannya. Berikut deretan fakta unik soal ubur-ubur, salah satu binatang laut yang paling berjasa untuk manusia. Melansir Listverse, berikut ulasannya
Pupuk Ubur-Ubur
Pertanian organik kini sudah jadi lebih populer berkat permintaan masyarakat akan produk-produk organik. Masalahnya adalah soal pupuk, di mana pertanian biasa memperkuat tanaman dari gulma dan menghasilkan panen yang tinggi dengan pupuk kimia dan herbisida.
Akhirnya, muncullah pupuk ubur-ubur yang jadi solusi akan masalah tersebut. Serat ubur-ubur kering merupakan pupuk organik yang meningkatkan kandungan gizi tanah dan dapat menghambat pertumbuhan gulma.
Di Jepang, hasil panen dari sawah dipupuki dengan 'keripik ubur-ubur' yang merupakan sebutan dari serat ubur-ubur kering, dan hasilnya mampu setinggi pertanian dengan pupuk kimia namun tetap organik.
Keripik ubur-ubur ini juga telah digunakan untuk meremajakan hutan di Korea Selatan setelah kasus kebakaran hutan. Tak cuma itu, ini juga digunakan untuk meningkatkan kadar air dan nutrisi sebelum bibit baru ditanam.
Jasa Ubur-Ubur Untuk Industri Kesehatan
GFP yang merupakan kependekan dari green fluorescent protein yang ada di ubur-ubur dan membuat ubur-ubur 'glow in the dark,' ternyata sangat berguna untuk diagnosis kesehatan manusia. Menggunakan GFP, ilmuwan bisa memasang tanda di sel tertentu dan melacak perkembangan mereka di tubuh.
Sebagai contoh, GFP dilekatkan ke sel pankreas yang memproduksi insulin untuk memeriksa bagaimana mereka beroperasi. Hal ini sangatlah penting bagi penderita diabetes yang baru saja mengidap. Hal ini juga berlaku ke sel penyakit lain seperti HIV.
Hal ini ternyata sangat revolusioner hingga ilmuwan yang menemukan cara penggunaan GFP dihadiahi Nobel pada 2008 lalu.
Dalam pengembangannya, protein GFP dapat dimodifikasi untuk menghasilkan hampir 100 warna yang berbeda, yang dapat ditugaskan untuk membedakan sel-sel di area yang sama.
Ubur-Ubur Sang Penyelamat Lingkungan
Potongan plastik mikroskopik atau dikenal sebagai mikroplastik adalah masalah lingkungan yang baru terjadi dan besar belakangan ini. Salah satu sumber mikroplastik adalah microbeads, sebuah bola plastik kecil yang bisa kita temukan di sabun muka atau gel mandi kita. Kini, bahan ini sudah dilarang di beberapa negara. Tak cuma dari sabun, mikroplastik juga datang dari pemecahan serat sintetis ketika baju dicuci di mesin cuci.
Akhirnya berdasarkan keresahan ini, lahirlah proyek GoJelly. Proyek ini menggunakan ubur-ubur karena terbukti salah satu spesies ubur-ubur berikatan dengan mikroplastik ini. Kebetulan juga ubur-ubur dengan spesies tertentu ini overpopulasi.
yang harus dilakukan adalah membuat biofilter dari ubur-ubur dan limbah pabrik yang mengandung mikroplastik diarahkan ke filter tersebut. Jadi limbah mikroplastik tak terlanjur lepas ke perairan kita.
Ubur-Ubur Dramatis
Air mata palsu mungkin dibutuhkan untuk para aktor dan aktris untuk beradegan menangis. Namun air mata palsu punya kegunaan jauh lebih dari itu: menjaga mata tetap lembap bagi mereka yang punya mata kering.
Air mata palsu ini bisa didapatkan dari jerohan ubur-ubur, di mana protein yang paling lazim ada dalam ubur-ubur adalah mucin, di mana ini adalah rantai protein panjang yang mengandung karbohidrat yang dapat mempertahankan kelembapan. Selain itu, ubur-ubur menggunakan mucin untuk membersihkan diri dan melawan predator.
Ternyata, manusia pun menghasilkan mucin untuk alasan yang sama. Jadi, bagi mereka yang memiliki mata kering, mucin dari ubur-ubur ini bisa menjaga bola mata tetap lembap. Mucin sendiri sudah digunakan di industri kesehatan dan kecantikan.
lagi-Lagi Selamatkan Lingkungan
Popok adalah salah satu masalah lingkungan. Pasalnya satu buah popok saja membutuhkan waktu ratusan tahun untuk biodegradasi.
Akhirnya, bermodal keresahan tersebut ditambah overpopulasi ubur-ubur di Israel, seorang perusahaan Israel membuat sebuah popok biodegradable dengan menggunakan ubur-ubur.
Seorang ilmuwan material bernama Shachar Richter, menemukan bahwa daging ubur-ubur mampu menahan cairan dalam jumlah besar tanpa melarutkannya. Akhirnya khasiat absorpsi yang baik ini dialokasikan menjadi material baru bernama Hydromash.
Pembuatan popok ini namun cukup rumit. Pertama daging ubur-ubur dipecah terlebih dahulu dan mencampurnya dengan nanopartikel antibakteri. Nantinya bahan ini bisa digunakan ke popok bayi serta dewasa, produk kebersihan wanita, serta perban medis. Hydromash dapat terdegradasi selama 30 hari saja.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa hewan yang ternyata tidak buang air besar walaupun tetap makan. Kok bisa? Begini faktanya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Temukan Makhluk Abadi yang Bisa Hidup Selamanya
Baca SelengkapnyaTim menemukan fakta mengejutkan ini ketika memelihara populasi hewab ini dalam sebuah tangki air.
Baca SelengkapnyaSebuah parasit mirip ubur-ubur yang ditemukan hidup di dalam otot ikan salmon, ternyata tidak memerlukan oksigen untuk bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar hewan yang sanggup tak makan dan minum dalam jangka waktu lama.
Baca SelengkapnyaHewan purba berusia ratusan tahun yang masih hidup hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan cantik dan unik yang tinggal di gurun. Ada hewan apa saja? Yuk simak daftar 10 hewan di bawah ini!
Baca SelengkapnyaIlmuwan Pertama Kali Temukan Hewan yang Tak Butuh Oksigen untuk Hidup, Begini Bentuknya
Baca SelengkapnyaSejumlah bagian di organ tubuh manusia diketahui tidak memiliki fungsi jelas atau disebut vestigial.
Baca SelengkapnyaSetiap hewan memiliki keunikannya masing-masing, termasuk ada hewan yang mudah lupa. Berikut daftar 10 hewan pelupa di dunia, yuk simak!
Baca SelengkapnyaDi dunia ini, ada beberapa hewan yang buta namun tetap bisa mengetahui keadaan di sekitarnya. Ada hewan apa saja? Simak daftarnya berikut ini!
Baca SelengkapnyaPerjalanan evolusi yang panjang. Konsep ‘fosil hidup’ yang dicetuskan oleh Charles Darwin membawa kita kepada spesies yang seolah-olah membeku dalam waktu.
Baca Selengkapnya