5 Mitos tentang Bluetooth ini tidak layak dipercaya!
Merdeka.com - Anda mungkin sudah melupakannya, namun hidup kita masih dikelilingi oleh Bluetooth. Hampir semua perangkat digital memiliki koneksi Bluetooth. Smartphone, tablet, laptop, headphone, speaker, TV, serta konsol game semua pasti dilengkapi Bluetooth. Hal ini dikarenakan Bluetooth bisa melakukan banyak hal, mulai dari memainkan audio dari sumber ke speaker, hingga transfer data.
Di beberapa tahun lalu hingga sekarang, Bluetooth masih jadi teknologi konektivitas nirkabel antara dua perangkat yang masih terpercaya. Bluetooth pun mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun, dan dalam prosesnya Bluetooth mendapat banyak perbaikan dan peningkatan.
Masalahnya adalah Bluetooth sudah ada sejak beberapa tahun silam, dan mitos kuno soal Bluetooth masih seringkali beredar hingga sekarang. Tentu dengan perubahan Bluetooth ke arah yang lebih baik, tidak adil jika Bluetooth masih diperlakukan layaknya ia adalah teknologi kuno yang tak memgikuti perkembangan zaman.
-
Apa arti dari nama Bluetooth? Bluetooth merupakan julukan raja Viking yang memimpin Denmark dan Norwegia pada 958 hingga 985. Nama raja tersebut adalah Harald 'Blåtand' Gormsson. Ia mendapatkan julukan Bluetooth karena gigi matinya yang berwarna biru.
-
Kenapa Bluetooth dinamai seperti itu? “Raja Harald Bluetooth. Ia terkenal karena menyatukan Skandinavia sama seperti kami bermaksud menyatukan industri PC dan seluler dengan sambungan nirkabel jarak pendek,“ kata dia dikutip dari situs resmi Bluetooth, Jumat (5/1).
-
Bagaimana Bluetooth menghubungkan perangkat? Mengutip NationalGeographic, Raja Harald dikenal luar biasa dalam menghubungkan orang seperti halnya teknologi dalam menghubungkan perangkat.
-
Kenapa mitos ini masih ada? Meskipun tidak didukung oleh bukti ilmiah, mitos ini tetap bertahan dan diwariskan dari generasi ke generasi.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
Berikut 5 mitos tentang Bluetooth yang harus dibasmi.
1. Menyalakan Bluetooth dapat menghabiskan baterai
Jika kita kembali ke zaman di mana Smartphone masih belum jaya, Bluetooth memang membunuh daya baterai. Hal ini dikarenakan Bluetooth selalu secara otomatis mencari perangkat lain untuk 'pairing.' Namun hal ini tak akan lagi terjadi karena standar Bluetooth sudah meninggi. Dimulai dari versi 4, Bluetooth menerapkan Low Energy (LE) module, yang dapat menghemat konsumsi daya baterai.
Dengan teknologi LE ini, daya dalam jumlah besar tak akan terserap dari baterai jika Anda tidak melakukan data transfer. Bahkan jika Bluetooth Anda gunakan untuk konek dengan headphone, daya baterai tidak akan terserap jika Anda tidak memainkan lagu di headphone Anda.
2. Sinyal Bluetooth tak baik bagi kesehatan
Sebenarnya tak pernah ada bukti kuat yang menunjukkan hal tersebut. Mungkin saja sinyal radiasi Bluetooth atau smartphone juga cukup berbahaya bagi kesehatan. Namun satu hal yang kita ketahui bersama adalah headset Bluetooth justru melindungi Anda dari radiasi smartphone.
Sinyal radiasi sendiri sebenarnya sangat bergantung dari tenaga, dan Bluetooth hanya menyerap tenaga paling besar 100mW, tepatnya untuk kelas 1. Faktanya, Bluetooth di berbagai perangkat modern hanya menyerap 1mW. Sebaliknya daya 1.000mW hingga 2.000mW terserap ketika smartphone mengoperasikan layanan 3G atau 4G.
Dengan ini, setidaknya Bluetooth jauh lebih aman ketimbang radiasi smartphone itu sendiri. Bahkan Anda bisa dijauhkan dari radiasi smartphone jika Anda menggunakan headphone Bluetooth.
3. Bluetooth hanya bekerja di ruangan yang kecil
Mungkin Bluetooth di smartphone Anda hanya bisa bekerja di jarak pendek, mungkin benar. Namun, Anda harus tahu kalau Bluetooth memiliki 3 kelas. Dan adanya kelas ini membedakan jarak yang bisa digunakan untuk mengoperasikan Bluetooth.
Bluetooth kelas 3 hanya bisa digunakan di jarak kurang dari 10 meter, kelas 2 bisa digunakan di jarak sekitar 10 meter dan jika lebih tak seberapa maksimal, dan yang paling baik yakni kelas 1 yang bisa digunakan hingga jarak 100 meter bahkan lebih.
Jadi Bluetooth tentu bisa bekerja dengan baik di ruangan yang luas, bahkan di lapangan. Asalkan menggunakan perangkat Bluetooth kelas 1. Perangkat yang dilengkapi Bluetooth kelas 1 biasanya adalah yang memiliki power source sendiri, seperti komputer desktop atau speaker yang punya koneksi elektrik. Smartphone dan tablet biasanya hanya memiliki Bluetooth kelas 2.
4. Bluetooth yang aman adalah yang "Non-Discoverable"
Sebenarnya sejak aawl Bluetooth ada, teknologi tersebut tak pernah memiliki reputasi yang baik dalam hal keamanan. Namun di versi terbaru, berbagai 'celah' keamanan sudah banyak dibenahi. Namun jika Anda berpikir bahwa mengatur Bluetooth Anda menjadi "Non-Discoverable," belum tentu juga perangkat lain tak bisa mengirim Malware kepada Anda.
'Bluetooth Device Address' mungkin tidak terlacak jika Anda dalam mode 'non-discoverable,' namun hacker sudah makin canggih. Hal ini dikarenakan pengguna biasanya masih menggunakan password default untuk perangkat Bluetooth mereka. Yakni 0000 atau 1234. Dengan ini, banyak yang bisa menembus Bluetooth Anda dengan mudah.
Jadi, hal paling aman bukan mengatur ke mode 'non-discoverable,' namun mengganti password ke yang lebih aman.
5. Sinyal Bluetooth mengganggu sinyal Wi-Fi
Seperti layaknya teknologi nirkabel lain, Bluetooth menggunakan frekuensi radio 2.4GHz untuk mengirim dan menerima data. Ini adalah frekuensi yang sama yang digunakan oleh jaringan Wi-Fi, bahkan microwave. Namun bukan berarti sinyal satu sama lain akan bersinggungan.
Hal ini dikarenakan 2.4GHz adalah pita frekuensi yang terbentang antara 2.400 MHz hingga 2.483,5 MHz. Bluetooth menggunakan 2 kanal, yang masing-masing melakukan monitoring terhadap 50 persen frekuensi. Sinyal akan secara cepat "melompat" dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya, hingga sinyalnya tak akan pernah bersinggungan.
Hal ini membuat sinyal yang 'melompat' secara cepat, akan selalu stabil dan tak akan pernah menurun secara kecepatan meskipun menggunakan frekuensi yang sama.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah masyarakat di Indonesia memiliki mitos kesehatan yang aneh dan tidak terbukti secara ilmiah.
Baca SelengkapnyaBeberapa cerita rakyat mitos di Indonesia masih dipercaya masyarakat.
Baca SelengkapnyaSejumlah mitos kesehatan muncul sejak masa lalu dan masih banyak dipercaya hingga masa kini.
Baca SelengkapnyaBetis wanita ternyata juga memiliki mitos yang melingkupinya. Apa saja, ya?
Baca SelengkapnyaMaraknya pembobolan rekening saat ini membuat masyarakat harus lebih berhati-hati saat bertransaksi, baik transaksi debit maupun lewat mobile banking.
Baca SelengkapnyaBerbagai mitos tentang kontrasepsi yang perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaMeskipun mitos ini memiliki nalar yang tidak rasional, beberapa orang tetap mempercayainya dan menghindari bersiul di malam hari.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa mitos orang hamil yang masih sering dipercaya.
Baca SelengkapnyaKebutuhan gizi tiap orang berbeda. Ketahui apa yang perlu diperhatikan menurut dokter ahli di sini!
Baca SelengkapnyaApakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mitos atau fakta?
Baca SelengkapnyaMitos orang Jawa menikah dengan Orang Sunda disebut sulit bersatu.
Baca Selengkapnya