5 Penelitian ilmiah yang tunjukkan Tuhan itu ada
Merdeka.com - Para ilmuwan selalu punya ambisi untuk menemukan berbagai teori baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan jadi lebih tinggi tingkatannya. Namun Dalam berbagai penelitiannya seringkali para ilmuwan terganjal hal-hal yang misterius.
Meski punya berbagai inovasi dan ide-ide brilian, akhirnya hal yang tak disadari ilmuwan-lah yang membuat mereka berpikir bahwa ada yang jauh lebih tinggi derajatnya dari manusia, dan Ialah yang mengatur semuanya.
Berikut beberapa penelitian yang mungkin tak bermaksud untuk gagal, namun justru membuktikan pada para ilmuwan bahwa Tuhan itu ada. Berikut ulasannya.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan? Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan fosil dinosaurus yang sangat lengkap, yang hidup 240 juta tahun lalu.
Alam semesta pasti ada yang menciptakan
Menurut banyak sekali studi, alam semesta ini sebenarnya tak akan bisa bertahan lebih dari satu detik. Sebagai contoh, Big Bang seharusnya memproduksi jumlah yang sama antara matter dan antimatter, dan jika tidak semesta akan hancur. Namun sebaliknya jumlah matter justru lebih banyak dan alam semesta tercipta. Hal ini sama sekali tak bisa dijelaskan ilmuwan.
Dalam teori lain yang menyangkut partikel Higgs Boson atau 'Partikel Tuhan', tak pernah bisa dijelaskan bagaimana benda apapun termasuk alam semesta mendapatkan massa mereka. Tanpa adanya massa alam semesta pun tak akan ada secara nyata.
Selain itu, kombinasi jarak antara planet-planet di Tata surya kita adalah hal yang cukup jadi misteri. Bumi berada pada jarak yang pas pada matahari sehingga tak terlalu dekat hingga membakar, dan terlalu jauh hingga membeku. Belum lagi jarak antar planet seperti ke Jupiter, yang mampu membantu Bumi untuk menarik komet dan asteroid untuk menjauhi dan tidak menghantam Bumi. Hal ini tidak bisa dijelaskan.
Kehidupan kita diatur layaknya simulasi komputer
Pada tahun 2003, seorang filsuf bernama Nick Bostrom mengungkapkan bahwa alam semesta adalah simulasi komputer. Teori ini diterima oleh para pegiat sains yakni Elon Musk dan Neil deGrasse Tyson. Hal ini mendukung pendapat bahwa selalu harus ada yang membangun dan mengatur simulasi tersebut.
Karena alam semesta dipercaya akan menemui titik kehancurannya, banyak ilmuwan yang percaya bahwa manusia dapat mendeteksi batas-batas alam semesta. Hal ini dilakukan ilmuwan Jerman yang mencoba fokus pada sinar kosmik yang fragmen atomnya berasal dari  luar Tata Surya kita. Sinar kosmik ini seharusnya punya kekuatan yang terbatas dan lama kelamaan makin menurun. Namun ketika sinar kosmik ini sampai di Bumi, mereka memiliki jumlah energi yang sama, yakni 10 elektron Volt.
Hal ini memperlihatkan bahwa sinar kosmik memiliki titik awal serupa sehingga selalu memiliki jumlah yang sama. Hal ini tentu 'diatur' layaknya kita mengendalikan komputer.
DNA manusia bukti Tuhan ada
Francis S. Collins M.D. & Ph.D, Ketua Proyek Penelitian Gen Manusia di tahun 2007 lalu menyatakan bila DNA manusia menyimpan bukti keberadaan Tuhan.
Dr. Collins mengungkapkan bila DNA adalah bahasa Tuhan, dan perwujudan dari rencana Tuhan yang juga bagian dari alam. Gen manusia memang sangat kompleks dengan bagian data mencapai miliaran. Hal seperti ini tentu lahir berkat desain panjang dari 'sesuatu' yang sangat hebat di luar jangkauan intelejensi manusia.
Lebih lanjut, ada beberapa pertanyaan dari Dr. Collins yang menguatkan argumennya, antara lain 'Apa arti hidup?', 'Siapa yang memulai alam semesta?', dan tentu saja 'Siapa sosok hebat yang mampu menciptakan DNA yang sangat rumit itu?'.
Apakah Anda bisa menjawabnya?
Rumus keberadaan Tuhan
Leonhard Euler adalah matematikawan sekaligus fisikawan terkemuka dari Swiss. Pria yang lahir tanggal 15 April 1707 ini sangat tertarik dengan kalkulus, optik, dan astronomi.
Euler dikenal sebagai ilmuwan sekaligus pemeluk agama yang taat. Hal ini dibuktikan dengan kemenangannya mengalahkan filsuf atheis dari Prancis, Denis Diderot, di sebuah argumen soal keberadaan Tuhan. Euler memenangkan adu opini dengan memaparkan rumus "{a+b^n}/{n}=x" untuk menjelaskan keberadaan Tuhan. Sayangnya belum ada penjelasan secara detail dari rumus ini.
Selain Euler, Kurt Friedrich Godel, matematikawan asal Amerika yang lahir di Austria, juga menelurkan 'Teorema Tidak Lengkap' yang menegaskan keberadaan Tuhan. Teori ini kemudian berkembang dengan dua bagian utama, yakni 'kebutuhan' dan 'peluang'.
Berdasarkan penelitian Universitas Stanford, teori Godel menyatakan bila Tuhan adalah zat yang paling agung dan ada di setiap pemikiran manusia. Nah, secara otomatis kita memercayai adanya Tuhan bila kita yakin di luar sana ada zat lebih hebat dari apapun. Oleh sebab itu, keberadaan Tuhan bisa dikatakan absolut.
Ketika manusia ingin meniru kuasa Tuhan, selalu gagal
Peradaban manusia kini sangat maju berkat adanya teknologi. Bermodalkan ilmu pengetahuan dan sains, Bumi ini jadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Teknologi pun semakin maju dan kualitas hidup manusia pun juga tak akan pernah selangkah mundur. Hal ini sedikit banyak mengubah manusia untuk berbuat lebih.
Mulai dari sekelompok ilmuwan yang terdiri dari ilmuwan Perancis dan Spanyol, memulai proyek ilmiah kontroversial yang serupa dengan film "Jurassic Park," di mana para ilmuwan ingin menghidupkan lagi hewan yang sudah punah bernama Bucaro, tapi gagal karena ia hidup hanya 10 menit.
Hingga ada BioQuark, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang mencoba menghidupkan orang meninggal. Bahkan perusahaan tersebut mendapat restu dari US Institutional Board Review untuk memulai proyek kontroversial dan ambisius tersebut. Proyek yang diberi judul "ReAnima" ini berambisi untuk menghidupkan 20 orang meninggal asal India yang sudah diputuskan secara legal dan klinis telah meninggal. Namun belum ada berita mereka telah berhasil.
Kesemua penelitian ini mungkin menambah jejak rekam ilmu pengetahuan berada di level yang lebih tinggi. Namun makin canggih teknologi dan ilmu pengetahuan, makin terlihat bahwa Tuhan itu ada karena berbagai rahasia yang tidak atu belum bisa terpecahkan.
ÂÂ
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masing-masing ilmuwan punya pandangan sendiri soal ini. Berikut ungkapannya.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan ilmuwan yang memilih atheis dalam menjalani hidupnya.
Baca SelengkapnyaTeori-teori ini tidak hanya mengubah pandangan ilmiah, tetapi juga berdampak pada budaya, filsafat, dan cara hidup masyarakat sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBerikut jawaban sederhana Albert Einstein kepada seorang bocah kecil.
Baca SelengkapnyaBerikut ilmuwan dunia yang memeluk islam setelah melakukan penelitiannya.
Baca SelengkapnyaIsaac Newton disebut-sebut seorang yang taat kepada agamanya.. Mempelajari juga tentang teologi.
Baca SelengkapnyaDedikasi mereka sebagai pendidik juga telah meninggalkan jejak mendalam, mendorong terciptanya terobosan-terobosan ilmiah yang mengubah dunia.
Baca SelengkapnyaHawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Baca SelengkapnyaHal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan ilmuwan Universitas Harvard dan Universitas Teknologi Montana, AS.
Baca SelengkapnyaEinstein punya gambaran pemahaman tentang Tuhan, meski dirinya seorang Yahudi.
Baca SelengkapnyaDulu dianggap sihir, namun kini fenomena yang kerap terlihat di masyarakat bisa dijelaskan.
Baca Selengkapnya