5 Teknologi canggih NASA yang buat kita bisa tinggal di Mars
Merdeka.com - NASA adalah pihak yang sangat ambisius namun realistis dalam hal 'invasi' manusia ke Mars. NASA masih belum melihat manusia akan bisa sesegera mungkin menjadikan Planet Merah tersebut sebagai habitat, namun NASA sudah membuat progres dengan mengembangkan berbagai peralatan canggih untuk pergi ke Mars.
Beberapa minggu lalu, NASA merilis sebuah laporan tentang bagaimana perkembangan mereka dalam hal melancong ke Mars. Proyek yang diberi nama, dan diberi tagar di sosial media berupa #JourneyToMars ini, sudah sampai pada tahap yang menjanjikan. Bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade kita sudah dengan mudah bepergian ke Mars.
Berikut adalah berbagai kecanggihan yang telah dikembangkan NASA agar umat manusia bisa melancong atau bahkan tinggal di Mars.
-
Bagaimana NASA cari kehidupan di Mars? Misi ini juga melakukan analisis biologis tanahnya dengan tujuan utama untuk menemukan petunjuk kehidupan.
-
Kenapa NASA ingin cari kehidupan di Mars? Misi Viking 1 NASA yang mulai mengorbit Mars di 1976 bertujuan mencari kehidupan di Mars. Pesawat tersebut dilengkapi dengan alat pendarat untuk melihat apakah ada bentuk kehidupan di tanah Mars.
-
Apa yang dilakukan NASA di Mars? MAV diatur untuk mengambil sampel yang dikumpulkan oleh penjelajah Mars Perseverance milik NASA pada awal tahun 2030-an.
-
Bagaimana cara NASA membantu wisata ke Mars? “Di bulan, di mana gravitasi enam kali lebih kecil dari Bumi, pakaian antariksa memiliki berat serasa 50 pon, jadi itu bisa diatur,“ Tetapi di Mars, gravitasinya hanya sekitar sepertiga dari Bumi, jadi memiliki pakaian antariksa dengan berat serasa 125 kg, itu masih terlalu berat.
-
Apa penemuan NASA di Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Dimana lokasi layak huni di Mars? Area tersebut rupanya berada beberapa sentimeter di bawah permukaan, di sekitar es yang mengandung sedikit debu. Lapisan ini mirip seperti yang ditemukan di Alaska. Area di bawah es ini akan memungkinkan organisme memanfaatkan energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis sekaligus terlindungi dari radiasi ultraviolet.
Roket yang sangat besar
Generasi selanjutnya dari roket Space Shuttle milik NASA akan segera bisa meluncur di 2018 mendatang. Ketika roket ini sudah siap, roket ini mampu membawa 70 metrik ton muatan ke orbit. Roket ini juga akan dikembangkan hingga mampu membawa muatan sebanyak 130 ton metrik ke Mars.
Dengan tinggi sekitar 116 meter, roket bernama SLS ini akan menjadi kendaraan terbesar yang pernah dibuat manusia. Selain itu, ini akan jadi roket yang lebih kuat ketimbang roket Saturn V yang membawa astronot Apollo ke Bulan.
Tenaga penggerak yang lebih canggih dan eksperimental
Roket SLS dimotori oleh hidrogen cair dan oksigen cair. Namun tenaga ini hanya bisa untuk mendorong roket beserta pesawat luar angkasa berisi astronot untuk keluar dari orbit Bumi. Untuk mencapai Mars dengan jarak tempuh sekitar tujuh bulan, diperlukan bahan bakar roket yang jumlahnya sangat-sangat banyak. Hal ini membuat proyek ini sangat mahal.
Namun akhirnya NASA mengembangkan mesin dengan tenaga surya untuk mengirim barang, persediaan, atau bahkan astronot untuk ke Mars. Metode ini bernama 'Solar Electric Propulsion,' yang memancarkan ion, di mana tenaga matahari menyediakan elektron untuk mendorong mesin dalam kecepatan tinggi.
Teknologi ini sudah ada di depan nyata. Namun NASA masih ingin membuatnya lebih sempurna lagi, dengan membuat mesin ionnya lebih besar dan kuat. Mesin ini akan dirampungkan di kira-kira tahun 2020.
Habitat 'Deep Space'
Astronot yang berada dalam misi ke Mars, tentu tak bisa jika hanya terkungkung di dalam pesawat luar angkasa saja di setiap harinya. NASA akhirnya mengembangkan sebuah tempat yang bisa jadi habitat astronot selama berada di Mars. 'Deep Space Habitat' ini terdiri dari semacam ruang keluarga dan kamar mandi.
Namun habitat ini masih belum sempurna karena masih belum dilengkapi penunjang kehidupan, serta belum anti kebakaran dan radiasi.
Habitat ini rencananya akan berbentuk portable dan didirikannya dengan diisi udara layaknya tenda ban. NASA bekerja sama dengan Bigelow Aerospace untuk mengembangkan ini.
Pakaian astronot yang lebih fleksibel
Para astronot di Mars bisa jadi akan menghabiskan satu tahun atau lebih di Mars. Selama waktu tersebut, berjalan-jalan keluar adalah ide yang cukup buruk, dikarenakan Mars bukanlah tempat yang baik untuk berkeliaran karena dingin, badai angkasa, dan berbagai hal lain.
Akhirnya NASA menciptakan pakaian luar angkasa terbaru untuk memproteksi astronot dari radiasi yang bisa membunuh, dingin serta tipisnya atmosfer, namun tetap nyaman dan fleksibel untuk dipakai. Terbuat dari bahan yang lebih fleksibel, astronot tak akan terlihat sulit untuk bergerak. Bahkan bentuknya saja tidak 'menggembung' seperti bagaimana kita mengasumsikan baju astronot pada umumnya.
Koneksi internet menggunakan laser
Mars adalah planet yang cukup jauh dari Bumi. Dalam jarak terdekatnya pun jaraknya masih 54.5 Juta kilometer. Tentu koneksi internet akan sangat parah di sana.
Laporan terbaru NASA terkait koneksi internet adalah tentang Mars rovers yang mengirimkan data dengan koneksi sebesar 2MB per detik. Sementara di International Space Station, koneksi datanya sebesar 300 MB per detik. Tentu untuk mendarat dan melakukan navigasi di Mars, koneksi internet harus lebih cepat. NASA butuh sekitar 1 GB per detik.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan laser. Teknologi ini pun sudah melalui tahap uji coba sejak 2013 lalu. Ketika itu, berbagai robot eksplorasi yang berada di Bulan dilaporkan mampu mengirim data dengan kecepatan 622 MB per detik. Pengembangan masih akan dilakukan untuk mencapai angka 1 GB per detik.
Namun pengembangan teknologi ini memakan dana yang besar dan waktu pengerjaan yang cukup lama. Kondisi Mars sama sekali tidak seperti Bumi dan belum didukung fasilitas mumpuni. Beberapa ahli astronomi bahkan ragu-ragu NASA bisa melakukan ini dalam waktu dekat. Tentu biaya yang banyak sudah dialokasikan di hal lain, dan internet adalah prioritas ke sekian. (mdk/idc)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejauh ini ilmuwan masih berkutat pada pemikiran membuat Mars layak huni adalah pekerjaan berat dan mahal.
Baca SelengkapnyaAda syarat dan ketentuan jika manusia ingin berwisata ke Planet Mars.
Baca SelengkapnyaTak mudah membawa 1 juta orang ke Planet Mars. Ini Jawabannya.
Baca SelengkapnyaKeduanya memiliki mimpi yang sama. Membawa umat manusia keluar Bumi. Tapi mana yang realistis?
Baca SelengkapnyaElon Musk berambisi membangun koloni di Mars, namun tantangan biaya dan kompleksitas bisa menghambat realisasi misi ini dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaKemajuan ilmu pengetahuan telah jelas menyatakan bahwa hal ini akan terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaRobot Perseverance milik NASA catat rekor terbaru. Robot ini dinilai lebih canggih dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaWaktu untuk mewujudkan manusia ke planet Mars lama. Sulit rasanya jika hal itu terjadi namun Elon Musk masih hidup.
Baca Selengkapnya4 relawanmenyelesaikan 45 hari di habitat simulasi Mars NASA. Mereka menjalani berbagai tugas yang mereplikasi kondisi di Mars.
Baca SelengkapnyaBerikut hewan yang kemungkinan bisa hidup bersama manusia di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSpaceX akan memulai misi tanpa awak ke Mars pada 2026, dengan misi berawak direncanakan empat tahun kemudian.
Baca SelengkapnyaSetelah mendarat di Bulan, langkah berikutnya bagi umat manusia adalah mencapai Mars.
Baca Selengkapnya