5 Upaya Ilmuwan Mengontrol Cuaca Tanpa Praktik Klenik dan Pawang!
Merdeka.com - Jikalau ada acara outdoor di musim hujan, seperti sebuah pertandingan sepakbola akbar, pernikahan, hingga acara kampanye, biasanya si penghelat acara akan memanggil pawang hujan. Hal ini dimaksudkan agar hujan tak menyambangi acaanya, meski di area lain terjadi hujan.
Soal pawang hujan sebenarnya sama sekali bukan sesuatu yang bisa dikaji secara ilmiah. Hal ini lebih dekat ke praktik klenik yang tidak terlalu dibahas dalam ilmu sains.
Namun ternyata di berbagai belahan Bumi, kegiatan yang bertujuan untuk pengontrolan cuaca dan penyemaian awan non-klenik, beberapa kali dilakukan eksperimennya. Upaya ini dilakukan guna mencegah kekeringan, meningkatkan produksi pangan, atau bahkan ingin membersihkan atmosfer dari polusi.
-
Apa itu cuaca? Cuaca meliputi berbagai parameter seperti suhu udara, kelembapan, kecepatan angin, tekanan udara, dan jenis dan jumlah hujan.
-
Siapa peramal cuaca pertama di dunia? Theophrastus (sekitar 372 SM, Eresus, Lesbos—sekitar 287 SM) adalah seorang filsuf Yunani dan murid Aristoteles, yang mungkin merupakan peramal cuaca pertama di dunia.
-
Apa yang bisa diandalkan buat ngecek prakiraan cuaca? Saat ini, ada banyak aplikasi prakiraan cuaca yang bisa diandalkan, seperti BMKG, AccuWeather, atau Weather.com.
-
Apa yang dimaksud dengan cuaca? Cuaca adalah kondisi atmosfer di suatu wilayah pada suatu saat tertentu. Atmosfer terdiri dari lapisan gas yang mengelilingi bumi, dan cuaca mencakup berbagai unsur seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, dan curah hujan.
-
Apa yang diamati para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Siapa yang melakukan penelitian? Para peneliti dari Universitas Cincinnati menangkap tiga ekor piton Burma di sekitar Taman Nasional Everglades, lalu mengukur ukuran rahang mereka. Salah satu dari ular tersebut memiliki panjang tubuh mencapai 5,8 meter, menjadikannya piton terpanjang yang pernah tertangkap di Florida, meskipun bukan yang terberat.
Berikut beberapa upaya dan eksperimen untuk memanipulasi cuaca, yang bukan merupakan praktik klenik, melansir Listverse.
Tembakan Roket Olimpiade
Jelang Olimpiade 2008 di Beijing, upacara pembukaan adalah hal yang paling disiapkan secara habis-habisan oleh pemerintah China. Tentu momen ini tak mau dirusak oleh hujan dan cuaca buruk lainnya. Akhirnya, pemerintah China menjalankan program penyemaian awan.
Melansir independent.co.uk, hal ini dilakukan dengan cara menembakkan 1.000 roket ke udara di hari-hari menjelang upacara pembukaan. Hal ini dilakukan untuk menyebarkan awan hujan yang mengancam dengan hujan yang besar.
Di China sendiri, kegiatan ini merupakan hal biasa. Pemerintah China sangat gemar memastikan sebuah hari libur tetap kering dan bebas hujan dengan cara tersebut. Seringkali dengan metode yang sama, hujan juga dibuat untuk membersihkan beberapa area dari polusi dan asap hingga langit tetap biru bebas kabut asap.
Pesawat Pengubah Arah Badai
Salah satu eksperimen cuaca yang terkenal melibatkan militer adalah Project Cirrus yang dilakukan militer AS. Proyek yang dilakukan tahun 1947 ini dimaksudkan untuk 'memodifikasi badai.'
Melansir The Black Vault, hal ini dilakukan karena prakiraan cuaca menyebut bahwa ada sebuah badai yang ingin diubah arah berjalannya. Perlawanan terhadap badai ini dilakukan dengan cara menerbangkan beberapa pesawat militer AS ke arah badai tersebut dan ketika berada di dalam badai, setiap pesawat melepaskan 82 kilogram dry ice yang telah dihancurkan.
Parahnya, badai yang awalnya mengarah ke lautan lepas, akhirnya justru mengarah ke kota bernama Savannah, yang berada di negara bagian Georgia.
Radar dan Satelit Untuk Usir Awan Mendung
Dengan menggunakan solusi teknologi penyemprotan hibrida dari Afrika Selatan, program penyemaian awan secara canggih dilakukan di negara tersebut dengan upaya meningkatkan curah hujan guna meningkatkan panen.
Dilansir dari Research Gate, pemerintah Afrika Selatan bahwa menggunakan radar dan teknologi satelit untuk memantau pergerakan awan selama 4 tahun, dari 1997 hingga 2001. Selama 4 tahun tersebut, ada 95 badai yang diciptakan, dan sepertiga dari kesemuanya efektif meningkatkan curah hujan.
Secara rata-rata, dari 37 badai yang berhasil dibuat, terdapat dua kali lipat curah hujan dari apa yang diharapkan. Proyek ini akhirnya direkomendasikan untuk dipelajar lebih lanjut dan dikembangkan dengan teknologi lebih canggih.
Satelit dan Radar di Jazirah Arab
UEA adalah negara yang sangat maju, serta memiliki teknologi dan pengembangan negara yang terdepan di dunia saat ini. Tak heran kalau negara yang sebenarnya terletak di tengah gurun ini, ingin menggunakan dan mengembangkan teknologi penyemaian awan.
Melansir website Kementerian Urusan Kepresidenan UEA, hal ini sudah dilakukan dengan sangat baik di UEA. Dengan menggunakan satelit dan radar, semua aspek cuaca di seluruh dunia dipantau setiap saat. Dari penelitian intensif berdasar data satelit dan radar, ilmuwan mengetahui awan mana di sepanjang tahun yang bisa disemaikan dan secara efektif akan turunkan hujan di negara ini.
Menyulut Api Dalam Badai
Kanada adalah negara yang secara geografis akan sering tertimpa hujan badai salju yang intens. Hal ini membuat Pemerintah Kanada membentuk proyek penanggulangan cuaca buruk. Caranya, proyek tersebut secara berkala menerbangkan pesawat secara tepat ke mata badai.
Melansir CBC, pesawat berangkat dari bandara di Didsbury, Alberta, dan di tengah badai, pesawat menyalakan api berisi ioida perak. Hal ini dilakukan agar badai es jadi lebih cair.
Terbukti, hal ini berhasil menurunkan kerusakan properti akibat terhujam es. Kanada sendiri menggelontorkan 3 juta Dollar per tahun untuk proyek ini. (mdk/idc)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah pawang hujan asal Banyuwangi di IKN jelang upacara kemerdekaan?
Baca SelengkapnyaPengguna dapat mengatur batas suhu sesuai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaBMKG telah melakukan TMC pada 19-20 Agustus 2023 untuk melakukan modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaMenurut Isnawa, berdasarkan hasil rapat menunjukkan musim kemarau cukup berpengaruh pada meningkatnya polutan di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaModifikasi cuaca dilakukan guna menangani dampak polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaJoko Menthek menjaga jalannya kampanye akbar Ganjar-Mahfud dari kepungan hujan
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaDi tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaPerubahan cuaca sangat berpengaruh pada aktivitas makhluk hidup sehari-hari.
Baca SelengkapnyaRumah bisa jadi lebih sejuk tanpa AC dengan memfokuskan pada ventilasi yang baik, adanya tamanan hijau di dalam rumah, menggunakan bahan alami & lain sebagainya
Baca SelengkapnyaDijelaskan pula bahwa alutsista yang harus dikerahkan itu berupa pesawat milik TNI AU yang telah dimodifikasi dengan alat pengatur cuaca.
Baca SelengkapnyaOperasi hari pertama telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl .
Baca Selengkapnya