Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

60.000 Rusa antelop Kazakhstan mati dalam 4 hari, apa yang terjadi?

60.000 Rusa antelop Kazakhstan mati dalam 4 hari, apa yang terjadi? Kematian massal antelop di Kazakhstan. © Reuters

Merdeka.com - Ilmuwan tengah dibuat kaget dan bingung melihat fenomena kematian massal di padang rumput Kazakhstan. Bagaimana tidak, di bulan Juli lalu hanya dalam beberapa minggu, sekitar 134 ribu rusa antelop mati di kawasan itu.

Yang paling mengkhawatirkan, dalam 4 hari terakhir, dilaporkan sekitar 60.000 rusa antelop 'saiga' mati. Kematian massal itu tidak pelak mengurangi populasi rusa antelop secara drastis.

Berdasarkan data survei satwa tahun 2014, wilayah Kazakhstan menjadi rumah bagi 257.000 rusa antelop saiga. Salah satu kumpulan rusa antelop saiga terbesar, selain yang terdapat di Rusia dan Mongolia.

Bahkan, kawanan rusa antelop saiga yang ada di wilayah sepanjang 300 kilometer disebut mati pada saat yang hampir bersamaan.

Menurut Steffen Zuther, ilmuwan yang juga koordinator di Atlyn Dala Conservation Initiative, kematian massal rusa antelop terjadi akibat infeksi bakteri Pasteurella. Bakteri tersebut sejatinya biasa ditemukan di rusa antelop dan tidak berbahaya.

Akan tetapi, dari penelitian terhadap bangkai rusa antelop, terungkap bila bakteri Pasteurella telah berubah menjadi ganas dan mengeluarkan racun mematikan. Racun tersebut bila masuk ke dalam tubuh rusa bisa mengakibatkan pendarahan organ dalam hingga berujung pada kematian.

Meskipun masih bingung bagaimana bakteri itu bisa berubah berbahaya, Steffen Zuther berpendapat bila musim dingin yang ekstrim dan musim semi yang lembap tahun ini membuat sistem kekebalan rusa antelop menurun dan memicu perkembangbiakan pesat bakteri Pasteurella.

"Jumlah kematian massal dan kecepatan persebarannya sangat menakutkan, awalnya hanya menyerang kawanan sampai membunuh semua hewan. Fenomena ini belum pernah ditemukan di spesies hewan lain. Semuanya belum pernah terjadi. Pertanyaannya, bagaimana bakteri itu (Pasteurella) bisa menyebar dengan cepat ke semua hewan," ujar Steffen Zuther, Daily Mail (04/09).

(mdk/bbo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan

Korban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.

Baca Selengkapnya
Kaleidoskop: 10 Foto Kejadian Tragis Sepanjang Tahun 2023
Kaleidoskop: 10 Foto Kejadian Tragis Sepanjang Tahun 2023

Tahun 2023 menyimpan serangkaian kejadian menghebohkan mulai dari perang, bencana alam hingga insiden kecelakaan tragis di berbagai negara dunia.

Baca Selengkapnya
Lokasi Antraks di Gunungkidul, Desa Terpencil Berbatasan dengan Hutan
Lokasi Antraks di Gunungkidul, Desa Terpencil Berbatasan dengan Hutan

Hingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.

Baca Selengkapnya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya

Hasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.

Baca Selengkapnya
Parahnya Dampak Kebakaran Gunung Arjuno, Rusa Mati Terpanggang & Nasib Ratusan Lainnya Satwa Terancam
Parahnya Dampak Kebakaran Gunung Arjuno, Rusa Mati Terpanggang & Nasib Ratusan Lainnya Satwa Terancam

Karhutla di kawasan Gunung Arjuno terjadi sejak Agustus lalu dan proses pemadaman masih dilakukan hingga kini.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan Fosil Monyet Berusia 10.000 Tahun di Dalam Gua Bawah Air, Cedera Pada Tengkorak Ungkap Penyebab Kematiannya
Ilmuwan Temukan Fosil Monyet Berusia 10.000 Tahun di Dalam Gua Bawah Air, Cedera Pada Tengkorak Ungkap Penyebab Kematiannya

Hasil identifikasi fosil-fosil ini menjelaskan anatomi, pola makan, dan perilaku sosial monyet tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Relawan Evakuasi Anjing dan Kucing Terlantar di Desa-Desa Terdampak Erupsi Gunung Ruang
FOTO: Aksi Relawan Evakuasi Anjing dan Kucing Terlantar di Desa-Desa Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Anjing dan kucing itu terlantar setelah orang-orang meninggalkan desa untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Haru Petugas Damkar Selamatkan Kelinci dari Kebakaran Hutan di Yunani
FOTO: Momen Haru Petugas Damkar Selamatkan Kelinci dari Kebakaran Hutan di Yunani

Tak hanya momen mengharukan, kebakaran hutan di Pulau Rodhes, Yunani, juga menyisakan pemandangan memilukan, di mana banyak hewan yang mati terpanggang.

Baca Selengkapnya
Kejadian Langka Monyet Bantai 250 Anjing, Motifnya Disebut Balas Dendam
Kejadian Langka Monyet Bantai 250 Anjing, Motifnya Disebut Balas Dendam

Mereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.

Baca Selengkapnya
Viral Penemuan Belasan Ekor Sapi di Asahan Mati Mendadak, Diduga Akibat Keracunan
Viral Penemuan Belasan Ekor Sapi di Asahan Mati Mendadak, Diduga Akibat Keracunan

Total ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.

Baca Selengkapnya
Strategi NTT Cegah Antraks Sebelum Memakan Korban Jiwa
Strategi NTT Cegah Antraks Sebelum Memakan Korban Jiwa

Provinsi NTT sudah tegas melarang masuknya hewan dari wilayah yang ditemukan berbagai kasus yang membahayakan ternak dan manusia.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Gunungkidul Meninggal Karena Antraks, Ini Kronologinya
Satu Warga Gunungkidul Meninggal Karena Antraks, Ini Kronologinya

Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri B.antrachis. Biasanya, antraks menyerang hewan herbivora.

Baca Selengkapnya