Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Alasan mengapa mobil otomatis masih sulit diterapkan, apalagi di Indonesia

7 Alasan mengapa mobil otomatis masih sulit diterapkan, apalagi di Indonesia Alasan mengapa mobil otomatis masih sulit diterapkan. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Mobil otomatis adalah teknologi yang sedang sangat diharapkan muncul dalam waktu dekat. Berbagai perusahaan seperti Google, Tesla, bahkan Apple, kini sedang gencar untuk mengembangkan produk mereka yang terbaik.

Bahkan perusahaan-perusahaan besar sudah banyak yang mendanai startup-startup kecil untuk mengembangkan mobil otomatis.

Manfaat utama mobil otomatis tentu bukan hanya kita bisa bersantai ketika bepergian tanpa perlu menyetir, namun mobil otomatis memberi harapan soal hilangnya macet dan keharmonisan lalu lintas.

Meskipun demikian, hal ini masih sulit diterapkan. Meski teknoogi mbil otomatis sudah sangat di depan mata, sarana dan prasarana yang ada masih belum semua bisa mencukupi. Jangankan di Indonesia, jika menggunakan standar AS pun, tak semua kota bisa menjalankan hal ini.

Berikut beberapa penyebabnya.

Perubahan cuaca yang berpengaruh ke kondisi jalan

Banyak sekali perusahaan mobil otomatis beroperasi di AS. Google dan Tesla yang menguji Tesla Autopilot software, semua dilakukan di California yang terkenal dengan cuacanya yang selalu hangat. Semua mobil otomatis ini belum pernah dicoba di salju atau hujan lebat.

Tentu di cuaca yang tak menentu, kondisi jalan pun tak menentu pula. Mobil belum tentu memiliki stabilitas yang sama ketika di jalanan licin di bawah kendali komputer.

Hingga saat ini, berbagai uji coba mobil otomatis selalu dilakukan dengan dua orang navigator yang tetap menjaga kemudi jika ada apa-apa. Jadi, di kondisi cuaca buruk mobil otomatis sama sekali belum bisa diandalkan.

Bisakah mobil otomatis deteksi jalanan bolong?

Kita tentu sangat membenci lubang di tengah jalan yang seringkali tidak kita sadari dan pada akhirnya membuat motor atau mobil oleng. Di kondisi terburuk, jalan berlubang bisa sebabkan kecelakaan.

Hal ini juga masih jadi masalah terbesar bagi mobil otomatis. Mobil tanpa kemudi bisa deteksi jika ada kerucut atau konstruksi jalan yang resmi dan besar. Namun lubang-lubang di jalan yang kecil dan tak terdetaksi, tentu sistem navigasi masih abai. Ini akan jadi masalah di jalanan yang banyak dilalui kendaraan berat.

Hal ini bisa dilakukan dengan penguatan sensor, pengalihan mobil otomatis untuk tak melewati jalan yang dilalui truk, atau perubahan jalan ke sistem paving yang terkadang juga lubang atau bergelombang terkena akar pohon.

Masih banyak jalan yang tak terdeteksi

Mobil otomatis masih sangat bergantung pada data yang disediakan oleh Google, ditambah dengan kondisi sekitar yang dideteksi lewat sensor LIDAR.

Nah, Google sendiri menggunakan informasi yang ia kumpulkan selama ini dari mobil pemindai, yang bisa membuat rute atau peta yang bisa dikendarai oleh mobil.

Mobil-mobil pemindai itu sendiri dikendarai oleh manusia, sehingga analisis jalan raya dilakuakn dengan cermat. Hal ini bisa membuat rute yang baik bagi mobil otomatis.

Namun, rintangan bisa jadi muncul di tengah jalan ketika kita butuh ke suatu tempat yang informasinya tak tersedia oleh Google. Di AS saja, banyak jalanan yang belum teranalisa karena tingginya jumlah jalan dibanding waktu dan upaya yang tercurah. Terlebih lagi masih akan ada jalanan dan tol baru.

Belum lagi jika ada halangan di tengah jalan tanpa adanya konfirmasi ke pengguna, misalnya jalan ditutup karena event.

Bisakah mobil otomatis taklukkan perempatan?

Jika Anda adalah pengemudi yang lihai, perempatan ramai tanpa adanya lampu lalu lintas atau polisi, pasti bisa Anda taklukkan meski kondisi sangat ramai dan tumpang tindih. Hal ini tentu sudah diprediksikan oleh para produsen mobil otomatis, namun hal ini bisa dijalankan dengan baik jika semua orang sudah menggunakan mobil otomatis.

Jika di jalan masih sangat banyak mobil dengan pengemudi manusia, komputer dengan berbagai sensornya yang canggih belum tentu bisa menangani ramainya perempatan sebaik manusia.

Mobil otomatis kesulitan bedakan manusia dan obyek random

Salah satu masalah yang merundung para develope dan insinyur di teknologi mobil otomatis adalah soal deteksi manusia di jalan. Saat ini, mobil otomatis menaruh manuisia sebagai obyek bergerak. Jadi jika ada orang, mobil akan berhenti untuk mempersilakan orang tersebut lewat dan hal ini sangat aman bagi pejalan kaki.

Hal ini akan jadi masalah jika di jalan ada polisi lalu lintas, dan sang polisi dianggap sebagai benda random. Hal ini akan membuat mobil tak tunduk pada lalu lintas yang sedang diarahkan oleh polisi.

Hal ini juga akan jadi masalah di area konstruksi jalan atau gedung jika ada orang yang ikut mengatur lalu lintas agar tak konstruksi tak membawa petaka ke jalan.

Mobil otomatis pun sebenarnya juga masih belum tentu bisa membedakan apakah penghalan di jalan itu berbahaya atau tidak. Jika yang dideteksi adalah batu paving besar, tentu akan aman jika mobil berhenti. Namun jika yang dideteksi adalah sebongkah kertas yang tak berbahaya jika dilewati, akan sangat merepotkan jika mobil harus berhenti.

Ambulan

Soal objek di jalan yang masih susah diidentifikasi oleh mobil otomatis, ambulan akan jadi yang paling merepotkan. Pasalnya sirine ambulan didesain untuk reaksi manusia. Di kondisi gawat darurat hingga mobil-mobil di jalan harus memprioritaskan ambulan, mobil otomatis akan tetap meganggapnya mobil biasa.

Pemerintah masih belum perhatian

Salah satu masalah besar berkembangnya mobil otomatis adalah soal Pemerintah yang masih belum sadar jika teknologinya sudah ada di depan mata. Hal ini terlihat dari tak adanya pengembangan infrastruktur yang visioner untuk dilewati mobil otomatis di masa depan. Jangankan di negara dunia ketiga, di AS dan Eropa, hal ini masih belum juga terwujud.

Kebijakan haruslah dibuat oleh Pemerintah pusat, daerah, dan mengerucut hingga ke Pemerintah kota dan kabupaten. Jika tak ada sinkronisasi, sampai dalam waktu lama pun hal ini akan susah diwujudkan. (mdk/idc)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Honda Ungkap Alasan Konsumen Indonesia Masih Ragu Beli Mobil Listrik, Salah Satunya Infrastruktur
Honda Ungkap Alasan Konsumen Indonesia Masih Ragu Beli Mobil Listrik, Salah Satunya Infrastruktur

Ternyata ini alasan Honda belum jual mobil listrik di Indonesia. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Tantangan Beli Mobil Listrik Bekas, Jadi Penuh Dilema Bagi yang Benar-benar Kepincut
Tantangan Beli Mobil Listrik Bekas, Jadi Penuh Dilema Bagi yang Benar-benar Kepincut

Salah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas

Baca Selengkapnya
Kenapa Penerapan Jaringan 5G Terkesan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya
Kenapa Penerapan Jaringan 5G Terkesan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya

Ada beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.

Baca Selengkapnya
Tragedi Industri Mobil Indonesia: Segmen Bawah Tidak Berdaya, Kelas Atas Tak Minat
Tragedi Industri Mobil Indonesia: Segmen Bawah Tidak Berdaya, Kelas Atas Tak Minat

Merosotnya penjualan mobil di Indonesia punya banyak faktor mendasar, seperti karena penurunan daya beli dan ketertarikan pembeli.

Baca Selengkapnya
Penyebab Motor Listrik Tak Laku di Indonesia
Penyebab Motor Listrik Tak Laku di Indonesia

Penjualan motor listrik di Indonesia memang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya
Kejutan, Hyundai Indonesia Pertimbangkan Produksi Mobil MPV Listrik 7-Seaters
Kejutan, Hyundai Indonesia Pertimbangkan Produksi Mobil MPV Listrik 7-Seaters

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berencana memasarkan lebih banyak pilihan mobil listrik untuk masyarakat Indonesia, seperti MPV 7-seaters.

Baca Selengkapnya
Hyundai Kurang Sreg Jika Mobil Hybrid Dapat Insentif Pemerintah
Hyundai Kurang Sreg Jika Mobil Hybrid Dapat Insentif Pemerintah

Pro dan kontra terkait insentif mobil hybrid tak berhenti. Ini komentar Hyundai!

Baca Selengkapnya
Mobil Hybrid Semakin Populer Diperkirakan Capai 70 Ribu Unit Tahun Ini, Apa Penyebabnya?
Mobil Hybrid Semakin Populer Diperkirakan Capai 70 Ribu Unit Tahun Ini, Apa Penyebabnya?

Penjualan kendaraan elektrifikasi, khususnya mobil hybrid diprediksi akan kembali meningkat. Bagaimana dengan mobil listrik?

Baca Selengkapnya
Membeli Mobil Listrik Bekas Menyebabkan Dilema Bagi Mereka yang Terpikat
Membeli Mobil Listrik Bekas Menyebabkan Dilema Bagi Mereka yang Terpikat

Salah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas

Baca Selengkapnya
Tiga Faktor Ini Jadi Biang Keladi Jaringan 5G di Indonesia Mentok
Tiga Faktor Ini Jadi Biang Keladi Jaringan 5G di Indonesia Mentok

Berikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.

Baca Selengkapnya
Menhub Budi Bongkar Biang Kerok Mobil Listrik Tak Laku di Indonesia: Baterainya Mahal
Menhub Budi Bongkar Biang Kerok Mobil Listrik Tak Laku di Indonesia: Baterainya Mahal

Pemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.

Baca Selengkapnya
Masih Mengejar TKDN Jadi Alasan Utama GWM Ora 03 Tak Kunjung Dijual
Masih Mengejar TKDN Jadi Alasan Utama GWM Ora 03 Tak Kunjung Dijual

Mobil listrik Ora 03 masih belum dijual. Kira-kira, apa ya alasannya?

Baca Selengkapnya