7 Founder Startup Ini Bikin Teknologi Makin Berkembang di Indonesia
Merdeka.com - Perkembangan teknologi digital di Indonesia melaju sangat pesat. Pada 2018, Indonesia memiliki hampir 1.000 perusahaan rintisan (startup). Hingga akhir 2020, jumlah perusahaan teknologi di Indonesia lebih 2.000 startup dengan 4 startup berstatus unicorn dan satu decacorn.
Hampir 70 persen startup itu dibangun oleh para founder atau perintis anak muda berusia 25-38 tahun. Talenta muda Indonesia di bidang teknologi tidak kalah dibandingkan negara lain.
Berikut ini tujuh talenta muda Indonesia yang memiliki potensi untuk mengakselerasi pertumbuhan teknologi di Tanah Air:
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Apa bukti nyata pertumbuhan Startup Indonesia? 'Salah satu bukti nyata adalah pencapaian Endeavor Indonesia yang berhasil menambah 9 Endeavor Entrepreneurs hingga berjumlah total 104 dari 78 perusahaan pada tahun ini,' jelas dia.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
1. Adi Arriansyah
Pemuda kelahiran Semarang 30 tahun silam ini adalah pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) PT Sagara Asia Teknologi. Adi mendirikan Sagara Technology pada November 2014. Dalam situs resmi sagaratechnology.com, startup ini dibentuk sebagai kontribusi di bidang teknologi.
Berawal dari sering mengerjakan proyek pembuatan software dari dosen saat kuliah di Telkom University, Adi akhirnya memutuskan untuk mendirikan Sagara Technology.
Dalam perjalanan karirnya, Adi telah membantu ratusan klien dari berbagai korporasi dan startup yang berkontribusi cukup kuat di industri pengembangan teknologi Indonesia. Adi melayani berbagai proyek software mulai dari bank ke korporasi besar, startup ke UMKM, dan dari fintech sampai ke marketplace.
Adi juga merupakan lulusan dari program pelatihan entrepreneur Founder Institute. Ia juga menempuh pendidikan Executive Education di Harvard Business School tahun 2020.
2. Alamanda Shantika Santoso
©2021 Merdeka.com
Alamanda seorang Founder dan Presiden Direktur Binar Academy. Perempuan berusia 32 tahun ini merupakan mantan Vice President of Product di Gojek, sebelum merintis sekolah coding Binar Academy, dengan konsep akademi tempat anak-anak bisa belajar tentang coding secara gratis.
Alumnus Universitas Bina Nusantara ini memakai teknik coding sejak usia 14 tahun. Pada saat itu, ia sering membuat situs blog menggunakan teknik coding untuk bisa menampilkan warna dan bentuk di blognya. Binar Academy adalah sebuah platform yang memfasilitasi perkembangan teknisi teknologi masa depan Indonesia melalui sekolah koding gratis untuk meningkatkan perkembangan programmer di Indonesia. Setahun beroperasi, Binar Academy telah meluluskan 400 murid, dimana sekitar 70 orang saat ini bekerja di korporasi dan startup yang bekerja sama dengan Binar Academy.
3. Sofian Hadiwijaya
Sofian adalah Co-Founder dan CTO startup Warung Pintar, untuk memberdayakan warung di Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah Sofian merasakan banyak sekali proses yang tidak efisien, ketika membantu berjualan di warung milik ayahnya. Ia dan co-founder lainnya merasa tantangan yang dihadapi para pemilik warung dan UMKM ini bisa dimudahkan dengan teknologi. Kuliah di jurusan teknik (elektro, kemudian industri), Sofian belajar coding dengan membantu temannya dari jurusan IT dalam mengerjakan tugas, serta menjadi asisten pengajar.
Berusia 31 tahun, Sofian melalui platform Warung Pintar membantu lebih dari 47 ribu warung di Indonesia untuk ‘naik level’. Melalui teknologi Warung Pintar, semua proses dimulai dari inventaris, distribusi, transaksi, dan layanan warung menjadi terdigitalisasi. Pada 2019, Warung Pintar mendapat suntikan dana Rp 387,7 miliar dari OVO, SMDV, Vertex, Triputra, dan beberapa investor lainnya.
4. Sharlini Eriza Putri
Berusia 33 tahun, perempuan ini memegang berbagai peran teknik industri sejak lulus 2009 dengan gelar sarjana teknik kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sharlini mendirikan Nusantics untuk menjual produk perawatan kulit dari bahan alami mulai 2019. Ia meninggalkan pekerjaan hariannya untuk bekerja penuh waktu di Nusantics sebagai CEO. Nusantics menghadirkan inovasi dalam produk gaya hidup bernilai tambah seperti perawatan kulit, perawatan pribadi, makanan, hingga minuman berbasis teknologi mikrobioma yang sustainable.
Baru-baru ini, perusahaan rintisan Putri ini berhasil mengembangkan dua test kit Covid-19 PCR dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam mendeteksi virus Corona. Generasi pertama alat uji ini pun telah didistribusikan ke 19 provinsi.
5. Andhika Sudarman
Andhika Putra Sudarman atau kerap dipanggil Andhika Sudarman, kelahiran Tanjung Pinang dengan usia 27 tahun, adalah seorang putra bangsa yang berhasil menjadi orang Indonesia pertama dalam sejarah yang terpilih sebagai pembicara dalam pidato wisuda Harvard Law School. Andhika seorang pemuda yang menjadi satu-satunya lulusan dari Indonesia tahun ini di almamater mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Sekarang, Andhika Sudarman aktif dalam pengembangan startup miliknya, Sejutacita.id, pada tahun 2020.
Seiring dengan prestasinya, Sejutacita.id merupakan platform untuk menyediakan pendidikan inklusif, wadah untuk terinspirasi dan menginspirasi, dan juga mengintegrasikan layanan pendidikan lainnya yang masih sporadis. Untuk kedepannya, Andhika berharap Sejutacita.id dapat menginspirasi generasi muda bahwa pendidikan bisa mengubah mimpi, menjadi pijakan paling kokoh untuk meniti tangga-tangga mimpi, dan sarana untuk bermetamorfosa menjadi versi terbaik diri.
6. Farid Naufal Aslam
Farid Naufal Aslam dengan usia 26 tahun saat ini telah menjabat sebagai CEO & Co-Founder Aruna (aruna.id).
Berawal dari memenangkan kompetisi ide bisnis saat menjalani semester-semester terakhir di Telkom University, Farid dan kedua pendiri Aruna lainnya, Indraka dan Utari, telah menuturkan biaya awalnya dari biaya sendiri. Saat ini, mereka sudah mendapatkan dana dari beberapa investor untuk mematangkan business plan Aruna. Aruna menjadikan laut sebagai mata pencaharian yang lebih baik bagi semua, dengan memberdayakan nelayan lokal melalui platform yang memfasilitasi perdagangan yang adil dengan pelanggan mereka.
Saat ini, Aruna telah beroperasi di seluruh Indonesia, dari Sumatera hingga Papua, dengan memberdayakan lebih dari 15.000+ mitra nelayan di 31 titik dan membuka lebih banyak lapangan kerja di desa pesisir. Hasil dari Aruna telah mendorong Farid untuk menjadi salah satu dari Forbes 30 under 30 Asia Class of 2020, bersama dengan Indraka dan Utari sebagai pendiri Aruna.
7. Nadia Amalia
©2021 Merdeka.com
Nadia Amalia yang merupakan lulusan finance dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) adalah CEO dan Co-Founder Chat Alia. Selama studinya, wanita berumur 25 tahun ini menemukan sebanyak 60 persen orang Indonesia masih awam dalam mengatur keuangan pribadi mereka, terutama para Milenial Indonesia yang rata-rata melakukan overspend hingga 20 persen.
Pada tahun lalu, Nadia dan timnya menyadari betapa pentingnya masalah tersebut untuk diselesaikan. Hal ini mendukung Nadia Amalia untuk meluncurkan aplikasi Chat Alia di tahun 2021 ini, yang bertujuan untuk menyediakan platform manajemen keuangan pribadi pertama dengan menggunakan Artificial Intelligence. Chat Alia menyediakan pelacakan anggaran otomatis dan rekomendasi keuangan yang dipersonalisasi berdasarkan data untuk membantu Milenial dan Gen Z mencapai tujuan keuangan mereka. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca Selengkapnya18 Anak muda ini dianggap sudah berhasil memperoleh kesuksesan pada usia di bawah 30 tahun.
Baca SelengkapnyaJumlah wirausahawan muda berusia 20-29 tahun masih cukup rendah, yakni sebesar 6,1 juta orang.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi kembali menggelar program inkubasi anak muda, Jagoan Digital.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJumlah pendaftar Pertamuda Seed and Scale 2024 mencapai 3.245 pendaftar, meningkat dibanding tahun lalu berjumlah 2.719 pendaftar.
Baca SelengkapnyaPemerintah bekerjasama dengan perusahaan swasta maupun kampus untuk mencetak inkubator baru.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca SelengkapnyaIndonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.
Baca SelengkapnyaTantangan global masih menjadi momok untuk bisa ditaklukan startup Indonesia.
Baca SelengkapnyaMillenial dianggap menjadi penentu masa depan Indonesia
Baca SelengkapnyaDalam 5 tahun, posisi daya saing RI naik 11 Peringkat dari nomor 56 ke 45.
Baca Selengkapnya