7 Praktik manipulasi cuaca dan 'pawang hujan' yang ada secara ilmiah
Merdeka.com - Ketika kita berbicara soal kontrol cuaca atau perpawangan hujan dan panas, tentu hal ini tak ada hubungannya dengan kajian ilmiah. Sebagian besar hal ini merupakan praktik klenik yang sama sekali tak melibatkan sedikit pun kadar ilmiah.
Namun ternyata di berbagai belahan Bumi, kegiatan yang bertujuan untuk pengontrolan cuaca dan penyemaian awan, beberapa kali dilakukan eksperimennya. Upaya ini dilakukan guna mencegah kekeringan, meningkatkan produyksi pangan, atau bahkan ingin membersihkan atmosfer dari polusi.
Berikut beberapa upaya dan eksperimen untuk memanipulasi cuaca, yang bukan merupakan praktik klenik.
-
Apa itu hujan buatan? Hujan buatan adalah upaya percepatan proses fisika yang dilakukan untuk membentuk awan yang bisa menghasilkan hujan.
-
Kenapa hujan buatan dilakukan? Hujan buatan dikatakan dapat mengatasi beberapa masalah yang terjadi di masyarakat, bukan hanya polusi udara.
-
Bagaimana proses hujan buatan dilakukan? Secara umum, proses hujan buatan dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari penaburan bahan-bahan kimia tertentu, tahap membangun, hingga penyemaian.
-
Dimana hujan buatan dilakukan? Penaburan bahan kimia ini dilakukan menggunakan pesawan pada ketinggian 4.000 – 7.000 dengan memperhitungkan faktor arah dan kecepatan angin
-
Apa penyebab hujan tak menentu? Selain itu, faktor La Nina juga dapat mempengaruhi musim hujan.
-
Apa itu cuaca? Cuaca meliputi berbagai parameter seperti suhu udara, kelembapan, kecepatan angin, tekanan udara, dan jenis dan jumlah hujan.
China berhasil 'mengusir' hujan demi Olimpiade
Jelang Olimpiade 2008 di Beijing, upacara pembukaan adalah hal yang paling disiapkan secara habis-habisan oleh pemerintah China. Tentu momen ini tak mau dirusak oleh hujan dan cuaca buruk lainnya. Akhirnya, pemerintah China menjalankan program penyemaian awan.
Melansir independent.co.uk, hal ini dilakukan dengan cara menembakkan 1.000 roket ke udara di hari-hari menjelang upacara pembukaan. Hal ini dilakukan untuk menyebarkan awan hujan yang mengancam dengan hujan yang besar.
Di China sendiri, kegiatan ini merupakan hal biasa. Pemerintah China sangat gemar memastikan sebuah hari libur tetap kering dan bebas hujan dengan cara tersebut. Seringkali dengan metode yang sama, hujan juga dibuat untuk membersihkan beberapa area dari polusi dan asap hingga langit tetap biru bebas kabut asap.
Project Cirrus yang berhasil alihkan badai
Salah satu eksperimen cuaca yang terkenal melibatkan militer adalah Project Cirrus yang dilakukan militer AS. Proyek yang dilakukan tahun 1947 ini dimaksudkan untuk 'memodifikasi badai.'
Melansir The Black Vault, hal ini dilakukan karena prakiraan cuaca menyebut bahwa ada sebuah badai yang ingin diubah arah berjalannya. Perlawanan terhadap badai ini dilakukan dengan cara menerbangkan beberapa pesawat militer AS ke arah badai tersebut dan ketika berada di dalam badai, setiap pesawat melepaskan 82 kilogram dry ice yang telah dihancurkan.
Parahnya, badai yang awalnya mengarah ke lautan lepas, akhirnya justru mengarah ke kota bernama Savannah, yang berada di negara bagian Georgia.
Program peningkatan curah hujan di Afrika Selatan
Dengan menggunakan solusi teknologi penyemprotan hibrida dari Afrika Selatan, program penyemaian awan secara canggih dilakukan di negara tersebut dengan upaya meningkatkan curah hujan guna meningkatkan panen.
Dilansir dari Research Gate, pemerintah Afrika Selatan bahwa menggunakan radar dan teknologi satelit untuk memantau pergerakan awan selama 4 tahun, dari 1997 hingga 2001. Selama 4 tahun tersebut, ada 95 badai yang diciptakan, dan sepertiga dari kesemuanya efektif meningkatkan curah hujan.
Secara rata-rata, dari 37 badai yang berhasil dibuat, terdapat dua kali lipat curah hujan dari apa yang diharapkan. Proyek ini akhirnya direkomendasikan untuk dipelajar lebih lanjut dan dikembangkan dengan teknologo lebih canggih.
Illinois dan Israel sudah 'memodifikasi cuaca' sejak tahun 70-an
Negara bagian Illinois, AS, adalah negara yang cukup bergantung pada pertanian di sebagian besar industrinya. Dengan iklim yang kering di area Midwest AS, modifikasi cuaca sudah terpikirkan sejak tahun 70-an.
Dilansir dari jurnal yang dipublikasikan di Illinois Periodicals Online, yang juga ditulis oleh presiden dari Weather Modification Association saat itu, Stanley A. Changnon, Illinois-lah yang pertama punya ide soal modifikasi cuaca, dan eksperimen pertama sudah dilakukan pada tahun 1975. Tentu eksperiman di kala itu masih banyak yang belum berhasil, dan tidak ada perubahan signifikan dalam hal cuaca.
Israel juga melakukan berbagai eksperimen sejak serupa tahun 70-an, agar curah hujan dari laut Mediterania bisa tumpah di negara tersebut.ÂÂ
Uni Emirat Arab adalah negara pertama di jazirah Arab yang menyemai awan
UEA adalah negara yang sangat maju, serta memiliki teknologi dan pengembangan negara yang terdepan di dunia saat ini. Tak heran kalau negara yang sebenarnya terletak di tengah gurun ini, ingin menggunakan dan mengembangkan teknologi penyemaian awan.
Melansir website Kementerian Urusan Kepresidenan UEA, hal ini sudah dilakukan dengan sangat baik di UEA. Dengan menggunakan satelit dan radar, semua aspek cuaca di seluruh dunia dipantau setiap saat. Dari penelitian intensif berdasar data satelit dan radar, ilmuwan mengetahui awan mana di sepanjang tahun yang bisa disemaikan dan secara efektif akan turunkan hujan di negara ini.
Di masa lalu, hal ini terlarang
Ide untuk 'mengatur' waktu hujan adalah hal yang sebenarnya sudah lama dikonsepkan. Meski bertentangan dengan takdir, pernah ada ilmuwan yang mencoba membuatnya. Dialah Wilhelm Reich.
Tentu, hal ini bertentangan dengan masyarakat dan pemerintah yang di zaman dahulu masih kental dengan unsur keagamaan.
Ide ini muncul karena Reich sangat prihatin dengan keadaan di daerah tempat dia tinggal, yakni negara bagian Maine, AS, dilanda kekeringan sehingga panen bluberi di sana anjlok. Akhirnya, ia membuat sebuah penemuan bernama 'Cloudbuster'
Dikutip dari Bangor Daily News yang meliput langsung percobaan pertamanya, alat ini bekerja sesuai harapan. Prakiraan cuaca tak menyebut akan ada hujan di hari tersebut, dan setelah menyalakan mesin, awan badai terbentuk dan menghasilkan hujan 0,64 centimeter.
Namun tidak sampai lanjut ke percobaan kedua, peralatan Reich disita oleh pemerintah dengan alasan tertentu. Jika tak dilakukan percobaan secara terus menerus, tentu belum diketahui apakah hal tersebut bisa diandalkan atau tidak. Meski sampai sekarang, alat semacam itu tidak ada lagi.
Kanada berhasil 'keluar dari badai' berkat penyemaian awan
Kanada adalah negara yang secara geografis akan sering tertimpa hujan badai salju yang intens. Hal ini membuat Pemerintah Kanada membentuk proyek penanggulangan cuaca buruk. Caranya, proyek tersebut secara berkala menerbangkan pesawat secara tepat ke mata badai.
Melansir CBC, pesawat berangkat dari bandara di Didsbury, Alberta, dan di tengah badai, pesawat menyalakan api berisi ioida perak. Hal ini dilakukan agar badai es jadi lebih cair.
Terbukti, hal ini berhasil menurunkan kerusakan properti akibat terhujam es. Kanada sendiri menggelontorkan 3 juta Dollar per tahun untuk proyek ini. (mdk/idc)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memahami pseudoscience penting agar Anda lebih waspada dan mampu membuat keputusan ilmiah yang sahih.
Baca SelengkapnyaHujan buatan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
Baca SelengkapnyaMitos hujan panas sering kali dihubungkan dengan pertanda-pertanda mistis atau perubahan cuaca yang signifikan.
Baca SelengkapnyaBenarkah pawang hujan asal Banyuwangi di IKN jelang upacara kemerdekaan?
Baca SelengkapnyaCuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya
Baca SelengkapnyaBMKG telah melakukan TMC pada 19-20 Agustus 2023 untuk melakukan modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaBenarkah fenomena Aphelion menyebabkan suhu bumi lebih dingin? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya melakukan modifikasi hujan pada 19-20 Agustus 2023. Namun, tak adanya awan menyebabkan hujan buatan tak sampai ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnggapan bahwa air hujan dapat menyebabkan penyakit sebenarnya hanyalah sebuah mitos. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan hujan bisa bikin sakit.
Baca SelengkapnyaTradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Baca SelengkapnyaPerubahan cuaca sangat berpengaruh pada aktivitas makhluk hidup sehari-hari.
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca Selengkapnya