Ada apa dengan hujan dan angin besar saat Imlek?
Merdeka.com - Jika Anda jeli setiap kali Imlek dirayakan di negeri ini, pasti tidak akan lepas dari fenomena munculnya angin dan hujan kencang yang turut terjadi. Sebenarnya, apakah memang Imlek yang menyebabkan kejadian alam tersebut?
Di tempat asalnya sendiri, China, Imlek merupakan acara sakral bagi mereka yang menganut ajaran Tri Dharma. "Pada hari besar ini, para umat ketiga agama tersebut merayakan syukur atas datangnya musim semi yang penuh harapan untuk menggantikan musim dingin," kata Bunsu Anton Triyono, pemuka Agama Tri Dharma kepada merdeka.com.
Ketika para penganut ajaran ini menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, upacara Imlek pun tidak lupa ikut dirayakan. Namun, karena beda wilayah geografis, musim yang dialami pun berbeda.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Kapan hujan tak menentu terjadi? Pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret dan April, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Desember.
-
Apa contoh anomali cuaca? Contoh anomali cuaca yakni seperti badai salju yang menghantam Amerika Selatan.
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Dimana angin kencang terjadi? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
-
Apa itu Mengkong Hujan? Warga di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, masih melestarikan sebuah tradisi unik bernama Mengkong Hujan. Pelaksanaannya dilakukan turun temurun, dengan tujuan untuk memindah cuaca.
Di Indonesia sendiri misalnya, setiap Hari Raya Imlek dilaksanakan, selalu bertepatan dengan musim hujan. Sehingga, tidak mengherankan jika Imlek di sini sering diwarnai dengan munculnya angin dan hujan besar-besaran.
Menurut pantauan BMKG sendiri, bada Bulan Februari yang bertepatan dengan Hari Raya Imlek ini hujan masih mungkin akan terjadi di seantero Indonesia. Tercatat seluruh daerah mulai dari Sabang hingga Merauke berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga berat.
Jadi, tidaklah mengherankan apabila ketika Imlek dirayakan pada tanggal 10 Februari ini terjadi fenomena alam tersebut. Hal ini juga tidak ada hubungannya dengan cerita-cerita mistis yang beredar tentang hujan dan angin ribut yang terjadi setiap kali Imlek.
Imlek merupakan hari besar bagi mereka yang beragama Buddha Mahayana, Khong Hu Cu, dan Tao. Dalam acara keagamaan ini, para umat tersebut mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas datangnya berkah Musim Semi yang terjadi di belahan bumi utara, hal ini kemudian diwujudkan juga dengan lahirnya tahun baru.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaBeberapa hari terakhir Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan lebat
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.
Baca SelengkapnyaHujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi guyur wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaDiperkirakan, lonjakan mudik warga China akan memecahkan rekor 9 miliar perjalanan.
Baca SelengkapnyaDwikorita mengatakan, ada sejumlah penyebab yang memicu cuaca ekstrem selama periode persebut.
Baca SelengkapnyaKarena itu, semua pihak diminta mewaspadai potensi yang dapat menyertainya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca SelengkapnyaMengingat hujan masih akan mengguyur sejumlah daerah, masyarakat diminta waspada bencana hindro meteorlogi.
Baca SelengkapnyaPanas melanda Jabodetabek di tengah musim hujan dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPeneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan mengatakan, saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Baca SelengkapnyaPeningkatan potensi hujan itu karena beberapa wilayah Indonesia mulai kembali pada fenomena iklim La Nina
Baca Selengkapnya