Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AI atau Kecerdasan Buatan, Ditakuti atau Diinginkan?

AI atau Kecerdasan Buatan, Ditakuti atau Diinginkan? Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia. © techinsider.io

Merdeka.com - Kecerdasan buatan adalah teknologi yang papling tersohor abad ini. Meski kita hanya mengenal beberapa di antaranya seperti aplikasi asisten seperti Siri dan Google Assistant, atau di kamera-kamera smartphone, teknologi ini akan jadi inti dari berbagai aspek seperti pekerjaan, kesehatan, hingga perang.

Jadi untuk mengedukasi masyarakat soal apa itu AI atau kecerdasan buatan, itu adalah hal yang penting. Pasalnya, banyak ketakutan yang muncul, mulai dari pekerjaan yang akan segera diganti oleh robot, kecelakaan mobil otonom tanpa tanpa pengemudi, hingga penyalahgunaan senjata perang berbasis AI.

Akhirnya, Future of Humanity Institute dari University of Oxford mengadakan penelitian soal dukungan atau tentangan terhadap kecerdasan buatan.

Relawan penelitian diambil sampel 2.000 orang Amerika Serikat, yang tiap individunya dipilih merepresentasikan demografi AS, yang seimbang secara usia, ras, pendidikan, jenis kelamin, pendapatan, serta preferensi politik.

Nah, dalam jajak pendapat tersebut, kecerdasan buatan didefinisikan sebagai "sistek komputer yang melakukan tugas atau membuat keputusan yang biasanya butuh kecerdasan manusia." Dari definisi tentang AI tersebut, 41 persen responden agak atau mendukung pengembangan AI, sementara 22 persen agak atau sangat menentang pengembangan AI. 28 Persen sisanya tidak yakin.

Demografi dan AI

Demografi dari responden juga diperhitungkan dalam penelitian ini. Dalam perannya mendukung AI, ternyata terdapat kecenderungan. Individu muda, berpendidikan, dan berjenis kelamin pria, cenderung mendukung pengembangan AI.

Data soal demografi lainnya nampak dari latar belakang. Lulusan perguruan tinggi 57 persen lebih mendukung AI ketimbang hanya 29 persen individu dengan pendidikan sekolah menengah ke bawah.

Hal ini cukup ironis ketika terdapat penelitian lain yang menyebut salah satu dampak negatif dari AI adalah adanya kesenjangan sosial yang makin lebar.

Aspek menarik lainnya adalah soal regulasi dari AI. 82 persen responden agak atau sangat setuju dengan pernyataan "robot dan kecerdasan buatan adalah teknologi yang membutuhkan manajemen yang hati-hati."

Tentu tata kelola kecerdasan buatan harus berada di bawah manajemen yang apik, jika perlu, Pemerintah harus campur tangan jika tak ingin ada serangan cyber atau senjata otonom.

Hal ini senada dengan pertanyaan soal siapa yang harus diberi tanggung jawab soal AI. Responden menjawab 50 persen adalah peneliti dan ilmuwan dan 49 persen militer.

Bagaimana pendapat Anda?

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
3 Teknologi Berbasis AI Ini Bakal Berubah Menyeramkan di 2024, Ada yang Bisa Curangi Pemilu
3 Teknologi Berbasis AI Ini Bakal Berubah Menyeramkan di 2024, Ada yang Bisa Curangi Pemilu

Berikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Indonesia Mulai Ketakutan Pekerjaannya Digusur AI
Masyarakat Indonesia Mulai Ketakutan Pekerjaannya Digusur AI

Ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Populix terhadap masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Banyak Orang Cari Informasi di Platform Ini, Google Makin Ditinggalkan
Banyak Orang Cari Informasi di Platform Ini, Google Makin Ditinggalkan

Google mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.

Baca Selengkapnya
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI

Hasilnya, sebanyak 62% responden khawatir pekerjaan mereka akan tergusur oleh kecerdasan artifisial (AI).

Baca Selengkapnya
Sharing Direktur ATVI di IPB: Manusia yang Unggul akan Lebih Baik dari AI
Sharing Direktur ATVI di IPB: Manusia yang Unggul akan Lebih Baik dari AI

Pengaplikasian AI menjadi tantangan manusia dan dunia industri.

Baca Selengkapnya
Sisi Negatif AI yang Perlu Diwaspadai
Sisi Negatif AI yang Perlu Diwaspadai

Kebutuhan pengaturan pemanfaatan kecerdasan buatan ini tengah dikaji oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI

Menyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.

Baca Selengkapnya
AI Bisa Lebih Licik dari Manusia, Ini Daftar Kebohongan yang Pernah Dilakukan
AI Bisa Lebih Licik dari Manusia, Ini Daftar Kebohongan yang Pernah Dilakukan

AI bukan hanya memudahkan pekerjaan manusia, namun ia bisa menjadi 'pribadi' yang suka mengadu domba.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Ini Bocorkan Ada Orang-orang yang Berencana Gantikan Manusia dengan AI
Ilmuwan Ini Bocorkan Ada Orang-orang yang Berencana Gantikan Manusia dengan AI

Siapa yang bisa mengendalikan AI, maka ia akan berkuasa, kata seorang ilmuwan komputer.

Baca Selengkapnya
Megawati Bicara AI: Bisa Dibayangkan, Jika Hidup Dalam Suatu Sistem yang Dipenuhi Manusia Robot
Megawati Bicara AI: Bisa Dibayangkan, Jika Hidup Dalam Suatu Sistem yang Dipenuhi Manusia Robot

Menurutnya, dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat pertarungan geopolitik.

Baca Selengkapnya
Iwan Fals Ungkap Kekhawatiran AI di Musik: Seram, Orang Jadi Malas Main Musik
Iwan Fals Ungkap Kekhawatiran AI di Musik: Seram, Orang Jadi Malas Main Musik

Hal itu terungkap saat Iwan Fals diundang menjadi tamu di podcast Armand Maulana.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Semua Negara Takut dengan AI, Regulasinya Belum Ada
Jokowi: Semua Negara Takut dengan AI, Regulasinya Belum Ada

Jokowi mengakui semua negara merasa takut terhadap kemunculan AI.

Baca Selengkapnya