Akankah Bill Gates kembali pimpin Microsoft?
Merdeka.com - Rencana mundurnya Steve Ballmer dari posisi CEO Microsoft tahun depan membuka pintu bagi siapa saja untuk menduduki posisi tersebut. Salah satu yang mengemuka, adalah nama sang pendiri Microsoft, Bill Gates.
Seperti yang dilansir oleh Softpedia (24/8), hal ini rupanya mendapatkan dukungan serius dari beberapa analis. "Mungkin ini saatnya Bill Gates kembali untuk beberapa saat," kata Jack Gold, analis teknologi dari Gold Associates.
Namun, pertanyaan baru justru timbul jika Bill Gates benar-benar maju menjadi CEO Microsoft: mampukah dirinya mengatasi carut marut dalam perusahaan yang dibesarkannya ini?
-
Siapa yang berkolaborasi dengan Bill Gates? Mengenal Sosok Profesor Indonesia yang Kerja Bareng Bill Gates Ciptakan Nyamuk Wolbachia Sejak 2013, dia sudah bergelut dengan penelitian tentang nyamuk bersama World Mosquito Program Yogyakarta.
-
Siapa yang bekerja dengan Bill Gates di awal Microsoft? 'Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja dengan saya memiliki usia yang lebih tua dari saya dan mempunyai anak.
-
Siapa yang memuji Microsoft? Kendati begitu, Jobs harus mengakui kesuksesan bisnis Microsoft. Dia memuji Bill Gates dan Microsoft atas kegigihanya dalam membangun bisnis.
-
Siapa yang Bill Gates kagumi dari Steve Jobs? 'Dia bisa memantrai orang. Saya sangat iri dengan cara dia bisa menginspirasi timnya,' kata Gates, demikian dikutip dari CNBC, Selasa (23/7).
-
Siapa yang akan menerima sebagian harta Bill Gates? Bill Gates Bersama mantan istrinya, Melinda, hanya akan memberikan sebagian kecil dari kekayaannya kepada anak-anak mereka. Bill Gates memiliki harta sebesar USD 135 miliar atau Rp 2.000 Trilun.
-
Apa kebiasaan Bill Gates saat membangun Microsoft? Bill Gates tidak banyak tidur saat membangun Microsoft.
Seperti diketahui, sejak Bill Gates 'turun tahta' dari Microsoft di tahun 2000, secara otomatis dirinya tak pernah sekalipun mencampuri urusan perusahaan dalam melakukan pengembangan berbagai produk. Semuanya dipercayakannya kepada Ballmer dan anak buahnya.
Tiga belas tahun berselang tentu adalah masa yang lama terutama dalam dunia teknologi. Sudah banyak yang berubah dari awal milenium tersebut hingga dekade baru ini.
Jika dulu Microsoft masih berjaya dengan berbagai produknya, kini muncul banyak pesaing yang memberikan layanan dan produk serupa dengan harga bersaing. Malah, ada Google yang siap menggusur Microsoft dengan layanannya yang serba gratis.
Namun, analis Gold sendiri percaya bahwa Bill Gates masih bertaji. Sebagai seorang yang kreatif, tentu Bill Gates punya banyak ide untuk menyelamatkan perusahaan teknologi asal Redmond ini.
"Microsoft sekarang butuh inovator mumpuni dengan sejarah mampu membuat perusahaan ini menjadi besar," terangnya. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini akan menjadi kasus yang sangat jarang terjadi di mana seorang karyawan menjadi lebih kaya daripada pendiri perusahaannya.
Baca SelengkapnyaBill Gates pendiri Microsoft iri dengan kemampuan Steve Jobs memengaruhi orang.
Baca SelengkapnyaSaat membangun Microsoft, Bill Gates sempat khawatir soal gaji yang diberikan kepada karyawannya.
Baca SelengkapnyaTak menyangka Bill Gates bisa bergoyang asyik yang nampak mengikuti alunan musik.
Baca SelengkapnyaPernah berkawan baik, namun persaingan bisnis menjadikan Bill Gates dan Steve Jobs "bermusuhan".
Baca SelengkapnyaDrama pun berakhir. Setelah dipecat dari OpenAI, kemudian direkrut Microsoft. Kini Sam Altman jabat CEO OpenAI lagi.
Baca SelengkapnyaBill Gates menyatakan bahwa istilah miliarder terdengar aneh dan tidak logis.
Baca SelengkapnyaBegini isi sindiran mendiang pendiri Apple, Steve Jobs yang kembali viral.
Baca SelengkapnyaPendiri Microsoft ini sempat mengatakan bahwa tidur itu adalah tanda orang pemalas.
Baca SelengkapnyaSebuah buku baru mengungkap gaya kepemimpinan Bill Gates yang otoriter di Gates Foundation di mana staf merasa terintimidasi oleh perilakunya.
Baca SelengkapnyaSetelah dipecat dari OpenAI, Sam Altman langsung direkrut Microsoft.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca Selengkapnya