Akankah rumah kita 'dijajah' Google?
Merdeka.com - Kabar pembelian Nest oleh Google senilai USD 3,2 miliar memang mengejutkan. Terlepas dari angkanya yang sangat besar, pembelian startup sekelas Nest sendiri tidak akan pernah disangka-sangka oleh siapapun juga.
Hal ini dikarenakan Nest adalah perusahaan teknologi baru yang menyediakan solusi thermostat dan detektor asap pintar. Ini merupakan alat yang sangat dibutuhkan bagi seluruh rumah di negara dengan dua musim seperti Amerika Serikat.
Google sendiri selama ini diketahui lebih fokus mengembangkan bisnisnya pada penyediaan layanan internet mulai dari mesin pencari hingga smartphone. Proyek nirlabanya yang paling nyeleneh pun baru sebatas mobil pintar saja. Pun tidak pernah terbesit di pikiran siapapun bahwa Google punya hasrat lebih pada teknologi sekelas Nest.
-
Bagaimana Google dibentuk? Mereka, yang merupakan mahasiswa pascasarjana di Stanford University, menciptakan mesin pencari inovatif ini pada tahun 1998.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Kenapa Google dibuat? Dengan visi untuk mengatur informasi dunia dan menjadikannya mudah diakses oleh semua orang, mereka telah mengubah wajah internet secara signifikan.
-
Mengapa Google membeli Youtube? Google melihat peluang yang luar biasa dari pertumbuhan pesat YouTube dan memutuskan untuk mengakuisisinya sebagai bagian dari ekspansi bisnis mereka di bidang video online.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana Google membantu produsen ponsel? Ini adalah kabar baik bagi produsen ponsel pihak ketiga yang biasanya harus menunggu beberapa bulan sebelum menerima pembaruan OS terbaru.
Namun, hal ini terbantahkan dengan pembelian Nest senilai USD 3,2 miliar. Melihat jumlah akuisisinya yang begitu besar, Google pastinya punya alasan serius untuk mengambilalih teknologi thermostat dan detektor asap modern ini. Bukan hanya sekedar beli lalu lupakan seperti yang dilakukan Yahoo! selama ini.
Banyak prediksi yang menyatakan bahwa langkah Google akuisisi Nest merupakan bagian awal dari program baru raksasa teknologi tersebut untuk membuat rumah pintar atau smarthome. Ya, dalam arti lain, di masa mendatang mungkin saja Google coba 'menguasai' rumah kita.
Teknologi milik Nest sendiri diklaim merupakan yang paling pintar karena bisa mengatur keamanan dan kenyamanan rumah dari ponsel penghuninya. Dengan begitu, kendali rumah benar-benar ada di tangan (baca: smartphone) sang pemilik.
Data input yang diterima Nest sendiri juga tersimpan dalam sebuah server terpisah. Dengan data ini, maka Google pun seolah menggenggam rahasia pemilik rumah di tangannya.
Berbagai hal kemudian bisa dilakukan Google untuk memenuhi tujuannya. Bisa saja Google menawarkan berbagai produk atau iklan yang sesuai dengan kebiasaan pemilik rumah tersebut.
Namun, apapun itu, masih belum bisa ditarik kesimpulan apapun mengenai langkah ke depan Google dengan teknologi milik Nest tersebut. Nest sendiri juga menjamin bahwa data pengguna Nest tetap akan aman dan tidak diusik sama sekali.
"Kebijakan privasi kami sangat jelas membatasi permintaan informasi dari pengguna yang dilakukan Nest. Kami akan menghormati hal tersebut dan tidak berencana mengubahnya," jamin Pendiri dan VP of Engineering Nest, Matt Rogers seperti yang dilansir The Register (15/1).
Berita terkait:Google gelontorkan Rp 38,5 triliun untuk beli 'detektor asap' (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Google mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaGoogle berinvestasi Rp 15 Triliun di Thailand untuk membangun pusat data pertama dan mendukung inovasi AI.
Baca SelengkapnyaRumah pintar juga memiliki kekurangan misalnya risiko keamanan.
Baca SelengkapnyaLG memperkenalkan visi baru sekaligus tema yang diusung dalam partisipasinya di gelaran Consumer Electronics Show (CES) 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini Google menghadapi ancaman dari penggunaan produk AI generatif.
Baca SelengkapnyaPerubahan ini mencerminkan bagaimana AI menggantikan lapangan kerja di industri.
Baca SelengkapnyaGoogle sudah menyebarkan 1,5 juta laptop Chromebook di sekolah seluruh dan PTN di seluruh Indonesia. Yg belum ada adalah Google Reference University
Baca SelengkapnyaRumah Nabila Putri begitu estetik dan serba canggih.
Baca SelengkapnyaMengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?
Baca SelengkapnyaGoogle menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan pencarian. Tetapi, peminat Google belakangan ini mengalami tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaMembawa tema “Experience, Affectionate Intelligence (AI) Home”, LG memamerkan ragam lengkap solusi rumah dengan dukungan kecerdasan buatan.
Baca SelengkapnyaGoogle telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari kita, memudahkan pencarian informasi dengan cepat dan efisien.
Baca Selengkapnya