Akun medsos penting jadi incaran peretas
Merdeka.com - Kasus-kasus peretasan terhadap akun media sosial publik figure ataupun institusi pemerintah memang masih kerap terjadi. Menurut pengamat keamanan internet dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, sadar atau tidak sadar akun-akun tersebut memang sering diincar peretas. Di sisi lain, keberhasilan peretas menembus akses media sosial dan 'mengacak-acak' merupakan sebuah keberhasilan nyata.
"Ini terkait dengan pengelolaan kredensial yang lemah. Akun-akun penting dan public figur memang sering di incar," jelasnya saat dihubungi dengan Merdeka.com melalui pesan singkat, Kamis (23/3).
Hal tersebut juga sebagai petanda pengguna internet belum sepenuhnya sadar betapa pentingnya keamanan yang terjamin. Kata Alfons, jumlah pengguna internet yang belum sadar soal keamanan memang masih besar, berbanding terbalik dengan yang sudah mengerti. Jumlahnya pun sangat kecil.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Siapa yang bisa jadi target peretasan kamera? Menurut perusahaan keamanan NordVPN peretasan kamera kini menjadi salah satu kejahatan dunia maya yang paling umum.
-
Apa target utama hacker pemilu? Mereka bekerja dengan membekukan basis data pemilih lokal. Maka itu ransomware menduduki peringkat teratas ancaman siber saat pemilu.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Bagaimana cara kejahatan siber mendapatkan informasi sensitif? Beberapa pemateri juga menjelaskan mengenai social engineering atau praktik manipulasi psikologis yang dilakukan oleh penyerang (pelaku kejahatan siber) untuk memperoleh informasi sensitif, mendapatkan akses ke sistem atau sumber data yang seharusnya terbatas.
"Kurang dari 10 persen yang sudah mengerti soal kemanan internet," ungkap dia.
Dia pun menyinggung dugaan akun Twitter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang terkena serangan peretas. Terlepas benar atau tidaknya dugaan itu, menurutnya kejadian ini seharusnya bisa dihindari.
"Harusnya departemen seperti Kemendikbud ini dari dulu membiasakan diri mendidik kebiasaan sekuriti yang baik. Karena dampaknya kan besar sekali dan mempermalukan pemerintahan. Seakan akan orang pemerintah gaptek. Padahal mereka harusnya jadi contoh untuk masyarakat," terangnya.
Kejadian yang dimaksud Alfons adalah saat kemarin, Rabu (22/3), linimasa Twitter dihebohkan oleh sebuah tweet yang dicuit Akun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (@Kemdikbud_RI) yang diduga dihack. Tidak tanggung-tanggung, ada beberapa cuitan bernada tidak pantas dari akun tersebut.
Namun ternyata diklaim Kemendikbud, Tweet tersebut tentu tidak benar-benar dicuitkan secara resmi oleh Kemendikbud. Dugaan pertama adalah akun tersebut diretas. Namun berdasarkan konfirmasi dari akun Twitter resmi Kemdikbud, hal tersebut memang tidak pernah diunggah dan merupakan manipulasi grafis.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil meretas akun WhatsApp dan Instagram korban dengan modus menyebarkan link ke facebook dan Instagram.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan media sosial
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kembali terjadinya peretasan data negara membuat kebutuhan adanya Angkatan Siber.
Baca Selengkapnya