Amerika Serikat buat pesawat tanpa awak seharga Rp 15,3 triliun
Merdeka.com - Jika melihat gambar di atas, sepertinya itu adalah gambar pesawat luar angkasa dalam film-film science fiction. Padahal, gambar di atas adalah wujud pesawat tanpa awak (drone) terbaru buatan Amerika Serikat.
Dilansir DailyMail (12/11), Amerika Serikat baru saja merilis pesawat tanpa awak senilai 1 miliar Euro atau setara dengan Rp 15,3 triliun. Pesawat tak berawak (Super drone) terbaru ini dapat terbang pada kecepatan supersonik dan hanya menggunakan GPS untuk memandunya membelah langit.
-
Bagaimana Helikopter Ingenuity menavigasi? Helikopter Ingenuity menggunakan kamera yang menghadap ke bawah untuk memantau permukaan Mars. Kamera ini memproses 30 gambar per detik untuk menentukan kecepatan, posisi, dan arah helikopter berdasarkan fitur-fitur permukaan seperti bebatuan atau tekstur berkerikil.
-
Apa jenis pesawat yang mereka gunakan? Timm dan Cook mempersiapkan pesawat Cessna 172 dengan berbagai modifikasi, termasuk instalasi tangki bahan bakar tambahan.
-
Bagaimana cara pesawat tanpa awak UGM terbang? Gesang Nugroho mengatakan bahwa pengembangan pesawat tanpa awak itu dilakukan dengan dana LPDP. Menurutnya, pesawat itu memiliki tingkat efisiensi sangat tinggi. Untuk sekali terbang, pesawat itu mampu bertahan di udara selama enam jam dengan jangkauan telemetri sejauh 500 kilometer.
-
Kemampuan khusus apa yang dimiliki robot pilot? Robot humanoid ini punya keunggulan dapat beradaptasi dengan kokpit dan sistem penerbangan yang berbeda tanpa perlu memodifikasi pesawat.
-
Kenapa robot pilot bisa mengendalikan pesawat dengan aman? Tim mengatakan bahwa mereka telah mendemonstrasikan PIBOT dapat mengendalikan pesawat dengan aman bahkan selama turbulensi yang keras.
-
Bagaimana drone canggih itu bekerja? 'Saat itu Mayjen Solemani ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran ketembak dari drone yang dipersenjatai akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak, tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar,' ungkapnya.
Pesawat yang masih dalam tahap pengujian ini nantinya akan dikembangkan untuk membantu desain masa depan dari kendaraan tak berawak Amerika Serikat selanjutnya. Selain itu, pesawat ini sendiri merupakan drone pertama yang dirancang untuk lepas landas dan mendarat di kapal induk.
Pesawat ini diklaim bisa menampilkan sudut pengawasan hingga 360 derajat di lingkungan sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data intelijen atau melakukan serangan rudal mematikan tanpa menempatkan personel atau prajurit dalam risiko yang berbahaya.
Pesawat ini sendiri diperkirakan siap produksi masal dan digunakan pada tahun 2020 mendatang.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fakultas Teknik UGM meluncurkan sebuah pesawat tanpa awak yang mampu terbang sejauh 500 km. Pesawat ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto memborong 24 pesawat jet tempur F-15 EX dari Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTiadanya pilot di pesawat ini, membuatnya bisa menjelajah seluruh Indonesia selama 30 jam penuh. Kehadirannya bisa disaksikan di eduwisata Dirgantara Indonesia
Baca SelengkapnyaPesawat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, setelah menempuh penerbangan enam hari dari Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMiliter Amerika Serikat (AS) disebut-sebut menjatuhkan drone di wilayah Timur Tengah dengan menggunakan senjata laser.
Baca SelengkapnyaRobot manusia ini dibuat sedemikian rupa untuk bisa benar-benar menggantikan pilot di pesawat.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur F-15EX merupakan versi paling muktahir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing.
Baca SelengkapnyaAlbert Einstein pernah berpendapat bagaimana cara membuat roket dengan kecepatan 18.000 Mil Per Jam. Namun pendapatnya itu dibantah ilmuwan China.
Baca SelengkapnyaPesawat penumpang AI pertama di dunia tanpa kokpit akan segera menjadi kenyataan.
Baca SelengkapnyaProses ini menghilangkan kebutuhan atas bahan bakar roket
Baca Selengkapnya