Amerika Serikat sebar malware melalui gelombang radio
Merdeka.com - Apabila ada anggapan bahwa sebuah perangkat komputer entah itu PC atau pun laptop yang tidak terhubung dengan internet pasti aman dari penyadapan, maka pandangan itu harus diubah.
Menurut laporan terbaru, National Security Agency (NSA) milik Amerika Serikat bahkan mampu menyadap PC atau laptop yang tidak terhubung dengan internet sekalipun.
Dikutip dari Business Insider (15/01), untuk melakukan penyadapan terhadap perangkat yang tidak terhubung dengan internet, NSA menggunakan 'jasa' malware khusus yang disebarkan secara diam-diam melalui gelombang radio.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Apa yang dimaksud dengan teknologi kamuflase ini? Ilmuwan di China mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan bahan yang bisa berubah warna pada tingkat molekuler sesuai dengan cahaya di sekitarnya, ini adalah semacam jenis kamuflase baru yang memungkinkan seseorang untuk berbaur dengan lingkungannya seperti bunglon.
-
Siapa yang mengembangkan teknologi kamuflase ini? 'Dengan kata lain, penerapan teknologi ini pada pakaian dapat membuat seseorang secara efektif 'tidak terlihat',' kata peneliti utama Wang Dongsheng.
-
Bagaimana cara kejahatan siber mendapatkan informasi sensitif? Beberapa pemateri juga menjelaskan mengenai social engineering atau praktik manipulasi psikologis yang dilakukan oleh penyerang (pelaku kejahatan siber) untuk memperoleh informasi sensitif, mendapatkan akses ke sistem atau sumber data yang seharusnya terbatas.
-
Bagaimana teknologi kamuflase ini berfungsi? Senyawa molekuler yang bisa mengubah strukturnya ketika terkena panjang gelombang cahaya tertentu menjadi kunci dari perubahan ini. Bahan akan terlihat menyatu sempurna dengan lingkungannya bagi mata telanjang.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
Benarkah malware mampu menginfeksi suatu perangkat hanya dengan gelombang radio?
Dalam suatu penelitian yang dilaporkan pada awal Desember 2013 lalu terungkap, ada anggapan bahwa nantinya cybercriminal dapat mencuri data hanya dengan menggunakan gelombang suara yang juga dapat disetarakan dengan gelombang radio.
Setelah perangkat terinfeksi dengan malware khusus tersebut, maka secara otomatis, barang elektronik itu akan menjadi mata-mata yang tidak diketahui oleh siapa saja dan dijadikan sarana efektif bagi NSA untuk mengetahui apa saja yang sedang dilakukan oleh seseorang.
Cara kerja malware ini adalah dengan cara mengeksekusi tugas dari BIOS dan mengambil alih semua fungsi perintah di sebuah komputer. Setelah itu, apabila komputer telah berhasil dilumpuhkan, maka apa yang sedang dilakukan oleh penggunanya dapat dikirimkan melalui cara yang sama ke NSA.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaSebuah laporan menyatakan bahwa iPhone yang dimiliki oleh dua staf kampanye presiden AS telah berhasil diretas oleh peretas yang berasal dari Tiongkok.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) menuding satelit yang baru diluncurkan Rusia berbahaya. Begini alasannya.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaRT RW net ilegal berpotensi merugikan ISP legal karena banyak faktor.
Baca SelengkapnyaBadan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi bahwa ada kemungkinan laman tersebut telah diretas
Baca Selengkapnya