Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ancaman Resesi Global Makin Dekat, Startup Perlu Waspada

Ancaman Resesi Global Makin Dekat, Startup Perlu Waspada Ilustrasi startup. © CBC

Merdeka.com - Setelah dihantam badai pandemi yang membuat banyak startup kelimpungan hingga PHK karyawan, kini perusahaan rintisan digital itu harus bersiap kembali digulung proyeksi resesi di tahun mendatang.

Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengatakan, ada beberapa hal yang harus diwaspadai startup untuk menyongsong tahun depan.

Yang harus diwaspadai, pertama, inflasi. Inflasi ini mengarah pada stagflasi yang membuat konsumen menahan diri untuk berbelanja terutama berdampak pada kelangsungan bisnis B2C.

"Penjualan e-commerce harus siap siap melandai. Bahkan ada startup yang tutup karena tidak bisa bertahan," kata dia kepada Merdeka.com melalui pesan singkat, Jumat (6/10).

Lalu, naiknya suku bunga secara agresif membuat pendanaan ke startup lebih hati hati. Investor kini lebih mementingkan profitabilitas dibanding sekedar valuasi jumbo startup.

"Kemudian, gelombang merger meningkat tajam karena investor mendorong konsolidasi antar pemain startup untuk perkuat modal dan integrasi layanan misalnya ecommerce dengan fintech atau perusahaan logistic," jelasnya.

Bahkan menurut dia, tak tanggung-tanggung talenta digital yang paling bagus kini sedang berpikir untuk pindah perusahaan yang prospeknya lebih positif.

"Karena kapal akan karam bukan tidak mungkin talenta startup melompat justru ke sektor tradisional. Jadi, winter startup bakal berlangsung cukup lama, harus pintar pintar atur keuangan perusahaan, pilih tim yang kompeten dan solid serta lihat peluang pasar," terang dia.

Sementara itu menurut petinggi dari sebuah e-commerce yang enggan disebutkan namanya, justru sejauh ini masih terlihat adanya pertumbuhan baik yang terjadi untuk sektor e-dagang.

"Secara keseluruhan, sampai sekarang kita masih melihat pertumbuhan yang baik di bisnis dengan inisiatif yang kita lakukan," ungkap dia.

Wanti-wanti Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada 2023, Indonesia harus berhadapan dengan lingkungan ekonomi yang terus melemah.

Sehingga pemerintah masih perlu menjaga resiliensi sebagai syok absorber untuk menjaga daya beli masyarakat.

"Karena itu daya beli harus dijaga secara sangat hati-hati. Makanya tadi yang disampaikan dari dunia usaha pertumbuhan kredit sudah meningkat itu semuanya bisa menciptakan pekerjaan, income, dan daya beli," kata dia. (mdk/faz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saat Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam Startup Digital
Saat Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam Startup Digital

Meski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Industri Startup Masih Terancam Tumbang di 2024, Ini Alasannya
Industri Startup Masih Terancam Tumbang di 2024, Ini Alasannya

Fenomena tech winter yang masih akan berlangsung di industri teknologi maupun startup dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Polri Ini Bicara Soal Potensi Ancaman Pandemi X Usai Covid-19
Jenderal Bintang Tiga Polri Ini Bicara Soal Potensi Ancaman Pandemi X Usai Covid-19

Purnawirawan Jenderal polisi bintang tiga itu juga mengatakan Jakarta akan dilanda impor besar-besaran yang akan berdampak langsung pada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir

Aturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Lagi Gaji Karyawan Startup di Indonesia Gede-gede, Ini Biang Keroknya
Tak Ada Lagi Gaji Karyawan Startup di Indonesia Gede-gede, Ini Biang Keroknya

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan gaji pekerja startup di Indonesia adalah aksi PHK besar-besaran yang melanda sektor teknologi.

Baca Selengkapnya
Daftar Perusahaan Teknologi yang Masih PHK Karyawan, Siapa Terbanyak?
Daftar Perusahaan Teknologi yang Masih PHK Karyawan, Siapa Terbanyak?

Gelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.

Baca Selengkapnya
Tech Winter Adalah Kondisi Perkembangan Industri Teknologi Terhenti, Berikut Penyebab dan Dampaknya
Tech Winter Adalah Kondisi Perkembangan Industri Teknologi Terhenti, Berikut Penyebab dan Dampaknya

Tech winter adalah periode penurunan atau stagnasi dalam industri teknologi.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Resesi Global, Perusahaan Teknologi Dunia PHK Massal
INFOGRAFIS: Resesi Global, Perusahaan Teknologi Dunia PHK Massal

Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Wanti-Wanti Perusahaan Lebih Pilih Rekrut Pekerja Lepas
Jokowi Wanti-Wanti Perusahaan Lebih Pilih Rekrut Pekerja Lepas

Gig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Selengkapnya
UU PDP Segera Diberlakukan, UMKM Perlu Waspadai Serangan Siber
UU PDP Segera Diberlakukan, UMKM Perlu Waspadai Serangan Siber

UMKM perlu waspada serangan hacker, seiring UU PDP bakal diberlakukan.

Baca Selengkapnya
Pos Indonesia Bakal PHK Karyawan, Target Laba 2024 juga Turun Jadi Rp300 Miliar
Pos Indonesia Bakal PHK Karyawan, Target Laba 2024 juga Turun Jadi Rp300 Miliar

Nantinya perusahaan akan menawarkan program pensiun dini bagi karyawan yang terkena PHK.

Baca Selengkapnya