Anonymous Australia kirimkan peringatan terakhir
Merdeka.com - Perang cyber antara hacker Australia dan Indonesia nampaknya tidak dapat terelakkan. Bahkan ada kemungkinan perang ini akan melibatkan Anonymous dari kedua negara.
Sebelumnya, Anonymous Australia telah mengunggah pernyataan, saran sekaligus ancaman terhadap para hacker dan Anonymous Indonesia untuk menghentikan serangan terhadap situs warga Australia yang tidak tahu apa-apa.
Namun, dikarenakan hacker gabungan dari Indonesia terus melakukan serangan tanpa henti dan membabi-buta, akhirnya pihak Anonymous Australia kembali mengunggah satu video baru mereka di YouTube.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang dilakukan jaringan kriminal di Asia Tenggara di Telegram? Sebuah laporan terbaru dari UNODC, kantor PBB yang menangani urusan narkoba dan kejahatan, mengungkapkan bahwa aplikasi Telegram telah menjadi sarana utama bagi jaringan kriminal di Asia Tenggara untuk melakukan aktivitas ilegal dalam skala besar.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
Dikutip dari Cyber War News (09/11), dalam video tersebut menyatakan bahwa mereka mengirimkan peringatan terakhir terhadap semua peretas dari Indonesia untuk menghentikan penyerangan terhadap situs publik.
"Mereka tidak tahu apa-apa. Kita minta untuk hentikan serangan terhadap situs-situs publik. Website pemerintah Australia lah yang seharusnya menjadi target utama serangan. Ini adalah peringatan terakhir dari kita untuk kalian semua agar hentikan serangan.
ASIO, ASIS dan DSD adalah website agen mata-mata pemerintah Australia. WEbsite-website berikut seharusnya adalah target utama kalian."
Sampai sekarang walaupun sudah tidak sebanyak pada minggu lalu, namun tetap saja ada serangan dilancarkan ke situs-situs Australia oleh hacker Indonesia.
Tidak hanya itu, tidak sedikit peretas dari Australia yang juga sudah melancarkan serangan balik dengan melumpuhkan beberapa situs pemerintah Indonesia dan website umum.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka tak merespons surat peringatan yang dilayangkan Kominfo kepadanya.
Baca SelengkapnyaPelaku ransomware Brain Cipher akan mengembalikan data-data yang terkunci. Benarkah?
Baca SelengkapnyaNetizen Indonesia ramai-ramai mencari akun media sosial para tentara Israel. Mereka menyerbu mereka dengan hujatan di kolom komentar.
Baca SelengkapnyaDalam beranda akun @aji.indonesia, terlihat beberapa unggahan berisi iklan penjualan iPhone.
Baca SelengkapnyaIntimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaEmail resmi admin DPRNOW diduga diretas. Isi email yang dikirim punya pesan mengerikan.
Baca SelengkapnyaKeputusan itu diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral atas insiden penyanderaan data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya.
Baca SelengkapnyaPolri tidak menyerah begitu saja dengan kasus peretasan PDN.
Baca Selengkapnya"Dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu,” tutur Judha
Baca SelengkapnyaTentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.
Baca Selengkapnya"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca Selengkapnya