Anonymous kembali ancam perjanjian Trans-Pasific
Merdeka.com - Tak lama setelah WikiLeaks menerbitkan draft perjanjian Trans-Pacific Partnership (TPP), Anonymous hacktivists melayangkan penyataan ancaman akan melakukan segala daya mereka untuk 'menghancurkannya'.
Menurut mereka, TPP jauh lebih buruk dari kontroversial SOPA atau ACTA. Jika itu ditandatangani, hukum hak cipta akan didorong ke batas yang mendukung perusahaan, seperti yang dikutip dari Softpedia (14/11).
"TPP tersebut akan membatasi akses dunia untuk pengetahuan dan menghancurkan internet seperti yang kita tahu. Kami akan bangkit dan mengambil kembali internet, merebut kembali apa yang menjadi milik kita untuk kebaikan bumi dan penghuni bumi!" ujar penggagas kampanye Anonymous terhadap TPP.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana hacker menyerang PDNS? 'Jadi identifikasi gangguan yang pertama terjadi gangguan pada PDNS 2 di Surabaya berupa serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Cipher Ransomware,' kata Budi Arie di DPR,, Kamis (27/6).
-
Bagaimana hacker melakukan serangan phishing? Pelaku ancaman akan mengirim pesan phishing berisi kode QR; meminta penerima pesan untuk memindai kode tersebut, dan mengarahkan mereka ke laman palsu yang bisa menyerap identitas atau data yang bersifat privasi dan rahasia.
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
Hacktivists mendesak pendukungnya untuk mulai meningkatkan kesadaran tentang 'ancaman' karena banyak orang tidak menyadari konsekuensi. Diperkirakan, serangan hacker ini akan menggunakan DDoS.
(mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para hacker sudah meretas X khusus di 12 negara. Dua jam X di negara itu tak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaAgresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah membunuh hampir 39.000 warga sipil.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaDengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama bulan oktober mencapai 42 tersangka.
Baca SelengkapnyaPara hacktivis atau peretas ikut terjun membela Palestina dengan meretas situs web pemerintah Israel.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku telah melakukan evaluasi menyeluruh buntut peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaKelompok peretas yang menamakan Brain Chiper membuat pernyataan publik. Mereka bakal memberikan kunci enkripsi.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaServer Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengalami gangguan sejak hari Kamis 20 Juni 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaMeski layanan publik sudah berjalan normal, Hadi menegaskan, pemerintah bakal meningkatkan kemampuan PDNS mengantisipasi serangan ke depan.
Baca SelengkapnyaPengiriman dana memakai cryptocurrency ke Suriah, berkaitan dengan kelompok teroris AD
Baca Selengkapnya