Apakah hapus Facebook berarti privasi kita aman? Pakar sebut tidak
Merdeka.com - Setelah skandal Facebook soal kebocoran data yang dikumpulkan Cambridge Analytica, banyak pengguna jejaring sosial terbesar tersebut yang ingin menghapus akunnya.
Bahkan, menurut Mashable, kebencian terhadap Facebook kini sedang pada titik tertinggi sepanjang masa. Tagar #deletefacebook telah trending selama beberapa hari, bahkan kampanye ini didukung oleh pendiri WhatsApp yang notabene anak perusahaan Facebook. Selain itu, penelusuran Google soal "hapus Facebook" berada pada angka tertinggi selama lima tahun terakhir.
Mungkin salah satu jalan agar data kita tidak 'dipanen' lewat Facebook adalah dengan menghapusnya. Namun hal tersebut tak serta merta membuat privasi kita aman. Ini bukanlah isapan jempol belaka, karena pakar berkata demikian.
-
Kenapa menghapus akun Google bisa membuat kehilangan data? Jika akun Google dihapus, maka Anda akan kehilangan semua data dan konten di akun tersebut.
-
Mengapa hapus akun Gmail berdampak luas? Menghapus akun Gmail memiliki konsekuensi yang luas dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan digital Anda.
-
Mengapa penting menjaga privasi saat berbagi foto di media sosial? Dengan semakin seringnya insiden pelanggaran data serta ancaman siber, penting untuk menjaga privasi saat membagikan foto.
-
Kenapa teknologi ini dianggap menjaga privasi? Algoritma yang digunakan hanya mampu untuk mendeteksi posisi tubuh seseorang, bukan memperlihatkan wajah, atau bahkan penampilan seseorang. Sehingga, adanya teknologi ini menawarkan cara baru untuk menjalankan sistem pengawasan namun tetap mempertahankan anonimitas atau privasi seseorang.
-
Apa dampak hapus akun Google? Menghapus akun Google akan menghilangkan akses ke layanan dan data yang terkait, seperti email, kontak, dan dokumen.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
Menurut Luke Stark, calon profesor di Dartmouth College dan periset spesialis privasi online, data kita dilacak tak cuma lewa jejaring sosial.
"Berbagai platform besar yang umum kita gunakan setiap hari, pasti mengumpulan berbagai jenis data tentang kita yang digunakan untuk mengembangkan profil pribadi kita," ungkapnya.
Hal ini berarti, apapun yang kita 'sentuh' secara online, pasti akan melacak data kita dengan berbagai cara. Mulai dari mesin pecarian seperti Google, platform e-commerce, bahkan operator telekomunikasi dan penyedia layanan internet.
Hal ini berupa paling tidak siapa Anda, ke mana lokasi Anda bepergian, dan lain sebagainya.
Sang pakar berargumen, pengambilan data secara berlebih tanpa pengetahuan yang jelas dari pemilik akun atau pengguna berbagai platform digital, bisa diregulasi oleh Pemerintah, dengan membatasi secara jelas akses platform digital ke data privasi pengguna.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan medsos tidak selalu memberikan dampak positif tapi juga negatif.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaIa mengingatkan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5 miliar
Baca SelengkapnyaBerikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca SelengkapnyaPengguna diberi waktu hingga 1 Desember mendatang untuk menyimpan riwayat perjalanan.
Baca SelengkapnyaBPJS Ketenagakerjaan membantah tejadi kebocoran data seperti beredar lewat akun media sosial X @FalconFeedsio.
Baca SelengkapnyaData milik Universitas Indonesia (UI) diduga diretas. Data tersebut diduga dijual di forum hacker BreachForums.
Baca SelengkapnyaPerusahaan media sosial seperti LinkedIn dan Meta menggunakan informasi pengguna untuk melatih AI.
Baca SelengkapnyaSimak panduang lengkap cara hapus akun Gmail mudah dan aman.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi membuat perusahaan lebih mudah mencari latar belakang calon karyawan.
Baca Selengkapnya