Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aplikasi transportasi jadi sasaran empuk peretas

Aplikasi transportasi jadi sasaran empuk peretas Hacker. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Ahli malware dari Kaspersky Lab turut berkomentar terkait pencurian data pelanggan dan mitra pengemudi Uber.

Menurut Vyacheslav Zakorzhevsky selaku Head of Anti-Malware Research Team mengatakan insiden serangan siber terbaru terhadap Uber menjadi bukti lain bahwa saat ini para penjahat siber memfokuskan usaha penyerangan lebih kepada perusahaan besar ataupun perusahaan yang bisa memberikan banyak keuntungan bagi mereka.

Orang lain juga bertanya?

“Dan nampaknya akhir-akhir ini tren ini terus meningkat,” ujarnya dalam pernyataan resminya, Jumat (24/11).

Lebih lanjut ia menuturkan, bila insiden pelanggaran data seperti ini terjadi, maka penting untuk diingat agar jangan pernah meremehkan konsekuensi yang ditimbulkannya.

Terlebih, konsekuensi yang terkait dengan informasi pribadi yang bisa jatuh ke tangan penyusup.

“Karena data yang diakses oleh penyusup kelak dapat digunakan untuk serangan lebih lanjut terhadap pengguna, dengan menyebarkan malware atau jenis spionase siber. Sebagai contoh, penyerang bisa menjual database curian yang berisi informasi pribadi di pasar gelap, di mana terdapat permintaan yang tinggi akan hal ini,” terang dia.

Di tahun ini, pihaknya melihat adanya peningkatan aktivitas kejahatan siber yang menargetkan aplikasi transportasi atau mobile ride-sharing. Kata dia, layanan ini akan menjadi target yang menarik. Sebab, kredensial dan data sensitif lengkap dimilikinya.

“Karena itu kami sangat menyarankan agar para pengguna memperhatikan pesan masuk yang dikirim melalui e-mail atau SMS, jangan klik tautan yang mencurigakan, dan hindari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak dikenal. Kaspersky Lab juga menyarankan penggunaan solusi keamanan yang andal,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Uber belum lama ini mengakui 57 juta data pengguna dan mitranya diretas hacker. Kejadian tersebut terjadi di tahun 2016. Setahun kemudian, Uber baru mengakuinya. Pengakuannya itu tertulis di dalam blog-nya.

Hacker mencuri data pribadi termasuk nama, alamat email dan nomor telepon, serta nama dan nomor lisensi pengemudi sebanyak 600.000 pengemudi di Amerika Serikat.

Perusahaan mengatakan informasi yang lebih sensitif, seperti data lokasi, nomor kartu kredit, nomor rekening bank, nomor jaminan sosial, dan tanggal lahir, belum dikonfirmasikan.

Dilaporan The Guardian pada Rabu (22/11), tak tanggung-tanggung peretas juga meminta duit senilai USD 100.000 atau Rp 1,3 miliar bila data pelanggan dan para mitra Uber tetap aman. Tak ingin membuat gaduh publik, Uber pun akhirnya membayarnya.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata, Perusahaan Jasa Layanan Keuangan Rekrut Hacker demi Kelangsungan Bisnis
Ternyata, Perusahaan Jasa Layanan Keuangan Rekrut Hacker demi Kelangsungan Bisnis

Fatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.

Baca Selengkapnya
10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya
10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya

Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.

Baca Selengkapnya
UU PDP Segera Diberlakukan, UMKM Perlu Waspadai Serangan Siber
UU PDP Segera Diberlakukan, UMKM Perlu Waspadai Serangan Siber

UMKM perlu waspada serangan hacker, seiring UU PDP bakal diberlakukan.

Baca Selengkapnya
Deretan Kasus Peretasan Hacker Bikin Heboh Indonesia, Para Politisi Ini Pernah jadi Sasaran
Deretan Kasus Peretasan Hacker Bikin Heboh Indonesia, Para Politisi Ini Pernah jadi Sasaran

Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.

Baca Selengkapnya
Serangan Siber Ransomware Makin Buas, Awas Jadi Korban
Serangan Siber Ransomware Makin Buas, Awas Jadi Korban

Hampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Bongkar Sosok Hacker Peretas Server PDNS, Motifnya Diduga Urusan Ekonomi
Menkominfo Bongkar Sosok Hacker Peretas Server PDNS, Motifnya Diduga Urusan Ekonomi

Menkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.

Baca Selengkapnya
3 Serangan Siber Ini Paling Disukai Hacker
3 Serangan Siber Ini Paling Disukai Hacker

Laporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.

Baca Selengkapnya
Ini 8 Perusahaan yang Pernah Diretas Hacker dan Diminta Uang Tebusan Ratusan Miliar
Ini 8 Perusahaan yang Pernah Diretas Hacker dan Diminta Uang Tebusan Ratusan Miliar

Atas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.

Baca Selengkapnya
Negara-negara Ini Jadi Sasaran Empuk Disikat Hacker
Negara-negara Ini Jadi Sasaran Empuk Disikat Hacker

Berikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.

Baca Selengkapnya
Serangan Siber Makin Sengit, Bisnis UMKM Bisa Rugi Rp164.000 Triliun Tahun 2025
Serangan Siber Makin Sengit, Bisnis UMKM Bisa Rugi Rp164.000 Triliun Tahun 2025

Badan otoritas sudah sangat diwajibkan memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI.

Baca Selengkapnya
Hati-hati, Ada 50 Kejadian Pesawat Lewat Timur Tengah Sistem Navigasinya Dibobol Hacker
Hati-hati, Ada 50 Kejadian Pesawat Lewat Timur Tengah Sistem Navigasinya Dibobol Hacker

Serangan siber menyusup sistem navigasi GPS pesawat yang dapat menyebabkan ancaman keamanan penerbangan.

Baca Selengkapnya
BSSN: Potensi Serangan Siber 2023 Makin Marak, Sektor Keuangan Harus Hati-Hati
BSSN: Potensi Serangan Siber 2023 Makin Marak, Sektor Keuangan Harus Hati-Hati

BSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.

Baca Selengkapnya