Apple Tanggapi Soal Peretasan iPhone Warga Muslim Uighur, Google Dikecam
Merdeka.com - Beberapa waktu yang lalu, peneliti Google menyebut bahwa sebuah website berisi malware telah meretas iPhone yang dimiliki oleh kaum Muslim Uighur di Tiongkok.
Tak tanggung-tanggung, kejadian ini telah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Pasca pemberitaan ini, akhirnya Apple angkat bicara demi menenangkan pengguna yang mungkin khawatir perangkatnya kena jebol malware.
-
Dimana penggerebekan produk Apple palsu dilakukan? Penggerebekan dilakukan di beberapa lokasi, termasuk Castlebar, Westport, Ballinrobe, dan Claremorris.
-
Apa yang direkam oleh iPhone? Kamera TrueDepth ini berfungsi untuk merekam data wajah secara akurat dengan memproyeksikan dan menganalisis ribuan titik tak terlihat untuk membuat peta kedalaman wajah dan juga menangkap gambar inframerah wajah.
-
Siapa yang meminta Apple dan Google blokir Temu? Permintaan ini diajukan oleh sejumlah menteri sebagai langkah proaktif untuk melindungi UMKM.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
-
Siapa yang menjual komputer Apple? Komputer yang diambil dari meja Steve Jobs setelah dia meninggalkan Apple adalah koleksi Paul Allen, salah satu pendiri Microsoft.
-
Apa itu Apple Intelligence? Apple berencana untuk memperkenalkan Apple Intelligence di hampir setiap perangkat dengan layar pada 2026.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Business Insider, Apple menyebut bahwa hasil penelitian Goole tersebut "menciptakan kesan yang salah tentang eksploitasi masal, dan memicu ketakutan di antara semua pengguna iPhone." Apple juga menambahkan bahwa hal ini "tidak pernah terjadi."
Apple juga menitikberatkan pada pembaruan iOS untuk mengatasi malware ini yang telah dirilis 10 hari setelah mereka mengetahui permasalahan ini. Apple juga menyebut bahwa pembaruan tersebut telah rilis di bulan Februari. Sehingga Apple menyebut bahwa hasil riset tersebut terlambat enam bulan.
Apple juga menggarisbawahi soal temuan Google terkait lamanya periode dua tahun yang disebut oleh peneliti. Apple menyebut bahwa infeksi malware hanya terjadi dalam waktu singkat.
"Secara kasar ada dua bulan, bukan dua tahun seperti yang disiratkan Google," tulis Apple.
Tanggapan Apple ini memperlihatkan bahwa serangan ini difokuskan secara sempit, bukan eksploitasi luas.
Jawaban Lanjutan Dari Google
Tak butuh waktu lama, Google sendiri akhirnya menggunakan hak jawab mereka atas kasus ini. Ketika dihubungi oleh Business Insider, Google berkomentar bahwa riset ini adalah hal yang baik.
"Project Zero (divisi riset keamanan Google, yang melakukan penelitian Malware Uighur.red) melakukan riset yang dirancang untuk memajukan pemahaman tentang rentannya keamanan, yang bisa berdampak pada strategi keamanan yang baik.
Kami mendukung penelitian mendalam kami yang ditulis untuk fokus pada aspek teknis dari kerentanan ini. Kami akan terus bekerja dengan Apple dan perusahaan terkemuka lainnya untuk membantu menjaga pengguna untuk tetap aman saat online," tulis Google.
Malware Uighur
Kasus ini bermula dari penelitian soal sebuah website yang dipenuhi malware disebut meretas iPhone yang menarget kaum muslim Uighur di Tiongkok selama dua tahun terakhir.
Website berisi malware tersebut dilatarbelakangi oleh pemerintah Tiongkok untuk meretas kaum Uighur di provinsi Xinjiang.
Hal ini dilaporkan merupakan upaya terbaru dari pemerintah Tiongkok untuk menindak dan membatasi kaum minoritas muslim Uighur. Sebelumnya, pemerintah telah menahan lebih dari satu juta kaum Uighur di berbagai kamp.
Peneliti keamanan Google menemukan website berisi malware ini baru-baru ini. Hal ini dikonfirmasi oleh sumber dari TechCrunch adalah sebuah kampanye untuk menarget kaum Uighur dengan cara menginfeksi iPhone mereka dengan kode malware.
Caranya, hanya dengan komando untuk mengunjungi sebuah website yang memang berisi malware tersebut.
Jika telah terinfeksi, malware tersebut mampu mendapatkan akses tanpa batas ke perangkat lunak iPhone, dapat membaca pesan, password, serta melacak lokasi korban dengan mudah.
Apple sendiri telah memperbaiki kerentanan terhadap malware tersebut di iOS 12.1.4, atas rekomendasi dari Google. Google juga mengungkap bahwa ada ribuan pengunjung dari website malware ini di setiap minggunya, dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akun Instagram Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo @adisoemarmoairport diretas orang tak bertanggungjawab.
Baca SelengkapnyaIni terungkap dari postingan Instagramnya saat menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaBahkan hanya karena persoalan memakai iPhone dan Android membuat bubar kencan pertama dengan calon pasangan.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus tersebut berawal adanya aduan dari Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Eletronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin.
Baca SelengkapnyaDalam beranda akun @aji.indonesia, terlihat beberapa unggahan berisi iklan penjualan iPhone.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia kerap kali melakukan kebijakan serampangan.
Baca SelengkapnyaApple menawarkan investasi sebesar USD 10 juta atau senilai Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaBea Cukai juga meminta agar masyarakat berhati-hati dari penipuan jasa unlock IMEI.
Baca SelengkapnyaiPhone memiliki fitur merekam wajah penggunanya setiap beberapa detik sekali. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaDPR usulkan agar iPhone dkk diblokir, lantaran Apple minta syarat agar mereka mau berinvestasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, Indonesia terbuka terhadap segala peluang penciptaan lapangan kerja baru.
Baca SelengkapnyaPara penyerang menggunakan kampanye phishing dengan mengirimkan email dan teks yang dirancang seolah-olah dikirim oleh Apple.
Baca Selengkapnya