Atase Pendidikan KBRI di India jalin kerjasama dengan APTIKOM Malang
Merdeka.com - Hari ini (22/04), Atase Pendidikan KBRI di India, Prof. Iwan Pranoto, menyambangi Malang untuk bertemu dengan APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer) Malang.
Pada kunjungan yang bertempat di Sekolah Tinggi Teknik Atlas Nusantara Malang itu, Prof. Iwan berupaya membuka jalan kerjasama antara universitas-universitas ilmu komputer Malang dengan universitas-universitas di India. Salah satunya adalah dengan penandatanganan MoU dengan Atase Pendidikan KBRI India.
Selain itu, pada kesempatan tersebut Prof. Iwan juga memberikan workshop pada dosen dan rektor universitas ilmu komputer di Malang demi terjalinnya kerjasama yang kuat dan berkelanjutan di bidang penelitian dan pengembangan teknologi dengan universitas India.
-
Apa temuan ilmuwan di India? Ahli paleontologi di India telah berhasil mengidentifikasi dan mengklasifikasikan spesies baru dari kelompok reptil proterosuchid.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Apa saja bidang kerja sama Indonesia-Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Dimana teknologi dan media pembelajaran dapat membantu? Teknologi dan media pembelajaran dapat membantu guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, karakteristik, dan kebutuhan siswa.
-
Bagaimana ilmu pengetahuan membantu teknologi? Dalam hal ini hubungan antara pengetahuan dan teknologi adalah teknologi menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah, dan ilmu pengetahuan menggunakan teknologi untuk membuat penemuan baru.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
Prof. Iwan mengatakan bila kemajuan teknologi India saat ini sudah terintegrasi dengan sistem komputer, internet, dan jejaring sosial. Contohnya adalah pemakaian sosial media dan aplikasi smartphone untuk pelaporan tindak korupsi hingga penggalakan kebersihan.
Ketua APTIKOM Malang dan Atase Pendidikan KBRI IndiaMeskipun India sudah berkembang pesat teknologinya, Atase Pendidikan itu mengatakan bila ilmuwan dan mahasiswa masih bisa mengambil peluang untuk menjalin kerjasama. Misalnya dalam bidang kebudayaan, tepatnya kesetaraan gender, perencanaan keluarga, dan yang paling sederhana, masalah kebersihan.
Diakui Prof. Iwan, bila di Indonesia perkembangan tiga aspek tadi lebih baik dari pada India. Dengan begitu, ilmuwan kita bisa mengembangkan penelitian atau teknologi yang bertujuan menjawab tiga masalah sosial tadi.
Sebelum membuka kerjasama, Prof. Iwan menganjurkan setiap universitas untuk menemukan keunggulan mereka dengan lebih spesifik. Dengan begitu, penawaran kerjasama universitas Indonesia menjadi lebih menarik dan susah untuk ditolak.
"Jadi jangan bermimpi universitas India datang dan menawarkan kerjasama, tetapi lebih baik kita merumuskan keunggulan untuk ditawarkan. Jadi, apa yang mau dikerjakan dan langkahnya sudah jelas sejak awal," ujar pria yang sejak SD hingga SMA menetap di Malang itu.
Lebih lanjut, pria berkacamata itu juga menekankan pentingnya pertukaran budaya selain pertukaran ilmu dan teknologi. Mahasiswa dan masyarakat Indonesia dinilai bisa meniru budaya 'ilmiah' yang dimiliki oleh orang India. Sehingga, hasil ilmu dan teknologi dari kerjasama dengan universitas India bisa dirasakan masyarakat, minimal warga Malang.
"Di India, penelitian dan inovasi lahir dari anak-anak. Banyak hal-hal penting lahir bukan dari laboratorium, tetapi desa-desa. Semuanya berawal dari masalah kecil. Ini adalah bukti budaya ilmiah. Nah, semoga kerjasama ini bisa menularkan hal itu dan bermanfaat bagi masyarakat Malang, tidak berhenti di laporan penelitian saja," lanjut pria lulusan ITB itu.
Sementara itu, menurut ketua APTIKOM sekaigus dosen dari STIKI Malang, Eva Handriyanti, kerjasama dengan Atase Pendidikan KBRI di India diharapkan bisa mengembangkan membuka peluang pengembangan akademisi APTIKOM kedepannya.
"Harapannya penandatanganan MoU ini berlanjut agar anggota APTIKOM bisa bekerjasama di bidang pengajaran, kebudayaan, atau pertukaran pelajar, hingga penelitian dengan universitas-universitas India. Sehingga mimpi APTIKOM akan terwujud, yakni kualitas semua lulusan ilmu kompter dari Sabang sampai Marauke sama kualitasnya," kata Eva. (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mengungkapkan, saat ini banyak korporasi India sudah berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanyak diaspora mengenyam pendidikan bahkan bekerja di luar negeri dalam bidang teknologi, industri dan ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Timor Leste memiliki kedekatan hubungan budaya dan historis secara emosional.
Baca SelengkapnyaUniversitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan 8 universitas ternama di Malaysia lainnya membuka Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi yang berlokasi di PIK2.
Baca SelengkapnyaTransformasi pendidikan tinggi selama empat tahun ini telah berlangsung dengan akseleratif dan mulai bisa dirasakan hasilnya.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Prabowo mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak.
Baca SelengkapnyaBank DKI memberi dukungan dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, hingga pengembangan sumber daya manusia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (AS) H.E. Mrs. Kamala Shirin Lakhdir di kantor Kemenhan.
Baca SelengkapnyaSurveyor Indonesia akan memberikan informasi lowongan pekerjaan dan prioritas penempatan bagi lulusan Politeknik Ketenagakerjaan sesuai program studi.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo menyambut baik dan menghargai pertemuan dengan Dubes AS
Baca SelengkapnyaGoogle sudah menyebarkan 1,5 juta laptop Chromebook di sekolah seluruh dan PTN di seluruh Indonesia. Yg belum ada adalah Google Reference University
Baca SelengkapnyaKedua belah pihak sepakat pentingnya segera menjalin kerja sama seinergis di berbagai bidang.
Baca Selengkapnya