Audit Laman Digital secara Berkala, Kunci UKM Bertahan & Berkembang Kala Pandemi
Merdeka.com - Usaha kecil dan menengah (UKM) mendapat tantangan baru dalam mengembangkan bisnisnya di masa pandemi. Selain mesti fokus menyiasati efisiensi sisi produksi, UKM juga harus memikirkan bentuk promosi lebih efektif di era serba-online.
Data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, 45 persen bisnis UKM hanya mampu bertahan 3 bulan selama pandemi. Dari total 64 juta UKM di Indonesia, baru sekitar 8 juta atau 13 persen yang terhubung dengan ekosistem digital.
Perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster berpendapat salah satu alasan UKM kurang berdaya saing ini adalah kanal go online yang kurang dimanfaatkan secara maksimal.
-
Apa keuntungan go digital bagi UMKM? Digitalisasi telah mengubah banyak kehidupan. Mulai dari urusan belanja, periksa kesehatan, transfer uang, sampai memantau lahan pertanian menjadi lebih mudah. Hanya dengan menggulir layar handphone atau bekerja di depan komputer, segala urusan selesai.
-
Apa manfaat UMKM go digital? Sekitar 80 persen UMKM yang terhubung ke sistem digital memiliki daya tahan lebih baik.
-
Siapa yang ajak UMKM go digital? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
-
Kenapa digitalisasi penting bagi UMKM naik kelas? Bagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level. Bersaing dengan pebisnis dari daerah bahkan negara lain untuk berebut pasar yang lebih luas, dunia.
-
Bagaimana digitalisasi membantu UMKM naik kelas? Di tangan berinsting bisnis, digitalisasi telah mengubah cara meraup cuan. Tanpa harus punya toko fisik, semua bisa jadi penjual online. Asal punya gawai, ada akses internet, dan bubble wrap untuk pembungkus, transaksi jual beli barang atau jasa bisa berjalan. Uang masuk ke dalam kantong hanya dari sentuhan tangan.
-
Siapa yang mendukung UMKM go digital? Pemerintah berkolaborasi dengan UMKM dan e-commerce untuk menjalankan program, antara lain Gerakan Bangga Buatan Indonesia, ASEAN Online Sale Day, dan Hari Belanja Online Nasional.
“Go online itu baru pintu gerbang. Untuk menuju kesuksesan online, aset digital tidak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa ada pengelolaan, evaluasi, dan perbaikan. Bagi pemilik bisnis yang sudah kuat dari sisi produksi, saya merekomendasikan untuk mulai memikirkan pengelolaan aset digital ini,” ujar Ayunda Zikrina, Head of Brand & Market Development Niagahoster, dalam acara Media Meet-Up, kemarin (19/11).
Menurut Ayunda, di era digital saat ini, media sosial, website, dan marketplace memiliki fungsi sebagai kanal promosi yang efektif menjangkau pasar yang lebih luas. Terlebih saat pandemi ketergantungan internet pada orang dewasa meningkat lima kali lipat dari sebelum pandemi.
Maka itu, keberhasilan bisnis UKM di masa pandemi sangat bergantung pada aktivitas go online dan upaya pemilik bisnis mengelola aset digital atau kanal go online tersebut. Diperlukan pengelolaan aset digital secara berkala.
“Untuk mengelola toko fisik, pemilik bisnis mungkin harus mengeluarkan biaya kebersihan, keamanan, dan promosi offline yang tidak sedikit. Pengelolaan toko online rata-rata dimulai dari konsistensi membuat konten, kemudian mengecek aktivitas media sosial, dan berinteraksi dengan pelanggan. Itu semua dapat dilakukan tanpa biaya. Namun, masih banyak pemilik bisnis yang belum memprioritaskan ini,” kata Ayunda.
Selain pengelolaan sisi konten, tiap kanal go online memiliki aspek-aspek penunjang lain untuk memaksimalkan kehadiran online. Contohnya di marketplace, pengelolaan dari sisi promo yang digunakan, hingga tampilan katalog dan kategorisasi produk perlu diperhatikan. Di laman, pengelolaan dari sisi kecepatan loading halaman hingga tampilan utamanya menjadi prioritas.
Lakukan Audit Laman Digital
A Sofalul Khazari, Customer Relations Specialist Niagahoster, menambahkan pekerjaan pemilik bisnis, pemerintah, hingga swasta tidak berhenti ketika UKM sudah go online. Kesempatan untuk mengembangkan bisnis pun bisa terbuka lebar saat pandemi.
Sofal melaporkan, Niagahoster mengalami kenaikan jumlah pemilik bisnis yang membuat website sebesar 35 persen pada April lalu. Dalam survei terhadap seluruh klien Niagahoster di kuartal II, 67,4 persen mengaku membuat website untuk mengembangkan bisnis.
Niagahoster saat ini melakukan program Audit Your Site (AYS) untuk membantu pemilik bisnis dan UKM melakukan proses audit pada website bisnis atau toko online-nya.
Menurut Sofal, performa laman digital atau website yang optimal tidak hanya akan mempertahankan bisnis UKM di masa pandemi, tapi juga memberi peluang pengembangan bisnis dan merek UKM.
Dalam AYS, secara khusus website akan diaudit dari sisi SEO (konten, pencarian di mesin pencari), kecepatan loading, dan pengalaman pengunjung website (UI/UX, tampilan). Tiga hal ini merupakan yang paling esensial dalam menunjang performa website.
“Website yang ideal itu harus mudah ditemukan di mesin pencari, cepat, dan memberikan pengalaman berbelanja berbeda. Website yang seperti ini akan menyumbang trafik, users, bahkan sales yang menguntungkan untuk pemilik bisnis,” pungkas Sofal.
Saat ini lebih dari 100 website melalui proses audit. Dari 100 website tersebut, 31,9 persen merupakan website company profile; 30,8 persen website blog, dan 23,1 persen website toko online. Harapannya, Niagahoster dapat mengaudit lebih banyak website dan meningkatkan performa website pemilik bisnis dan UKM di Indonesia. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaDebat senlanjutnya, giliran para cawapres yang akan beradu gagasan dan visi misi terkait dengan isu-isu ekonomi.
Baca Selengkapnya50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.
Baca Selengkapnya"Digitalisasi oleh UMKM membuka berbagai peluang bagi perluasan akses pasar," kata Menteri Budi
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data pada Sistem Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) hingga 16 Juli 2024, tercatat 40.210 atau sekitar 10,52 persen
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi transaksi pembayaran menjadi keharusan bagi setiap UMKM ditengah derasnya perputaran uang dan pengembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo berbicara mengenai startegi agar produk UMKM bersaing di tengah gempuran online shop
Baca SelengkapnyaAdanya pelaku UMKM yang mengajukan pinjaman melalui Fintech lending, disebabkan mereka yang selama ini belum dapat mengakses industri perbankan.
Baca SelengkapnyaUMKM perlu waspada serangan hacker, seiring UU PDP bakal diberlakukan.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya