Australia tanggapi serius serangan hacker Indonesia
Merdeka.com - Bank Sentral Australia, RBA, dan Kepolisian Federal Australia, AFP, mengakui adanya serangan hacker yang ditujukan pada situs mereka. Bahkan, mereka menanggapi hal ini dengan serius.
Seperti yang dilansir ABC (21/11), kedua situs milik lembaga penyelenggara negara Australia ini diakui telah disusupi para dedemit dunia maya dari Indonesia. Namun begitu, keduanya menyatakan tidak ada data berbahaya atau sensitif yang berhasil dicuri oleh para hacker tersebut.
"Kami menemukan serangan pada situs open source kami, untungnya serangan ini tak mampir ke jaringan kami yang rahasia, serangan tersebut pun masih sedang kami tanggulangi," kata Komisioner AFP, Tony Negus.
-
Apa yang diminta hacker dari pemerintah? Atas serangan itu pelaku meminta tebusan senilai USD8 juta atau Rp131 miliar (kurs Rp16.360) ke pemerintah.
-
Siapa yang ngasih saran ke pemerintah tentang hacker? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Kepolisian Federal Australia ini pun tak mau menanggapi siapa yang menyerang situs mereka. Namun, mereka mengaku akan menghadapi para hacker ini dengan serius.
"Saya tak yakin siapa penyerangnya, namun kami tengah menginvestigasi hal ini," sambung AFP.
RBA juga memberikan pernyataan yang sama terkait serangan hacker pada situs mereka. Disebutkan pula, data penting mereka masih aman meski situs utamanya diserbu hacker.
"RBA mengonfirmasi adanya serangan DDoS. Situs kami tak jatuh, namun mungkin agak lambat bila diakses beberapa pengguna," kata seorang juru bicara RBA.
Sebelumnya, hacker Indonesia memang mengaku menyerang kedua situs ini secara berturut-turut pada dua malam kemarin. Untuk situs RBA memang gagal diruntuhkan karena situs tersebut tiba-tiba saja mengganti IP-nya. Sementara situs AFP dan tiga situs lain bisa diserang dan tak bisa diakses.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Hubungan persahabatan di antara kita sangat saya hargai," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba di Canberra untuk kunjungan kerja (kunker) ke Australia, Senin (19/8)
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo menyampaikan rasa hormat setinggi-tingginya kepada PM Australia dan jajarannya
Baca SelengkapnyaKedatangan Menhan Australia sekaligus meneken Defence Cooperation Agreement (DCA) di Akademi Militer (Akmil).
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Indonesia yang juga Presiden terpilih pada Pemilu 2024, Prabowo Subianto bertemu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Canberra.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaTiba di Canberra, Prabowo Bakal Bertemu PM Australia Anthony Albanese
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam menegaskan sedang melakukan mitigasi untuk mengantisipasi dampak lanjutan pasca kebocoran data tersebut.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, DCA ini menunjukkan komitmen Indonesia-Australia untuk meningkatkan kerja sama pertahanan.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca Selengkapnya